Berkata ala Diri Sendiri, Berawal di Bumi Sendiri—Merah Putih!!—

Berupaya menyisir, menggeledah, membongkar sembari mencari, menyelidiki, ataupun nyantri pada Kiai Kehidupan untuk memilah dan berusaha menemukan apa yang pantas diperjuangkan dalam hidup...

Jumat, 19 Desember 2008

dReaM eN moTivaTiOn....

Mimpi. Mungkin inilah yang menjadi daya tarik paling kuat dari perjalananku masa kini. Rasanya aku datang dari mimpi dan mimpiku adalah motivasi.
Saat pertama kali aku mendengar kata-kata beasiswa study di luar negeri, rasa-rasanya mustahil dan tak mungkin aku bisa menembusnya. Terlalu jauh! pikirku kala itu. Bahkan, untuk bermimpi saja aku tak berani. Aku sempat mengubur bayangan itu untuk sementara waktu. Namun, aku menemukan sesuatu yang bisa mengubah cara pandangku 180 derajat!. Itu hanyalah sebaris kalimat hasil interpretasi seorang penulis yang isinya kurang lebih seperti ini,
Hidup dan nasib bisa tampak berantakan, misterius, fantastis dan sporadis, namun setiap elemennya adalah subsistem keteraturan dari sebuah desain holistik yang sempurna. Menerima kehidupan berarti menerima kenyataan bahwa tak ada sekecil apa pun terjadi karena kebetulan. Ini fakta penciptaan yang tak pernah terbantahkan.
Kiranya, itulah yang mengembalikan jiwa pemberontakku untuk keluar dari imajinasi-imajinasi terbatas dan kembali teguh dan optimis dalam mendaki puncak tantangan. Aku tak ingin seperti kura-kura yang mengerut dalam tamengnya. Jadi, aku harus menjemput kesuksesanku sendiri. Karena aku tahu, Tuhan tak akan menjadikanku baik kalau aku tak berusaha lebih baik. Untuk apa aku takut bermimpi sekolah ke luar negeri, untuk apa aku takut bermimpi dapat beasiswa, kalau mimpi itu bisa membawaku ke dalam kondisi kritis dan bisa memberikanku motivasi untuk berlaku maju dan jadi lebih baik. Inilah yang membuat hasratku tiba-tiba bergejolak dan melesat-lesat begitu cepatnya.
Semoga Tuhan mengabulkan mimpi dan doa-doaku....***

hEy U...!I'm comin'.....

Jumat, 05 Desember 2008





Kali ini aku kembali melihat mereka bersenda gurau bersama. Bergurau dalam kehangatan pagi yang indah. Namun aku tak merasakan keindahan itu. Hanya kehampaan yang saat ini terpatri dalam benakku.

Arian. Ya. Sudah sekian lama aku tak bersua dengannya. Sudah sekian lama aku tak melewatkan waktuku bersamanya. Dan sudah sekian lama itu pula aku memendam rasaku yang sepertinya ingin meledak. Meledak-ledak seperti emosiku saat aku melihatnya bersama orang lain. Namun, aku tak pernah punya keberanian untuk mengungkap semua itu. Aku juga tak punya nyali untuk tunjukkan rasa hatiku yang sebenarnya, meski aku harus sering merasa bahwa aku tak lebih dari seorang pengecut!. Aku seperti tak punya kekuatan melawan itu semua. Dan yang kulakukan hanya menunggu dan menunggu.


*****



Senin, 17 November 2008

mY heaRt cOme BaCk….


I wait….

Always wait…

Wait for a long time…

Wait for a sacrifaction…

Wait for a heart that I miss…

Hope it can be mine…

And the next, I can give my heart….

The only one for my missing heart…

But, this evening…

When the sun disappeared,

I saw the moon who get my soul…

Makes me feel calm down…

I took the light, but I can’t see it again…

The next, I want to close my eyes…

Hope it can lost my sadness

‘coz I can’t find my missing piece…

Suddenly, there was a light come for me…

I can’t see it coz it blinking…

Then, I close my eyes back…

And I realize that it was my missing heart….

I cant stop my tears,

I cant stop my love…

This is my moment …

I'd like to stop the clock make time stand still…

Listening his words and whispering something

My heart feel come back…

My moment unforgettable 4ever and ever

I miss U…

I miss U my missing piece…

@ri@n for @ri@n

Jumat, 14 November 2008

Review...


Dasar cinta mendalam hanya milikNya. Aku tak sampai setitik kotoran kuku bila dibandingkan dengan beragung-agung kuasaNya. Aku juga sangat ringan tak punya kuasa dan kekuatan laiknya anai-anai yang beterbangan terombang ambing tak berdaya…
Aku hanya hamba hina yang tak tahu berterima kasih…
dengan bekal cinta yang terbata-bata dan sangat minim, aku masih bisa merajai semesta…
karena cintaNya dan hanya karena cintaNya yang aku tak pernah sanggup mengukurnya, aku hanya akan hancur dengan segala logika,obsesi dan ambisiku….

Aku hanya bisa mengeja sepatah demi sepatah cinta, secuil demi secuil kasih dan seucap demi seucap alunan takbir yang mengalun lembut serta melalui pengabdianku kepada sepansang matahari, hanya dan hanyalah untuk menyusun mozaik cinta yang terbaik dengan segala ikhtiyar dan tawakkalku menuju dasar cintaNya…

A piece of ....

Malamku kali ini kembali sunyi. Sang bulan terlihat tersenyum sembari menunjukkan cahayanya yang sengaja mengejekku karena hampir tujuh bulan ini aku sendiri dan sendiri, kesepian dalam hening malam merindukan seseorang yang ruangnya di hatiku belum tergantikan. Ku tengadahkan wajahku seraya menikmati pekatnya malam, sejurus kemudian aku terpejam dalam dingin malam menusuk tulang. Matahari itu muncul dalam lamunanku. Bulan itu melambaikan tangannya untukku.Aku bergumam dalam kerinduanku bersama malam.

Matahariku,

Aku sedang memejamkan mata

Kemudian...

Kaukah itu?

Terlihat mengacak rambutku, tertawa lepas dan memandangku dengan sorot mata teduh melindungi

Aku menarik bibirku, berikan senyum tulusku

Lalu, kau menarik tanganku

Membawaku bersama mimpimu

Menggenggam tanganku seerat ikatan hati,

Aku merasakan tenang dan tenteram

Aku serasa ingin malam ini turun hujan,

Karena hujan itu indah, hujan itu tenang, hujan itu gemuruh hati, hujan itu air mata...

Hujan turun berarti bahwa sedihku, resahku, tangisku, rinduku lenyap dan pecah

Dengar aku Matahariku...

Peluk aku, dekap aku, jaga aku..

Karena aku telah mati di rengkuhmu..

Sedetik kemudian aku terlelap dalam mimpi dan harapan yang menggantung dalam nadi.

***

Pagi ini aku kembali menyusuri koridor sekolah bersiap duduk berlama-lama hanya untuk ilmu. Lima langkah menuju kelas, pandanganku selalu tertuju pada bangku pojok kanan. Ya, disitulah harapanku. Agaknya pagi ini aku berangkat agak pagi karena kelas masih sepi dan matahariku belum juga datang. Aku meletakkan tasku di bangku pojok kiri. Undian kali ini aku kebagian duduk di pojok belakang. Aku mulai membuka koran yang sengaja kubawa karena kemarin aku belum sempat membacanya.

”Eh, da koran baru ya non?” tegur Deny.

“Yups... kemaren lum sempet baca!“ jawabku.

”Pinjem donk.... sebentar ajah!” sahut Deny seraya menunjukkan muka sok imut.

Bibirku manyun beberapa senti namun luluh tiga detik selanjutnya. Kusodorkan koran tersebut dan secepat kilat Deny membawanya ke bangkunya.

Aku terdiam dan tanpa sengaja melayangkan pandangku ke bangku pojok di seberang bangkuku. Ya, bangku yang setiap pagi harus menerima nasibnya untuk kulirik dan kulirik selalu. Aku menyandarkan punggung ke dinding, kali ini tidak melirik tapi memandang. Jam menunjukkan pukul tujuh kurang lima menit. Seseorang berjaket coklat dengan kacamata bertengger di kedua matanya nampak beberapa langkah lagi memasuki kelas. Aku segera mengalihkan pandangku ke objek lain, yaitu koran di tangan Deny. Karena aku, tidak ingin dia memergoki aku sedang memperhatikannya.

”Den, udah belum?” tanyaku sembari menunjuk koran.

”Ahh... bentar donk!” jawab Deny ketus.

”Uggh... Dasar!”

Deny hanya menoleh dan memasang senyum gak jelas, sama seperti tadi. Kukira dia emang obsesi untuk jadi imut. He.

***

Jam pelajaran Bu Iffah, Matematika, aku sengaja keluar karena aku selamat dari cengekeraman iblis remidi yang sekarang melanda delapan orang anak di kelasku. Puji syukur!.

Aku duduk di bangku panjang di depan kelas dan mulai melanjutkan membaca koran. Dismapingku ada Eka, Tiwi dan Safi.

”Aduh, aku pusing banget Rin!” kata Eka sambil memegangi kepalanya.

”Aku juga sih sebenernya, tapi abiz kena pesona Obama, jadi agak berkurang deh” jawabku seraya menunjukkan koran yang memuat foto Obama, presiden Amerika terpilih ke-44.

”Eh...Obama yah!” sahut Tiwi sambil melongokkan kepalanya ke koran yang kubaca.

”Iya...kemaren ndak sempet baca.”

”Nih...biar nggak nganggur.” ujarku sambil menyodorkan bagian koran lain ke Tiwi.

”He...he...” ringis Tiwi.

Kemudian aku dikejutkan oleh seorang yang lewat dan menyapa Tiwi. Dia ternyata penghuni bangku yang kupandangi tadi pagi.

”Hey... Wi. Ikut aku yuk!” ajak dia.

”Kemana?” tanya Tiwi.

”Ke perpus.”jawabnya.

”Tapi masih baca.”

”Ayo’... ga papa!.Bacanya di perpus aja.”

“Tapi ini punya Arin...”jawab Tiwi. Seseorang itu kemudian melengos dan meninggalkan kita berempat.

”Eh, ke perpus yuk!” ajak Elis ke Eka. Tapi, malah Tiwi yang bersemangat.

