Berkata ala Diri Sendiri, Berawal di Bumi Sendiri—Merah Putih!!—

Berupaya menyisir, menggeledah, membongkar sembari mencari, menyelidiki, ataupun nyantri pada Kiai Kehidupan untuk memilah dan berusaha menemukan apa yang pantas diperjuangkan dalam hidup...

Kamis, 11 Juni 2009

Sebuah Ingatan Kecil tentang Masa Lalu

Hari ini, aku kembali teringat olehnya...

(to be continued)

LearninG to Let Him Go

" Sebuah catatan kecil untuk ... cerpen kecil saat aku masih kecil... "


Aku beranjak dari meja belajarku, setelah sekian lama berkutat dengan pe-er matematika yang menyiksa mata karena jajaran angkanya yang membuat otakku serasa ingin meledak. Aku mencoba meregangkan sendi-sendiku sembari menarik kedua tanganku ke atas. Capek. Namun aku harus menyiapkan buku-buku pelajaranku untuk besok.
Aku memasukkan buku-buku tebal itu ke dalam tas berwarna hijau kado dari kakakku. Saat aku akan memasukkan kotak pensilku, tiba-tiba pandanganku tertuju pada lembaran kertas di atas meja computer. Ya, kertas itu berisi kumpulan cerpen hasil downloadku tadi sore. Hatiku seakan kembali bersemangat. Secepatnya, aku selesaikan tugasku menyiapkan buku-buku itu. Karena aku ingin cepat-cepat membaca kisah-kisah dalam cerpen itu.
Aku rebahkan tubuhku di atas kasur bermotif catur sembari memegang lembaran kertas itu. Aku mulai membacanya, mencerna setiap kata yang tertulis, mencoba menghayati setiap makna yang terkandung dalam koherensi kata-kata indah itu. Cerpen pertama berjudul “The Last Night” yang mengisahkan tentang fragmen terakhir seorang cewek menjelang kematian cowoknya, sehingga ia harus kecewa dan sendiri karena cintanya yang tak terbalas. Aku membaca sedikit demi sedikit paragraph yang tersusun rapi di atas kertas putih itu. Aku terhanyut. Tak terasa bulir-bulir hangat mengalir begitu saja. Aku galau. Ada perasaan lain yang membuatku harus menangis karena membaca cerpen itu. Jangan berpikir kalau cerpen itu panjang dan lama. Cerpen itu hanya satu halaman kertas A