”Yuk!!!” sejurus kemudian ia meninggalkan koran itu begitu saja dan berjalan bersama Elis menuju perpus. Aku yang saat itu pura-pura tenggelam dalam bacaan koran mencoba menghapus luka gores. Seseorang itu lagi-lagi tak menggubrisku sedikit pun.

Tapi akhirnya ada hasrat yang menuntunku untuk mengikuti ke perpus. Kemudian aku dan Eka segera menyusul mereka. Pemandangan pertama di perpus adalah seseorang itu, koran dan Tiwi. Beradu dalam satu melodi siang bolong. Aku yang tak rela, segera menenangkan hati dengan pura-pura tenggelam dalam koran. Lagi. Kali ini hatiku berkaca-kaca. Entah kenapa aku tak mau melewatkan sedetik pun untuk tidak memandang dia. Dan untuk pertama kali setelah sekian lama, aku memergoki dia yang juga sedang mengolah pandang kepadaku. Lukaku sejenak sirna dan berbunga.

***

Sore ini, mendung merundung bumi. Aku mengayuh sepeda Phoenix hitamku menyusuri jalanan kota sambil menikmati mendung yang menggantung. Namun, sejenak kemudian aku seperti tersambar petir tanpa kilat. Aku melihat pemandangan asing yang tak pernah aku sangka.

“Bruummm...!!“ suara motor itu mendahului jalanku.

Ternyata seseorang yang ku puja dan ku harapkan sedang membonceng Tiwi menikmati sore. Dan yang paling menyakitkan, mereka tidak menyapa atau sekedar tersenyum kepadaku. Mereka tenggelam dalam dunia mereka. Kali ini hatiku bukan hanya tergores ataupun berkaca-kaca. Namun, kali ini hatiku benar-benar tertusuk dan menangis.

Matahariku...

Secepat itukah aku hilang?

Sementara aku sulit dan sangat sulit untuk mengisi ruang kosong yang kau tinggalkan...

Mengenai janji yang kau ucap dulu,

Ternyata kau sudah menemukan matahari lain...

Aku menangis dalam mendung, dan aku berharap hujan segera turun. Turun bersama air mataku yang deras. Dan aku bisa menangis sepuasku tanpa ada seorang pun yang tahu.

Kemudian, Tuhan mengabulkan doaku....

***

Aku menggigil dalam dingin malam membeku. Bulan kemudian mendekat dan membelai punggungku. Rasanya aku memang harus bercerita. Tapi tidak!!. Bulan sudah mengerti. Tak perlu aku harus bercerita. Aku kembali menengadahkan wajah ke haribaan malam. Memejankan mata dan merasakan hembusan dewi malam.

”Matahariku....” seseorang hadir dan mengagetkanku.

”...” diam membisu dan kosong.

Seseorang itu menghampiri dan mengacak rambutku. Duduk disampingku kemudian memandangku. Menatap mataku. Aku kembali menggigil karena dewi malam berhembus terlalu kencang. Seseorang itu meraih tubuhku dan mendekapku dalam dadanya. Memelukku dalam indah dan hangatnya waktu. Kemudian dia membisikkan sesuatu,

”A piece of love for you, Dear…”

Aku tersenyum kemudian membuka mataku. Bulan masih berada di sampingku, namun segera beranjak dan berpamitan untuk lanjutkan tugas. Sepotong cinta yang indah dari duniaku yang semu. Berharap matahariku akan kembali dalam duniaku yang sebenarnya.

Sabtu, 18 Oktober 2008

17 Tahun Mencari Cinta



I

Ketika baru tahu cinta

Lima tahun yang lalu aku belajar melihat cinta
Berlari dan mencoba memahami cinta
Setiap jengkal langkahku, setiap depa raihan tanganku
dan setiap jari yang mengusap peluhku
tak henti aku mengeja nama cinta
walau tak sedikit jua terperosok hingga terjun ke kawah hina

II

Ketika mulai melihat cinta

Tiga tahun kemudian aku mulai mengenal cinta
Bertemu dan berpandang walau tak jua paham siapa itu cinta
Imajinasi, obsesi dan ambisi mulai berani menyentuh cinta
Sampai idealisme tercekat memahami siapa itu cinta

III

Ketika tengah mengeja cinta

(to be continued)

Kamis, 16 Oktober 2008

Biar Aku eperti itu

.

Kau mungkin tak tahu betapa hatiku penuh luka saat aku harus membuat keputusan untuk meninggalkanmu. Saat aku menghadapi keadaan yang bisa membunuhku, bahkan membunuhmu ketika aku harus mempertahankanmu. Saat aku merasa sendiri dan sepi, tak seorangpun sudi menghela. Kau tak pernah tahu dan mungkin tak kan pernah tahu.

Aku menyadari bahwa saat ini kau sudah tidak lagi punya urusan denganku, begitu juga seharusnya denganku yang sudah tak punya andil apapun terhadapmu. Aku telah mendengar semua itu dari bibir dan hatimu. Aku sungguh telah mendengarnya. Hatiku gerimis setelahnya. Betapa sungguh secepat itu namaku lenyap dari hati dan pikiranmu!

Secepat itu juga kau menemukan matahari yang lai. Empat hari lalu, bahkan kau baru saja berterus terang bahawa kau hanya punya dua matahari. Matahari sesungguhnya dan satu yang lain adalah "Aku". Tapi aku pikir, aku harus tahu diri bahwa sinarku tak cukup menerangi jalanmu. Aku yakin dan percaya bahwa sesungguhnya ada matahari lain yang bisa menerangi hatimu. Menghangatkan jiwamu. Aku berdoa untuk kebahagiaanmu.

Kalauboleh aku berujar, matahari itu sesungguhnya telah ada di dekatmu. Tinggal bagaimana caramu untuk menarik sinar itu hingga dia bisa memberikan sinarnya padamu. Kau mungkin tak pernha tahu bahwa aku sudah merasa seperti itu sejak kau masih berada disampingku dulu.

Semoga kau masih bisa menerimaku, masih bisa mengingatku atau aku sangat berharap bisa jadi asteroid bagimu. Meskipun harus mendapatkan sinar dari matahari untuk bisa menyinarimu. Meskipun tidak seterang mentari, tapi setidaknya aku bisa sedikit menerangi hatimu dan menyingkitkan mendung di kelopak matamu.

Biarkan aku jadi seperti itu dan aku rela menyerahkan sinarku untuk mataharimu yang selanjutnya.
Biarkan sinar itu hidup dalam raga orang lain daropada harus menderita tak berdaya dalam hatiku.
Biar sinar itu hidup melalui orang lain, daripada harus menanggung sakit dan bersalah dalam jiwa ragaku.

Semoga kau tahu bahwa sinar itu masih hidup dan menunggumu.

Dan semoga kau tahu bahwa aku pernah mencintai seseorang hingga aku menangis.

ar i n z

Minggu, 12 Oktober 2008

It's Rainy Day


The day is cold, and dark, and dreary;
It rains, and the wind is never weary;
The vine still clings to the moldering wall,
But at every gust the dead leaves fall,
And the day is dark and dreary.

My life is cold, and dark, and dreary;
It rains, and the wind is never weary;
My thoughts still cling to the moldering Past,
But the hopes of youth fall thick in the blast
And the days are dark and dreary...

Kamis, 09 Oktober 2008

I’m just giving u time to miss me!






Sometimes, I forget to say hi,
Sometimes, I even miss to reply,
Sometimes, my msg doesn’t reach u,
But, it doesn’t mean that I forget u,
I’m just giving u time to miss me!

Please Forgive me!

..


"Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh. (QS. Al Qur’an, 7:199)


...

Rabu, 01 Oktober 2008

GURU KIMIA SMANEMA MERAIH GELAR MAGISTER



Salah satu guru kimia di SMA Negeri Mojoagung pada tanggal 10 juli 2008, berhasil meraih gelar Magister Teknik (MT) dari Universitas Brawijaya Malang, prestasi ini semakin memperkokoh barisan pengajar di SMA Negeri Mojoagung dan memberikan motivasi bagi para siswa untuk lebih berprestasi di bidang akademik. Berikut riwayat hidup guru kimia kita.

AHMAD, lahir di Jombang, 27 Oktober 1965, menyelesaikan sekolah dasar di MI Kesamben tahun 1979, SMP Negeri 1 di Mojoagung tahun 1982 dan SMPP jurusan IPA di kota Jombang tahun 1985, mendapat gelar Diploma Pendidikan Kimia IKIP Surabaya tahun 1989, kemudian pada tahun 1994 mendapat beasiswa untuk melanjutkan studi Sarjana Pendidikan Kimia di Universitas Pattimura Ambon dan meraih gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) tahun 1995, selanjutnya pada tahun 2006 mendapatkan beasiswa dari Biro Kerjasama Luar Negeri (BKLN) Depdiknas untuk melanjutan studi Pascasarjana Teknik Sipil konsentrasi Perencanaan Pendidikan di Universitas Brawijaya Malang dan meraih gelar Magister Teknik (MT) tahun 2008. Pengalaman kerja sebagai guru kimia di SMA Negeri 3 Ambon 1990 - 1998, guru kimia di SMA Negeri Mojoagung Jombang 1999 – saat ini. Mendapat penghargaan sebagai Pelopor Iptek dari LIPI dan Depdiknas tahun 2002 kemudian pada tahun 2006 mendapat penghargaan dari Bupati Jombang sebagai Juara II Guru Berprestasi Kabupaten Jombang.

ABSTRACT

THE AVAILABILITY OF VOCATIONAL HIGH SCHOOL
BASED ON LOCAL COMPETITIVE ADVANTAGE IN JOMBANG REGENCY
Ahmad, e-mail : ahmad_jbg@yahoo.co.id
Supervisor : Dr. Ir. Surjono, MTP. Co-Supervisor Ir. Ludfi Djakfar, MSCE, PhD

The development of vocational high school based on local competitive advantage in every cities or regencies is one of the milestone of National Education Department. Research questions are : What main sectors are the local competitive advantage?, What skills are needed to qualify and how many workers are employed to meet the local competitive advantage?, How is the availability of vocational high school opening vocational program based on the local competitive advantage?.
Research objectives are : (1) To describe and to analyze the Local Competitive Advantage in Jombang Regency, (2) To identify the required skills and to calculate workers absorption based on the local competitive advantage in Jombang Regency, (3) To analyze the availability of vocational high school opening vocational program based on the local competitive advantage in Jombang Regency.
The research employs LQ (Location Quotient) and Shift-Share analysis to know the local competitive advantage, to identify skills based on the local competitive advantage by interviewing with the experts of respective fields, to measure worker absorption based on the local competitive advantage by ILOR analysis (Incremental Labor Output Ratio) , and to analyze the availability of vocational high school opening vocational program based on the local competitive advantage by Table Check List after interview with the experts of respective fields.
The conclusions of the research are : (1) The local competitive advantage in Jombang Regency during the period of 2001-2006 shows the following features : agriculture sector , electric, gas and clean water sector, service sector, transportation and communication sector, (2) The middle-level of skills needed to qualify with local competitive advantage were expert of the agriculture, technician of the electric , gas and clean water, expert of service sector, and technician of transportation and communication sector. The number of workers employed based on the competitive advantage seems relatively high, especially the agriculture sector with the highest rank of all sectors, but with low productivity, (3) The availability of vocational high school opening vocational program based on local competitive advantage shows that only one vocational high school opening vocational program based on the agriculture, namely Kudu State Vocational High School while the agriculture refers to the main sector with the highest worker absorption. Three vocational high schools opening vocational program based on electric, gas and clean water. Fourteen vocational high schools opening vocational program based on service. Twenty-nine vocational high schools opening vocational program based on transportation and communication.
This research suggests that agriculture as local competitive advantage should be supported by vocational high schools opening vocational program for developing and manufacturing, packaging, and marketing of farming commodities so that this local advantage can be developed, not only involves the activity of harvesting and selling product but also increasing the value added by harvesting, manufacturing, packaging and marketing.

Key words : Local Advantage, Skill, Vocational High School, Vocational Program.

---------------------------------------------------------------------------------------------------

".....Semakin bangga jadi siswa SMANEMA,...... " =)


from : magz-o.blogspot.com

Selasa, 30 September 2008

Jelujur Takbir dalam Hati


Allahu akbar….. Allahu akbar….. Allahu akbar…..

Laailahaillallahu wallahu akbar………………

Allahu akbar………. Walillahilham…….

Kumandang takbir bertalu-talu

Menggema dan menggaung hingga pelosok surau

Beradu menunjukkan Kebesaran Yang Satu

Beragam suka - beragam duka teradu mengharu

Gejolak hati bermain dalam kalbu

Banyak orang bersuka dalam nikmat terburu

Beberapa orang bersuka dalam rahmat tersyahdu

hingga menitik, menetes dan mengalir air mata sendu

Yaa Maha Rahman,

Ramadhan pulang , Syawal menjelang

Sang bulan penuh rahmat ampunan

Akankah diri terhanyut dalam karunianya,

atau mengalir saja karena mati dan ambisi?

Sampai kini.......

Aku teronggok sepi,

Terbujur menepi,

Azzam teralun, mengantar niat suci,

Menjemput Kebesaran nan pasti

Oh..... Malaikat-malaikat suci....

Aku merangkak menggapai gemintang bercahaya

Aku merintih tertatih menjejak cinta untuk Tuhan Sang Pencipta

Aku meresapi jelujur kasih buat Sang Pangeran Cinta

Aku mencoba merengkuh diriku dalam pusaran ridlo Illahi

Hanya untuk mengeja makna Fitri yang Indah

Hanya untuk menyampaikan segala pujian dalam peraduanku

Sungguh CintaNya murni tak imitasi

Sungguh KasihNya indah tak terperi

Segala macam karunia, rahmat dan hidayahNya terobral begitu saja

Terlontar bagi semua yang mempercayaiNya

Semoga Tuhan selalu terbawa dalam niat dan perbuatan

Semoga dzikir menjadi batas antara hitam dan putih

Suci Illahi selalu mengantar keindahan yang hakiki


=>
Ramadhan 1429 H hampir habis.....
arinee's only

Kamis, 04 September 2008








tanda tangan Bang Ikal




mahar-lintang-ikal


sumber : abiku2008.multiply.com
ceritaria.multiply.com







10 ANGGOTA LASKAR PELANGI

Sabtu, 30 Agustus 2008

Bias Gemuruh Suara Hati Malam Ini

Tak pernah terbesit dalam hati, torehkan luka di hatinya
Tak pernah terlintas goreskan duka di kalbunya
Sejenak terpaku dan mengadu
pada hamparan jiwa seluas samudera
Namun tak sebanding dengan duka lara
Hingga hati menelan mentah-mentah
semua insiden beragam dalam layar keniscayaan

Belum juga merasa rugi,
Belum juga merasa mati,
Masih terasa indah terisi,
Sampai seorang datang menghampiri,

"Marahlah padaku!!"
katanya dalam raut senyap tak jelas,
tersirat penuh keprihatinan,
hati tak kunjung merasa,
sampai air mata sudi mendahului,

Hujan temaram mengguyur sepi,

Getar nadi menjadi saksi,


Lalu.....
Gemuruh hati bertalu-talu....
Teringat segala kebodohan masa lalu....
Rugi membayang...
Sepi menghadang....
Segala ungkapan tumpah ruah dalam bias pelangi kelopak mata....

Aku akan marah dengan caraku sendiri,
Tak perlu ku korbankan hati orang lain,
Marahku, air mataku seakan berkata dan mengadu :

"Kenapa dia selalu membuatku menangis??"

Sekali lagi seorang itu berkata :
"Tenangkan, marahlah padaku!"

Aku kembali menggeleng dan berucap terima kasih,


Seseorang itupun beranjak dan ucapkan selamat malam untuk hati yang tersayat....


(untuk kisah yang selama ini termainkan, aku menggulung layarmu kali ini!!)

Minggu, 10 Agustus 2008

Perkenankanlah Aku MencintaiMu

Perkenankanlah aku mencintaiMu seperti ini

tanpa kekecewaan yang berarti meski tanpa kepastian yang pasti

Harapan-harapan yang setiap kali dikecewakan kenyataan

Biarlah dibayar oleh harapan-harapan baru yangmenjanjikan

Perkenankanlah aku mencintaiMu semampuku

menyebut-nyebut namaMu dalam kesendirian pun lumayan

Berdiri di depan pintuMu tanpa harapan

Kau membukanya pun terasa nyaman

Sekali membayangkan Mau memperhatikanpun cukup memuaskan

Perkenankanlah aku mencintaiMu sebisaku

Oleh : Mustofa Bisri

Jumat, 08 Agustus 2008

080808

Now, this day is an amazed day coz it has the same date with its month and year....

But................................how we can make this day better???????


I think the reasons are in your self... May be in myself, i'll do the greatest act to My Highest Love...
although it is not easy to do.... i think planning is better than nothing, right???
The second act is more respect to my parents only,
The third act is do my homework better.... ,
The fourth act and so on are still be in my other mind ...... ^_+

(to be continued)

Selasa, 29 Juli 2008

Lama........... gak jumpa!!

Kelas 3 emG sibuk....., palagi klo' dulunya jd pengurus OSIS. SkrG mah lgi sibuk2x nyiapin tetek bengek buat LDK (Latihan Dasar Kepemimpinan) plus Pelantikan pengurus baru.... kan jadi panitia or senior ceritanya.... Yah, gak jauh2 lah. Gw jG ngalamin spt tu....
Mulai dari bikin TPS, bilik suara, ngelatih PBB sampe harus teriak2 karena adek2x pada susah diatur!....
Les/bimbel di skul gak bisa ditolerir..........sampe sore Bo!menjelang petang hari lah...!!! hmpir ga da wktu bWt macem2.... nulis aja terbengkalai.... yach, mw gmna lagi, lulus tetep prioritas number one!!
Untuk para pembaca.... , afwan ya jika saya pernah makan hti, apapun alasannya deh pokokx... mnumx teh botol sosro......(hehehehe, bcnda y).... dan yang paling penting, saya Arin mohon doa restu agar diberi kelancaran belajar, diberi kesehatan selalu dan lulus dengan nilai memuaskan .... Amiin..... ya Robbal 'alamin....

Thx A Lot foR the rEaDerS....... May Allah BlessinGs Us!!!!

Mengeja Cinta di jalanNya ......*~

Sekian lama ...
Tertatih-tatih meniti cinta tertinggi untuk Yang Maha Tinggi ...
Terbata-bata mengeja kasih untuk sepasang Matahari,
Dan benar-benar terseok menapaki tangga kedewasaan berarti ...

Ambisi dan Obsesi semakin menjadi ...
Membuat logika terus bermain tanpa hati ...
Selalu menghiba keadilan Sang Rabbi ,
seakan tak pernah terpecahkan oleh hati nurani...

Sekian lama...
Angin, badai, terik dan sunyi menghampiri ..
Terombang-ambing dalam kenyataan tak berarti...
Jalan terjal membuat semakin banyak persimpangan...
yang menuntut untuk sebuah keputusan ...

Sekian lama...
Mencoba menjawab panggilan asa,
Berliter keringat dan air mata tercurah, hanya untuk sang asa...
Kemenangan-kemenangan semu semakin menggoda,
hingga cinta benar-benar hilang tak bersisa...

Dan...
Ambisi semakin menari...
Menipu dengan impian-impian palsu..
Cinta tertinggi terabaikan,
Kasih suci terlupakan ...
Jati diri pun hilang ntah kemana...

Namun...
Sungguh ironis!!
Matahari tetap terus menyinari...
Seakan tak pernah letih karena sedih ...
Bulan pun tak ingin meninggalkan kewajibannya...
Walau kekecewaan sering melanda...

Sekarang...
Kembali terbata mencari cinta...
Kembali tertatih menghampiri jati diri...
Begitu sakit, begitu letih ...
Hingga kering air mata, hingga habis peluh tenaga....

Oh Tuhan...
Aku mendekatimu...
Sungguh!!!!
Aku mohon, mendekatlah padaku...
Aku tahu Engkau sedang berbicara padaku...
Bisikkan seruanMu, dengarkan curahanku...

Rabbi...
Aku mengeja cinta di jalanMu...


(arinee--------)

Untuk yanG MAHA ESA

Yang Maha Esa....

Bicaralah padaku bila aku kesepian...

Bisikkanlah dukunganmu bila aku dirundung kecemasan...

Dengarkanlah suaraku bila aku jatuh...

Sudilah menjadi bagiku penghiburan dalam perjalanan ...

Bergantung aku hanyalah padaMu,

Jadilah bagiku pelipur di tengah duka ...

Jadilah bagiku penghormatan di tengah penyerahan diriku...

Sudilah menjadi penyejuk di tengah pengaduanku ...

Dalam naunganMu aku memohon ...

Semoga cintaku padaMU abadi hingga nanti ...

saat matahari tak lagi manampakkan senyumnya ...



(penyerahan diri....23 Feb 07)

untuk sang fajar ...

Tuhan...

Bukan maksudku menghancurkan semuanya

Ketika tatapan matanya menyiratkan sesuatu yang tak mungkin bisa kujangkau ...

Ketika uluran tangannya mengandung maksud yang tak terbaca oleh mata hatiku...

Aku takut akan tipuan dunia ...

Aku begitu takut semua ini hanya menyisakan keegoisan belaka ...

Aku mungkin tak kan merasa seperti ini, jikalau aku tak memalingkan mukaku ...

Tapi, aku terlanjur mengindahkan pandangan hatiku untuknya

Hingga semuanya berubah ...

Hingga semua hanya tentang dia ...

Tak mampu aku merenggut kebahagiaannya demi nafas dan kisahku ...

Semua ini bukan untukku...

Tapi hanya untuknya ...

Aku tak kan mungkin menggadaikan sebagian rasa cintanya untuk cintaku ...

Dia lebih dari seorang malaikat untuknya ...

Aku pikir,

Aku jauh tak lebih baik darinya....

Dan aku hanya menunggu ....

Sampai fajar pagi ini menyibak keheningan sang malam ...




(tulisan jadul bgt : 3 sept '07)

Selasa, 22 Juli 2008

Besok!! Serangan PIlbup Jombang-Pilgub Jatim...

Pagi ini, forum teman-teman pelajar sekelas XII IPA 1 mulai buka topik seputar Pilkadal alias Pemilihan Kepala Daerah Langsung yang akan dihelat besok pagi 23 Juli 2008 jam 07.00 - 13.00 WIB. Walaupun sebagian besar belum mempunyai KTP karena belum 17 tahun, tetapi sudah mendapat Kartu Pemilih, termasuk saya. Malangnya, ternyata tanggal lahir saya salah tulis. Padahal saya lahir 18 Oktober 1991 (18-10-1991) tapi di Kartu Pemilih saya tertulis 18 Januari 1991 (18-01-1991). Sempat terbesit di benak, apa tanggal lahir saya di semua berkas-berkas di kantor Kecamatan sala tulis ya?
Kembali ke topik Pilkada 2008. Teman-teman mulai cas-cic-cus seputar akan memilih calon bupati/gubernur siapa. Maklum, karena kami tidak pernah ikut pemilihan umum sebelumnya. Berbagai pertimbangan mulai dilontarkan. Mulai dari calon bupati pasangan Nyono-Halim, Ha-Rum sampai pasangan To-No alias Suyanto-Widjono. Lalu, calon bupati pasangan Ka-Ji, SR, Salam, Achsan dan Karsa. Semua dipertimbangkan negative and positive factornya karena kami beranggapan semua itu ada baik dan buruknya.
Berdasarkan polling sekelas yang berisi 24 siswa, sebagian besar memilih pasangan Nyono-Halim untuk Pilbup Jombang dengan pertimbangan bahwa ingin adanya perubahan berarti untuk Jombang. Walaupun kami juga tidak sepenuhnya mengerti perubahan yang bagaimana yang diharapkan. Ada juga satu teman yang hampir saja menganut aliran golput, tapi untungnya ia segera dapat wejangan dari ortunya sekaligus teman-teman yang memang sangat menyayangkan tindakan tersebut. Tapi, seharusnya memang begitu bukan?. Menurut kacamata seorang pelajar yang hanya sekedar tahu, tapi sebenarnya sangat kurang sekali pengetahuan seputar kehidupan politik, seperti saya ini beranggapan bahwa golput sangat tidak mencerminkan jiwa bangsa Indonesia yang demokratis. Ntah demokratis arti sesungguhnya bagaimana, tapi sekedar tahu karena dalam pelajaran Kewarganegaraan sudah ada. Golput menurut kami pengecut dan merasa dirinya lebih baik dari para calon bupati/gubernur, padahal jika dalam kenyataanya kan belum tentu. Istilah kerennya 'ke-PD-an', begitu kata sebagian besar teman saya, termasuk saya. Menurut kami, orang-orang yang golput pada umumnya gak ngerti sebagaimana pentingnya partisipasi warga negara dalam kehidupan negara tersebut. Ngakunya bangsa Indonesia tapi kelakuannya kok tidak mencerminkan pribadi bangsa Indonesia?. Orang-orang yang golput kesannya seperti meremehkan calon-calon yang sudah ada. Gimana jadinya Indonesia kalau warganya banyak yang seperti ini? Kesadaran menjadi warga negara Indonesia yang baik saja tidak ada, gimana mau maju negara seperti ini? maka, jangan salahkan pemerintah kalau Indonesia jadi bobrok, lha wong tukang becak saja banyak yang golput(tidak bermaksud meremehkan para abang becak,tapi fakta menunjukkan seperti itu).
Untuk Pilgub Jatim, hampir teman-teman sekelas bingung soal figur pemimpin yang mana yang harus dipilih. Sebagian mereka kurang tahu latar belakang para calon. Mungkin untuk pasangan Ka-Ji dan Karsa. Sudah mengenal semua, tapi untuk tiga calon lain saya pikir mereka kurang mengenal. Ada banyak faktor, mungkin karena mereka kurang informasi karena berada di desa misalnya, tapi sekarang banyak surat kabar kok, apalagi internet. Browsing mudah, cepat dan gratis bisa dilakukan di lingkungan SMA Negeri Mojoagung. Mungkin karena faktor minat mereka pada dunia politiknya. Enggan membaca misalnya. Tapi untungnya, saya ada langganan surat kabar di rumah, jadi lebih mudah lah. MEskipun begitu perasaan malas juga ada sebenarnya. Demi kesadaran menjadi WNI yang baik, baca saja.
O ya, ada comment yang benar-benar membekas di hati. Tapi, sebelumnya saya mohon maaf untuk siapa saja yang membaca tulisan ini. Pasangan cabup To-No, untuk Suyanto yang periode kemarin sudah menjabat, ada celetukan yang menurut saya lucu saja. Salah seorang tim sukses pasangan To-No kemarin (21/07) mengatakan bahwa jika cabup pasangan tersebut terpilih, maka sekolah saya akan diberi 1 hektare tanah plus 1 lokal kelas. Sempat goyah sebenarnya, tapi tiba-tiba hati saya berpikir, janji mereka sudah di mana-mana, apa sanggup kekuatan seorang manusia untuk memikirkan janji-janji mereka yang sudah bejibun itu satu per satu. Maksud saya bukan meremehkan, saya juga masih seorang pelajar yang tak banyak pengalaman. Tetapi, jika dipikir logika seorang manusia yang dikelilingi nafsu dan kesalahan, apa bisa terwujud semua janji-janji maut para pasangan calon kepala daerah?. Yang jadi pertanyaan konyol dalam otak saya adalah, sekaya apa orang tersebut hingga bisa membiayai semua janji-janji maut mereka yang hampir semua berupa pendanaan pengembangan sarana, belum lagi biaya kampanye dan lain-lain yang menurut pengelihatan saya sangat menguras kocek para calon kepala daerah.
Lalu, ada lagi istilah 'serangan fajar' alias 'bom-boman' yang dilakukan menjelang pemilihan langsung. Teman-teman ada juga yang nyeletuk seputar masalah tersebut. Katanya, saya juga belum pernah tahu langsung, setiap fajar menjelang pemilihan, selalu ada event bagi-bagi uang atau sembako yang istilahnya untuk 'sogokan' agar memilih calon yang bersangkutan. Ironisnya, hal ini seperti sudah menjadi budaya bagi kebanyakan masyarakat Jawa Timur, mungkin juga Indonesia. Nah,ini juga yang mungkin menjadi faktor X kurang berhasilnya para pemimpin di Indonesia. Meskipun, saya masih seorang pelajar SMA yang tidak banyak pengalaman, tapi saya mengaku prihatin dan sangat miris dengan fenomena seperti ini. Saya juga bisa memaklumi, bagaimana sumber daya manusia Indonesia. Tapi, yang harus dipikirkan adalah bagaimana cara jitu mengatasi budaya tak terpuji seperti itu. Yang saya lakukan sebagai pelajar juga tidak bisa banyak sekarang, umumnya tidak langsung, saya kira menjadi WNI yang baik bisa saya mulai dulu dari diri saya sendiri. Siapa tahu nanti bisa menularkan kesadaran ini ke orang lain sampai semua penduduk Indonesia. Amin.
Mungkin inilah pandangan seorang pelajar terhadap hal-hal menjelang detik-detik pemilihan bupati Jombang dan gubernur di Jawa Timur. Inilah Pilkada menurut kacamata pelajar yang tak banyak pengalaman dan masih perlu banyak sekali belajar. Mohon maaf jika tulisan ini sempat membuat hati kurang nyaman. Mohon saran dan kritik yang membangun karena saya masih sangat pemula. Terima kasih.

arinee-originale


Minggu, 13 Juli 2008

a mOtiVaToR

  1. Bukan hal-hal besar yang menjadikan orang besar, tetapi hal-hal yang lebih kecil yang dikerjakan dengan kekuatan impian-impian besar dan pengabdian yang setia
  2. Sulit bagi anda untuk menemukan orang yang dalam rencana keberhasilannya ada ada rencana keberhasilan anda. Maka anda harus merencanaan keberhasilan anda sendiri.
  3. Yakinilah, bila ada kemungkinan bagi anda untuk gagal, berarti ada kemungkinan bagi anda untuk berhasil. Fokuslah untuk memaksimalkan kemungkinan keberhasilan anda.
  4. Bila anda ingin mengetahui masa lalu anda, kenalilah keadaan anda sekarang. Bila anda ingin mengetahui masa depan anda, perhatikanlah yang sedang anda kerjakan sekarang
  5. Anda hanya sepenting yang anda kerjakan. Bila anda meningkatkan nilai dari pekerjaan anda bagi orang lain, anda akan menjadi semakin penting bagi mereka
  6. Orang-orang yang berhenti belajar akan menjadi pemilik masa lalu. Orang-orang yang masih terus belajar, akan menjadi pemilik masa depan
  7. Kasih sayang adalah pembangun kasih sayang. Jangan pernah menuntut perhatian dan kasih sayang dari pasangan anda, bila anda tidak memulai yang anda tuntut.
  8. Anda bisa memberi tanpa mengasihi. Tetapi anda tida mungkin mengasihi tanpa memberi
  9. Mengerjakan lebih banyak daripada yang anda terima sebagai bayaran, akan membuat anda dibayar lebih banyakuntuk yang anda kerjakan
  10. Ada orang yang dari senin ke jumat memikirkan Sabtu dan Minggu dan mengkhawatirkn senin selama hari Minggu. Sebetulnya, orang seperti ini hidup pada hari apa?
  11. Perubahan tidak menjamin tercapainya perbaikan, tetapi tidak ada perbaikan yang bisa dicapai tanpa perubahan. Maka bersikap ramahlah kepada perubahan.
  12. Kepedihan di masa lalu itu terjadi satu kali. Jangan mengulanginya dalam pikiran dan perasaan, karena kepedihan itu akan mengganda dan melemahkan anda
  13. Kita harus pandai bersyukur dan ikhlas menerima pemberian, dan tidak mengeluh setelah menerima. Tetapi pastikanlah anda berdiri di mana pemberian itu besar.
  14. Orang berkualitas yang dibayar rendah, bagai emas yang diperlakukan seperti kuningan, karena penampilannya buruk. Maka hati-hatilah dengan penampilan anda
  15. Anda tidak akan bisa menghindari keharusan untuk meniru. Maka menirulah, tetapi pastikan bahwa anda sulit ditiru. Dengannya, anda menjadi original.
  16. Semakin banyak yang anda inginkan, akan semakin banyak yang hanya tinggal jadi keinginan. Fokus pada satu keinginan memungkinkan pencapaian banyak keinginan
diposting dari "Motivasi dari Pak Mario Teguh"

Jumat, 27 Juni 2008

SOAL – SOAL BIOLOGI KELAS XI IPA

english version

Choose the correct answer below!

1. Urine formed by a kidney collects in the _____ before being drained from the kidney by the _____ and transported to the _____
    1. urethra ... urinary bladder ... ureter
    2. renal pelvis ... medulla ... cortex
    3. renal pelvis ... ureter ...urinary bladder
    4. renal pelvis ... urethra ... urinary bladder
    5. ureter ... renal pelvis ... urinary bladder

4. The _____ are the major blood vessels transporting blood to the kidneys.

    1. pulmonary arteries
    2. glomerulus
    3. renal arteries
    4. renal veins
    5. venae cavae

5. The outer part of the kidney is the _____

    1. medulla
    2. nephron
    3. lacteal
    4. cortex
    5. Bowman's capsule

6. Which of these is the functional unit of a kidney?

    1. neuron
    2. villi
    3. nephron
    4. alveolus
    5. osteon

7. The movement of substances out of the glomerulus and into Bowman's capsule is referred to as _____

    1. secretion
    2. reabsorption
    3. active transport
    4. ion pumping
    5. filtration

8. The movement of substances from the blood into the proximal tubule is known as _____

    1. filtration
    2. dialysis
    3. secretion
    4. reabsorption
    5. none of these

9. Which of these is reabsorbed from filtrate?

    1. sodium chloride
    2. glucose
    3. water
    4. amino acids
    5. all of these

10. As filtrate moves down the loop of Henle, the surrounding interstitial fluid becomes _____ concentrated than the filtrate, so _____ leaves the filtrate.

    1. more ... urea
    2. less ... urea
    3. more ... water
    4. less ... water
    5. less ... water and urea

11. The most abundant solute in urine is _____

    1. glucose
    2. water
    3. plasma proteins
    4. sodium chloride
    5. urea (and other nitrogenous wastes)

13. Glucose is removed from filtrate by _____

    1. secretion
    2. diffusion
    3. dialysis
    4. active transport
    5. osmosis

14. Under the influence of antidiuretic hormone (ADH), _____ is produced.

    1. urine containing more glucose
    2. bloody urine
    3. urine containing a lower concentration of urea
    4. more concentrated urine
    5. less concentrated urine

15. Antidiuretic hormone (ADH) makes the _____ permeable to water.

a. ascending portion of the loop of Henle

b. collecting duct

c. Bowman's capsule

d. proximal tubule

e. descending portion of the loop of Henle

(sman's mojoagunkz only....)

Kamis, 26 Juni 2008

tO mY cLose-FriEnDs

aku tidak pernah menyesal karena berteman
aku semakin menyadari bahwa aku harus semakin tahu diri
dan tidak lagi berharap apa yang sebenarnya tidak diperuntukkan bagiku

teman...
jangan pernah mengira aku akan marah dan menjahuimu
aku senang karena kau tak hanya diam dan menunggu keberhasilan
tapi, kau mampu menjemput keberhasilan itu karena dirimu sendiri
bukan karena orang lain atau siapapun juga...

good luck 4 u at July,5th 2008...
i still love u 'n may Allah blessings us...
thx a lot... i hope u never regret to get friendship with me..

My_Words_Today....

JIKA APA YANG KAU IMPIKAN TAK ADA DALAM GENGGAMAN, JANGANLAH MENYERAH PADA ALAM, LAKUKAN APA YANG BISA KAU LAKUKAN, DENGAN HARAPAN KAU KAN BISA MENDAPATKAN YANG "LEBIH BAIK" DARI APA YANG KAU IMPIKAN ...
(e-liz,myfriend)

JURNALISME_ONLINE

Oleh: Satrio Arismunandar

Jurnalisme Online secara fungsional bisa dibedakan dari jenis jurnalisme lain, dengan menggunakan komponen teknologinya sebagai faktor penentu, dalam hal perumusan operasional.

Jurnalis Online harus memutuskan tentang hal-hal sebagai berikut:
* Format media yang mana, yang terbaik untuk menyampaikan suatu berita (multimediality). Sejauh ini bandwidht dan hak cipta merupakan faktor-faktor struktural yang masih menghambat pengembangan content multimedia yang inovatif.
* Memberi pilihan pada publik untuk memberi tanggapan, berinteraksi, atau bahkan meng-customize (menyesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan publik bersangkutan) terhadap berita-berita tertentu (interactivity).
* Mempertimbangkan cara-cara untuk menghubungkan (connect) berita yang ia buat dengan berita lain, arsip, sumber data dan seterusnya lewat hyperlinks (hypertextuality).

Empat jenis Jurnalisme Online

Orang yang memproduksi content terutama untuk Internet, dan khususnya untuk World Wide Web, dapat dianggap bekerja untuk salah satu atau lebih dari empat jenis Jurnalisme Online yang tersebut di bawah ini.
Berbagai jenis jurnalisme online itu dapat ditempatkan di antara dua domain. Domain pertama, adalah suatu rentangan, mulai dari situs yang berkonsentrasi pada editorial content sampai ke situs-situs Web yang berbasis pada konektivitas publik (public connectivity).

Editorial content diartikan di sini sebagai teks (termasuk kata-kata yang tertulis atau terucapkan, gambar-gambar yang diam atau bergerak), yang dibuat atau diedit oleh jurnalis.
Sedangkan konektivitas publik dapat dipandang sebagai komunikasi ”titik-ke-titik yang standar” (standard point-to-point). Atau, bisa juga kita nyatakan sebagai komunikasi ”publik” tanpa perantaraan atau hambatan (barrier of entry), misalnya, hambatan dalam bentuk proses penyuntingan (editing) atau moderasi (moderation).

Domain kedua, melihat pada tingkatan komunikasi partisipatoris, yang ditawarkan oleh situs berita bersangkutan.
Sebuah situs dapat dianggap terbuka (open), jika ia memungkinkan pengguna untuk berbagi komentar, memposting, mem-file (misalnya: content dari situs tersebut) tanpa moderasi atau intervensi penyaringan.
Sedangkan komunikasi partisipatoris tertutup (closed) dapat dirumuskan sebagai situs di mana pengguna mungkin berpartisipasi. Namun langkah komunikatif mereka harus melalui kontrol editorial yang ketat.

1. Mainstream News sites

Bentuk media berita online yang paling tersebar luas adalah situs mainstream news. Situs ini menawarkan pilihan editorial content, baik yang disediakan oleh media induk yang terhubung (linked) dengannya atau memang sengaja diproduksi untuk versi Web. Tingkat komunikasi partisipatorisnya adalah cenderung tertutup atau minimal. Contoh: situs CNN, BBC, MSNBC, serta berbagai suratkabar online. Situs berita semacam ini pada dasarnya tak punya perbedaan mendasar dengan jurnalisme yang diterapkan di media cetak atau siaran, dalam hal penyampaian berita, nilai-nilai berita, dan hubungan dengan audiences. Di Indonesia, yang sepadan dengan ini adalah detik.com, Astaga.com, atau Kompas Cyber Media.

2. Index & Category sites

Jenis jurnalisme ini sering dikaitkan dengan mesin pencari (search engines) tertentu (seperti Altavista atau Yahoo), perusahaan riset pemasaran (seperti Moreover) atau agensi (Newsindex), dan kadang-kadang bahkan individu yang melakukan usaha (Paperboy). Di sini, jurnalis online menawarkan links yang mendalam ke situs-situs berita yang ada di manapun di World Wide Web. Links tersebut kadang-kadang dikategorisasi dan bahkan diberi catatan oleh tim editorial. Situs-situs semacam ini umumnya tidak menawarkan banyak editorial content yang diproduksi sendiri, namun terkadang menawarkan ruang untuk chatting atau bertukar berita, tips dan links untuk publik umum.

3. Meta & Comment sites

Ini adalah situs tentang media berita dan isu-isu media secara umum. Kadang-kadang dimaksudkan sebagai pengawas media (misalnya: Mediachannel, Freedomforum, Poynter’s Medianews). Kadang-kadang juga dimaksudkan sebagai situs kategori dan indeks yang diperluas (seperti: European Journalism Center Medianews, Europemedia). Editorial content-nya sering diproduksi oleh berbagai jurnalis dan pada dasarnya mendiskusikan content lain, yang ditemukan di manapun di Internet. Content semacam itu didiskusikan dalam kerangka proses produksi media. ”Jurnalisme tentang jurnalisme” atau meta-journalism semacam ini cukup menjamur.

4. Share & Discussion sites

Ini merupakan situs-situs yang mengeksploitasi tuntutan publik bagi konektivitas, dengan menyediakan sebuah platform untuk mendiskusikan content yang ada di manapun di Internet. Dan kesuksesan Internet pada dasarnya memang disebabkan karena publik ingin berkoneksi atau berhubungan dengan orang lain, dalam tingkatan global yang tanpa batas.

Situs semacam ini bisa dibilang memanfaatkan potensi Internet, sebagai sarana untuk bertukar ide, cerita, dan sebagainya. Kadang-kadang dipilih suatu tema spesifik, seperti: aktivitas anti-globalisasi berskala dunia (situs Independent Media Centers, atau umumnya dikenal sebagai Indymedia), atau berita-berita tentang komputer (situs Slashdot,Thursday, August 03, 2006). ***

Sabtu, 21 Juni 2008

alhamdulillah....

Terima kasih, Tuhan....
Ulangan blok semester genapku kali ini, untuk 4 mata pelajaran geo,B. Inggris,B. Indonesia sma Matematika q g kna remidi.... tp msih tu c yg diumumkn,blom yg laen. Q tkut bgt sma kimia, fisika n biologi. Oy, TIK juga ding!
Smga Allah memberikan q nilai baik n q bsa sdikit membwt ortuq bahagia.... Amien....

Selasa, 10 Juni 2008

SURROUNDED-Dream Theater

Morning comes too early
and nighttime falls too late
And sometimes all I want to do
is wait

The shadow I've been hiding in
has fled from me today

I know it's easier to walk away
than look it in the eye
But I will raise a shelter to the sky
and here beneath this
star tonight I'll lie

She will slowly yield the light
As I awaken from the longest night

Dreams are shaking
Set sirens waking up tired eyes
With the light the memories
all rush into his head

By a candle stands a mirror
Of his heart and soul she dances
She was dancing through the night
above his bed

And walking to the window
he throws the shutters out
against the wall
And from an ivory tower hears
her call
"Let light surround you"

It's been a long, long time
He's had a while to think it over
In the end he only sees the
change
Light to dark
Dark to light
Light to dark
Dark to light

Heaven must be more than this
When angels waken with a kiss
Sacred hearts won't take the pain
But mine will never be the same

He stands before the window
His shadow slowly fading from
the wall
And from an ivory tower hears
her call
"Let the light surround you"

Once lost but I was found
When I heard the stained glass
shatter all around me
I sent the spirits tumbling down the hill
But I will hold this one on high above me still

She whispers words to clear my mind
I once could see but now at last I'm blind


I know it's easier to walk away
than look it in the eye
But I had given all that I could take
And now I've only habits left to break

Tonight I'll still be lying here
Surrounded in all the light

Minggu, 01 Juni 2008

Matahari dalam Matahati

Angin semilir menggoyangkan ujung jilbabku saat aku mengayuh sepedaku pagi ini. Lebih pagi dari biasanya. Mentari pun belum sepenuhnya menampakkan teriknya dan bulan pun juga masih belum mengucapkan selamat tinggal. Hari ini ada jadwal les pagi. Kulirik jam tangan di pergelangan tanganku, masih menunjukkan setengah enam pagi. Lampu-lampu jalan masih menyala, kabut menyebar di sana sini menambah kekhasan suasana pagi.

Lima menit kemudian aku sampai di gerbang sekolah. Pak Bon masih menyelesaikan tugasnya membersihkan sekolah. Kusapa beliau dengan senyumku. Pak Bon membalasnya dengan hal yang sama, namun sangat terlihat keikhlasannya. Pak Bon itu masih beberapa hari bekerja di sekolahku, agaknya beliau lebih rajin dari yang lain, ntah karena masih baru sehingga masih semangat. Tapi semoga saja tidak begitu.

Tempat parkir masih terlihat sepi saat aku meletakkan sepedaku. Hanya ada beberapa sepeda motor dan satu sepeda angin yang tak lain adalah sepedaku sendiri. Sejenak kemudian aku menyusuri koridor sekolah dan sampai di kelasku, kelas XI IPA 1 yang memang letaknya tak jauh dari gerbang kedua. Terlihat teman-temanku sedang asyik bercengkerama. Tampaknya Madam Rina belum datang. Beliau memang tak bisa diduga kedatangannya, kadang-kadang bisa pagi sekali dan kadang-kadang juga bisa sangat terlambat.

”PR-mu dah selesai, Biru?” tanya Lisa seraya menyapaku. Ya Lisa, teman sebangkuku dua minggu ini.
”Sudah, tapi begitulah masih ada yang bingung.”jawabku sambil meletakkan tas di laci bangku.
”Boleh dilihat?” ujar Lisa bermaksud minta izin.
”Boleh...., Ini...!”. Kusodorkan buku tugas Matematikaku padanya dan Lisa mulai membuka lembar demi lembar bukuku.
”Eh, Biru. Tadi waktu kamu lewat ruang guru, Bu Lisa ada nggak?” tanya Resi padaku sambil meneruskan menulis di bangkunya yang tepat berada di belakangku.
”Emm.... Insya Allah ga ada. Tadi disana kalo ga salah lihat,cuma ada Mas Rido sama Pak Bon.Emangnya da apa?”. Hari ini ada ulangan Geografi, Bu Lisa terkenal sadis kalau bikin soal. Mungkin karena itu Resi bertanya hal ini.
”Yang namanya Bu Sita dari gue sekolah di sini sampe sekarang, ga da tuh ceritanya beliau dateng pagi-pagi gini. Ada-ada aja lo! Ha...Ha...Ha...” Rio menyahut dengan pedenya.
”Dapet kabel dari mana lo bisa nyambung omongan gue ma Biru?” sergah Rsei membalas Rio yang rese’.
”Dari PLN Cabang Pohon di depan kelas. Emangnya napa? Lagian lo lucu banget sih nyariin Bu Sita setengah enem pagi, masih mandiin anaknya di rumah,non! Ha...Ha..Ha....” ujar Rio tak mau kalah. Mereka memang sudah kebiasaan otot-ototan nggak penting di kelas. Sampai-sampai ada anak iseng yang mau menjodohkan mereka berdua. Ada-ada saja, pikirku. Namun, Rio semakin mengeluarkan jurus-jurus mautnya, begitu juga Resi yang juga tak mau kalah. Tapi, perang adu mulut itu segera selesai ketika Madam Rani masuk kelas. Kali ini waktu les tinggal 45 menit.
***
Jam tanganku menunjukkan pukul tiga belas empat lima saat aku beranjak dari bangkuku untuk pergi ke musholla. Aku belum sholat Dhuhur. Segera aku dan Lisa mempercepat langkah.
Di tengah jalan, aku dan Lisa berpapasan dengan Fian. Anak kelas sebelah, XI IPA 2. Dia menyapa kami dan memberikan senyumnya yang memang manis itu. Aku dan Lisa membalasnya dengan hal serupa sambil menganggukkan kepala tanda hormat. Dia berlalu, begitu juga dengan aku dan Lisa.

”Eh, Biru... Gimana kamu ma Fian?“. Pertanyaan Lisa kali ini membuatku bingung.
’’Apanya?“ tanyaku balik. Kali ini mungkinLisa tampak kesal karena aku balik nanya.
”Huh... Capek deh. Ya.........gimana hubungan kamu ma Fian? Dia kan pernah bilang ke anak PMR kalau dia mengagumimu. Cieee....Yang lagi pedekate...” jawab
Lisa sembari menggodaku.
”Apa? Kamu salah ngomong kali... ” ujarku memastikan apa yang ku dengar itu salah. Aku kaget setengah pingsan kalau sampai apa yang dikatakan Lisa itu benar.
”Ya nggak lah... . Jadi kamu belum tahu tho? Atau sebenarnya tau tapi gak mau mengakui?” tanya Lisa penuh selidik. Kali ini aku kaget plus penasaran buangetz.
”Bener kok Lis, aku belum tahu. Emangnya gimana sih ceritanya? Kamu gak bohong kan, Lis?” ujarku meyakinkan Lisa sambil melepas sepatuku.
”....” Lisa tak menjawab
”Lis, ceritain dong! Please... “
“….” Lisa tetap tak menjawab dan beranjak dari sebelahku. Aku mengikutinya.
”Lisa, Lis, kamu kok diem aja sih?..... Lisa... Lisa!” panggilku setengah berbisik. Kali ini aku sudah di depan kran air wudlu dan bersiap membasuh anggota wudluku.
”Kamu bener-bener belum tahu?” tanya Lisa saat aku akan berkumur dan akhirnya kuurungkan.
Aku hanya menggeleng dan meneruskan berwudlu. Ya Tuhan, jadikan air wudlu ini penyejuk bagi jiwa-jiwa orang yang ikhlas. This time for my God!

***
Selesai sholat, aku dan Lisa pergi ke kantin untuk makan siang. Sore ini aku ada jadwal kelompokan Fisika dan Lisa ada ekskul PMR. Aku memesan mie ayam plus es jeruk dan Lisa pesan Bakso plus teh botol.
”Kamu benar2 ga tau?” tanya Lisa mengingatkanku pada kasus tadi siang.
”Bener Lis, aku ga tau. Aku mesti bilang apa lagi coba? Lha wong kenyataannya aku emang gak tau apa-apa.” jawabku sambil mempermainkan jariku di atas meja.
”Ok deh, aku percaya. Tadinya aku sempat percaya gak percaya sebab ada sumber yang mengatakan kalau sebenarnya kamu sama Fian itu sudah saling kenal sejak dulu. Trus kamu juga katanya udah menanggapi pernyataan Fian waktu itu.”
Perkataan Lisa cukup membuat jantungku sempat berhenti berdegup.
”Pernyataan yang mana?Yang katanya dia mengagumiku itu ta?Aku sama Fian sebenernya emang sudah kenal dari dulu. Lha wong dia itu temenku SD. Tapi soal menanggapi pernyataan, murni 100% hanya nonsens, aku gak pernah tau soal itu gimana bisa menanggapi coba? Bener kan ?” jelasku panjang lebar ke Lisa.
Seketika itu, Lisa terbelalak setelah mendengar penjelasanku. Bakso yang dia kunyah seakan mau keluar. Spontan kusodorkan teh botol miliknya. Dia tampak pucat dan matanya sedikit berair.
”Apa?Aku salah dengar kan, Biru?Kamu salah ngomong kan?” respon Lisa sama seperti saat aku baru mendengar kabar tentang ’pernyataan’ Fian.
”Kamu gak salah dengar dan aku nggak salah ngomong.” jawabku singkat seraya menekuk sedotanku agar tidak dihinggapi lalat.
”Jadi semuanya bener kalau sebenarnya kamu dan Fian pernah jadian?” tanya Lisa penuh emosi.
”What? Jadian? Jadian dari Hongkong?? He..he... Lucu banget sih beritanya, kamu dapet dari biang gosip mana?Beritanya bagus loh, dapet honor berapa dia? Biar kutegaskan ya Lis, aku dan Fian tidak pernah jadian!Titik!Sekarang gantian kamu yang menjelaskan bagaimana kronologis kejadian tentang ’pernyataan’ Fian?” ujarku menegaskan yang sebenarnya. Karena kasus ini aku jadi dihinggapi
sejuta tanda tanya. Uhh... sebel!
”Ooh...jadi gitu ta non, kirain gimana. Jadi ceritanya gini, minggu kemarin aku kan kemah sama anggota PMR se-kabupaten, saat ada waktu luang kami anggota PMR SMANSa main game putar botol, jadi kalau botolnya mengarah ke aku, aku harus menuruti apapun yang diinginkan teman-teman. Tapi untungnya saat itu yang ikut Cuma dikit, jadi gak begitu heboh. Putaran pertama mengarah ke Heru. Dia disuruh nyeritain apa yang sebenarnya terjadi antara dia dan Rudi hingga ada insiden tonjok muka. Kemudian, putaran kedua mengarah ke Fian. Anak-anak berpikir apa yang akan dilakukan oleh si Fian, tadinya dia disuruh mintain kita jagung bakar ke anggota PMR sekolah lain, tapi terlalu gampang. Trus ntah kenapa tiba-tiba Tya dateng dan minta izin ikut game, ya dibolehin ma anak-anak. Lalu dia mengajukan pertanyaan ke Fian, pertanyaannya sangat mengagetkan,”Fi, apa yang kamu rasakan saat kamu bertemu Biru?”. Aku dan teman-teman heran, kenapa Fian ada sangkut pautnya sama kamu. Awalnya Fian tampak gelisah, namun dia mampu menjawab dengan lembut, ”Aku merasakan sesuatu hal yang aneh, hatiku berdesir saat melihatnya dan aku juga merasa nyaman walau hanya melihat dia tersenyum. Aku mengaguminya.” Duerr!!. Seketika itu kami ternganga, terheran-heran mendengar jawaban Fian. Sejenak kemudian Tya pergi dan tak kembali lagi sampai game selesai. Fian tampak menundukkan kepalanya setelah dia berkata seperti itu. Ada apa dengan Fian dan Tya? Kami masih belum tahu jawabannya saat itu, tapi saat jalan-jalan pagi, Nia, saudara sepupu Fian yang tak lain adalah anggota PMR SMAGa menceritakan kepada Puri tentang apa yang sebenarnya terjadi. Nia mengatakan bahwa Fian dan Tya pernah jadian dan putus karena Fian berkata jujur pada Tya kalau sebenarnya dia suka gadis lain. Tya ga terima dan menyelidiki siapa sebenarnya gadis itu dan akhirnya itu semua terjawab saat game itu. Kamulah gadis itu, Biru. Lalu semakin banyak orang yang tau tentang itu dan berkembang berita bahwa kamu sebenarnya sudah pernah jadian sama Fian.” jelas Lisa panjang sekali dan lebar sekali. Aku hanya melongo
dan mengangguk tanda mengerti.
”Jadi karena itu, Tya bersikap dingin padaku?” kataku seraya menyimpulkan sendiri apa yang terjadi padaku.
”He-eh”. Lisa hanya mengannguk dan menyedot teh botolnya yang kedua.
Aku terpaku. Mungkinkah seorang Fian mengagumiku? Bukankah aku hanya seseorang yang gak ada apa-apanya jika dibandingkan gadis lain yang modis, smart, cantik,dll.
Sejuta tanda tanya hinggap di otakku siang itu.

***

Malam ini aku kembali berkutat dengan buku-buku pelajaranku. Ritual yang sudah lama aku jalani. Tapi, kali ini aku kurang konsen. Memoriku me-flash back kejadian tadi siang bersama Lisa. Apa mungkin seorang Fian mengagumiku, pikirku. Tapi sesegera mungkin aku menghapusnya dan menggantinya dengan hafalan rumus matematikaku. Tuhan, aku bukan apa-apa karenamu. Tolong aku dari kegelisahan ini dan bantu aku menghapusnya karena aku hanya milikMu.
Tiba-tiba telepon rumahku berdering. Aku tak beranjak dari tempat dudukku. Karena dering itu tak lagi menggema di telingaku. Aku melanjutkan mengejakan soal-soal di buku paketku. Tapi, dering telepon berbunyi lagi. Aku tetap tak bergeming dari tempatku karena biasanya adekku yang langsung mengangkatnya. Benar, pikirku. Tapi,..
”Kak Biru... ada telepon.” panggil adekku lantang.
Aku berdiri dan menuju ruang tengah dimana telepon itu berada.
”Halo.. Assalamualaikum...” ujarku memulai pembicaraan.
”Walaikumsalam... Biru ya?” jawabnya dari seberang.
”Iya benar... Ini dengan siapa ya?”
”Ini Fian,.. Biru. Apa kabar?”
Duerr! Seketika itu aku terkaget-kaget. Ada angin apa Fian bisa menelponku malam ini. Dia terlihat santai tanpa ragu. Aku berusaha menyembunyikan gugupku.
”Ee.... baik kok. Kak Fian gimana?” ujarku seraya menjawabnya. Sekuat tenaga aku menyembunyikan gugupku. Aku memang sudah dari dulu memanggilnya dengan sebutan ’Kak’ walaupun kita hanya terpaut sepuluh bulan. Ini kebiasaan mamaku yang menyuruhku memanggil dengan sebutan kakak untuk temanku yang lebih tua dari aku. Meskipun sudah dari SD dulu, tapi panggilan itu tetap tak berubah. Mungkin karena aku dan Kak Fian jarang bertemu.
”Aku juga baik kok, kamu lagi ngapain?”
”Emm... aku...ya lagi ditelpon ma kakak, iya kan?”
”Ha..ha.. Iya ya, pertanyaan yang kurang bagus.” ujarnya sembari tertawa renyah.
”Ada apa Kak?Kok tumben telpon aku?”. Kuberanikan diri menanyakan hal itu.
”Ooh... nggak kok Cuma mau nanya, kalau nggak salah, kamu punya buku judulnya Seratus Tokoh karya Michael H.Hart, boleh aku pinjam?” jawabnya santai namun
kali ini lebih terkesan gugup.
”Oh itu... Kirain ada apa. Ya boleh dong kak. Besok insya Allah aku bawa.”
”Makasih ya Biru, besok aku ambil istirahat pertama di kelasmu. Ok!”
”Ok kak.”
”...” tiba-tiba tak ada respon dari seberang.
”Halo... Kak Fian?Masih ada kan?” tanyaku untuk memastikan bahwa sambungan belum putus.
”Eh.. iya... iya masih hidup kok. He..he..he.. . Ya udah ya Biru, thanks banget buat semuanya. Assalamualaikum…”. Klik. Tut..tut..tut.. sambungan terputus.
“Waalaikumsalam…” jawabku seraya meletakkan gagang telepon.
Benar kan, kataku dalam hati. Fian cuma membutuhkanku karena buku itu. Bukan untuk yang lain. Huhh.... hembusku lega.
Malam ini aku bisa tidur nyenyak di atas kasurku yang bermotif catur. ’Bismika Allahumma Ahya wa bismika amuut.. Amin.’ Ya Tuhan, atas namamu aku hidup dan mati.
Lalu aku terlelap dalam heningnya malam.
***
Istirahat pertama aku berniat tidak ke kantin walaupun Lisa mengajakku dan menjanjikan untuk mentraktirku. Karena menurutku, janji adalah kewajiban. Akhirnya, Lisa pergi bersama Resi ke kantin. Tiga menit kemudian Fian muncul di pintu kelas dan mengisyaratkanku untuk menghampirinya. Kubawa buku itu dan bejalan menuju teras kelas.
”Ini... kak bukunya.” kataku sambil menyodorkan buku yang beisi sekitar lima ratus halaman itu.
”Makasih ya, Biru.”
”Sama-sama.” Aku beranjak masuk ke kelas lagi. Namun, Fian mencegahku. Dia kembali memanggilku.
”Eh.. Biru.. Biru... ” panggilnya setengah berteriak.
”Ya...” aku berbalik dan mendapati dia sudah tepat dibelakangku. Aku kaget dan mundur beberapa langkah untuk sedikit menjaga jarak dengannya.
”Ini untukmu. Maafkan aku.”. Fian menyodorkan kertas biru kecil yang terlipat rapi. Aku segan menerimanya. Namun, ia mengangguk untuk mengisyaratkan bahwa aku harus menerimanya. Aku mengambilnya dan Fian berlalu. Aku masih terpaku dan memandang kertas itu dengan penuh keheranan. Tak lama, aku memasukkannya dalam saku seragamku dan masuk kelas.
Bel berbunyi, anak-anak berhamburan masuk kelas dan pelajaran Bahasa Inggris pun dimulai.

***

Sore ini seperti biasa aku pulang les dengan mengendarai sepeda pancal bututku. Otakku masih saja memikirkan isi kertas biru yang disodorkan Fian pagi tadi. Jadwalku hari ini padat, jadi aku belum sempat membukanya. Berbagai macam anggapan positif dan negatif berseliweran dalam pikiranku. Akh, mungkin ia hanya ingin mengucapkan terima kasih, pikirku untuk sedikit menenangkan pikiranku.
Aku melewati jembatan kecil di atas sebuah sungai. Kutengok kanan kiri, banyak anak-anak kecil sedang berenang di sungai. Mereka bersuka cita. Di sini memang masih tergolong pedesaan, jadi masih banyak anak-anak yang ’adus kali’, ’jumpritan’, ’dakon’, dan mainan-mainan lain yang biasa dilakukan anak-anak desa. Salah satu anak kecil itu menoleh padaku dan mulai tersenyum. Aku pun membalasnya dengan senyumku. Lambat-laun aku mulai lupa dengan kertas biru itu.

***

Malam ini saat aku akan memjamkan mataku, siap untuk mengarungi samudera mimpi, aku kembali teringat dengan kertas biru yang diberikan Fian tadi pagi. Aku mulai merogoh saku di seragamku yang kugantung di lemariku. Aku mendapatkannya dan mulai membacanya :

Mungkin caraku ini terlalu kuno untuk mengungkapkan maksudku. Aku tahu kau pasti bertanya-tanya mengapa aku memberikan kertas biru ini untukmu, padahal sebelumnya kita tak saling dekat. Aku hanya ingin kamu mengetahui yang sebenarnya. Enam tahun yang lalu mungkin aku tak memandangmu sebagai apa-apa. Aku hanya memandangmu sebagai gadis kecil lugu yang punya sejuta cita-cita karena kamu punya banyak mimpi yang mungkin bisa kau wujudkan dengan segala kemampuanmu.
Namun, seiring hari-hari yang kulalui, aku semakin tahu dan mengerti siapa sebenarnya dirimu. Tapi, aku hanya sedikit sekali mengerti tentang hatimu. Akhirnya kuputuskan untuk menulis di kertas ini karena aku cukup tak punya nyali untuk berhadapan denganmu. Mungkin kamu tak pernah mengerti bahwa selama ini aku sedikit banyak menaruh perhatian padamu. Akh, mungkin ini tak terlalu penting, lupakanlah!. Tapi, aku hanya ingin kau mengetahui bahwa aku mengagumimu. Aku selalu berharap aku bisa menjadi bagian dalam hidupmu. Kau mungkin tak percaya, tapi sungguh, aku jujur dihadapanmu.
Kata-kataku ini mungkin terlalu tabu untuk seorang Fian. Tapi ntah kenapa aku rela melakukan apa saja untuk kebahagiaanmu.
Saat rasa hati mengingatmu, aku termenung. Saat rasa hati merindukanmu, aku merenung. Saat rasa hati mencintaimu, aku tersenyum.
Maafkan aku karena aku telah membuatmu bertanya-tanya. Aku hanya ingin mengungkapkan ini, sesuatu hal yang mungkin tak terlalu penting bagi sebagian orang.
Maafkan aku jika tulisanku membuatmu kaget atau mungkin kecewa. Aku yakin kau tak akan pernah menyangka bahwa aku akan berkata seperti ini. Maafkan aku untuk semuanya. Maafkan aku untuk seribu kali lagi.
Semoga kau tak pernah menyesal membaca ungkapan ini. Jika kau tak keberatan, aku mengharapkan jawabanmu.
Terima kasih Biru, karena telah memberi warna dalam gelap terang hariku.

Fian

Hatiku bagai disengat listrik beratus-ratus volt. Tulisan ini mampu membuat jiwaku merinding dan rasa kantukku hilang ntah berganti dengan rasa apa. Ntah bagaimana Fian bisa menulis kata-kata seperti ini. Akh, itu mungkin tak penting! Seperti kata Fian di kertas itu. Yang penting adalah makna dari tulisan Fian. Aku tak menyangka dia akan jujur mengatakan bahwa dia mengagumiku. Aku belum seratus persen percaya bahwa dia benar-benar dan sungguh-sungguh mengatakan hal itu.
Aku merenung sejenak, memikirkan apa yang harus kulakukan setelah membaca surat itu. Apakah Fian benar-benar yakin dengan kata-katanya?.... Aku menjatuhkan diriku di atas kasur. Lima menit kemudian, aku kembali duduk. Aku telah menemukan jawabannya.
Aku beranjak dari tempat tidurku dan berjalan menuju buku bersampul biru di atas meja belajar. Kuambil satu lembar kertas berwarna biru langit di dalamnya. Aku mulai menulis :

Assalamualaikum wr.wb.
Terima kasih, Kak Fian, untuk semuanya. Aku sudah membacanya. Kata-katanya sangat indah dan ekspresif dari hati. Mungkin kakak berbakat untuk bisa menjadi seorang penulis terkenal. Amin..
Aku minta maaf sebelum aku menjelaskan semuanya. Menurutku, bukan hal yang mudah untuk mengungkapkan semua isi hati kita seperti yang sudah dilakukan kakak padaku. Aku sangat menghargai hal itu. Oleh karena itu, aku tak ingin mengecewakan kakak.
Aku sangat menghormati Kak Fian. Enam tahun yang lalu, kita sudah bertemu dan menjadi teman hingga sekarang. Waktu yang cukup lama untuk mengerti satu sama lain. Tapi, itu tidak terjadi padaku, sampai saat ini aku belum mengerti seperti apa kakak sebenarnya. Di mataku kakak sempurna, kelebihan fisik dan intelektual kakak juga membuatku terkagum-kagum. Aku tak pernah memandang orang lain lebih rendah dariku, begitu juga dengan kakak.
Kak,aku tau maksud kakak menulis seperti itu. Tapi maaf aku bukan perempuan yang mudah untuk berkata-kata indah. Terima kasih kakak sudah mengagumiku. Tapi, apakah layak seorang Biru dikagumi? Aku perempuan desa yang sangat sederhana, aku tidak modis, smart ataupun cerdas. Aku hanya punya mimpi dan motivasi. Aku hanya punya Dia. TanpaNya aku bukan apa-apa. Jadi, kagumi dan cintai Dia sebelum mencintai orang lain. Dia yang pantas untuk dikagumi dan dicintai.
Sebagai remaja, kita menyadari akan datangnya perasaan ini, tapi alangkah lebih baik jika kita bisa mengontrol dan mengarahkannya untuk hal yang bermanfaat. Bukan untuk hal-hal yang berlabel ’just for fun’ saja. Kakak mengerti pernyataanku kan?
Maaf kak, jika ini semua membuat kakak kecewa terhadapku...
Terima kasih untuk kebaikan dan keberanian kakak mengungkapkannya padaku.
Semoga kakak tidak pernah menyesal karena mengenalku.
Wassalamualaikum wr.wb.
Biru

Aku melipat kertas itu menjadi empat lipatan dan memasukkannya dalam saku seragamku untuk besok. Aku lega telah menulisnya. Kulirik jam dinding menunjukkan pukul dua puluh tiga lebih dua puluh lima menit. Aku menguap, saraf-sarafku seakan sudah kendur. Aku mengantuk. Kurebahkan tubuhku diatas kasur yang bermotif catur itu. Kulantunkan doa, kemudian aku tak tau sudah ada dimana.

***

Pagi ini, suasana hatiku agak berubah. Ada satu jerawat muncul di dahiku. Rupanya si hormon ikut andil dalam penulisan surat tadi malam. Aku tertawa dalam hati. Aku mengayuh sepedaku agak tidak bersemangat. Ntah kenapa sendi-sendiku agak sakit pagi ini. Mungkin aku akan menjalani rutinitas bulanan hari ini.
Sesampainya di sekolah, aku langsung menuju kelas dan duduk dibangkuku sampai bel masuk berbunyi. Lisa tampaknya mengetahui gelagat tak beres dari dalam diriku.
”Ssst... Biru, ada apa? Kok mukanya dilipet-lipet gitu? Ada masalah?” tanya Lisa saat pelajaran Biologi.
Aku memalingkan mukaku dan menjawabnya dengan gelengan kepala.
”PMS mbak?” tanya Lisa sambil sibuk mencatat tabel sistem respirasi pada hewan.
”Mungkin..” jawabku sekenanya.
”Huuh...” hembusan nafas Lisa seakan tak ikhlas menerima jawabanku yang super singkat itu.
Bel tanda istirahat pertama berbunyi satu jam kemudian, anak-anak berhamburan keluar, kecuali aku dan Lisa.
”Kamu gak ke kantin?” tanya Lisa.
”... ” Lagi-lagi gelengan kepala yang kutunjukkan.
”Aku duluan ya.” ujar Lisa sambil berlalu. Namun, ia kembali ke kelas dengan muka lebih ceria.
”Biru, ada yang nyariin. Ciee.... siapa nih?” kata Lisa dengan nada menggoda.
”Siapa?” tanyaku sambil beranjak dari kursiku.
”Tau.. deh!” jawab Lisa kemudian diikuti dengan tawa kecil dari bibirnya.
Aku melangkahkan kaki keluar kelas dan mendapati Fian ada di teras kelas sambil membawa buku kecil. Ntah apa itu. Seketika itu aku teringat akan kertas biruku yang sudah kutulis tadi malam. Aku meraba saku untuk memastikan kertas itu ada.
”Kak Fian mencariku?” tanyaku datar.
”Biru... Kau sudah membacanya?” tanya Fian tanpa menjawab pertanyaanku.
”Sudah. Ini...” jawabku sambil menyodorkan kertas biru langitku tadi malam.
Fian menerimanya dan mengucapkan terima kasih. Ia mengatakan bahwa ia senang karena aku menghargai tulisannya.
***
Dua hari setelah aku memberikan jawabanku padanya, ada satu ungkapan baru yang ditempel di mading. Anehnya, ungkapan itu ditujukan untuk Biru. Hanya satu yang mempunyai nama dengan unsur Biru di sekolah ini, dan itu aku. Aku mulai mencermati kata-katanya :

Untuk : Biru
Jangan berpikir bahwa aku akan kecewa. Sebaliknya, aku sangat bahagia karena aku sudah menemukan jawaban mengapa aku sampai begitu mengagumimu.
Katakan pada hatimu, izinkan aku menunggumu.
Semoga kau tetap menjaga cahaya itu dalam dirimu.
Sampaikan salamku untuk Sang Pangeran Cinta.

F-A2

Aku tersenyum setelah membaca ungkapan itu. ’F-A2’ sama dengan Fian-IPA 2. Aku bernafas lega telah memberikan jawaban yang tidak membuatnya kecewa. Semoga ia juga tetap menjaga cahayanya dalam dirinya. Untuk Sang Pangeran Cinta kami, ada salam terindah dari aku dan Fian. (End)

arinee.....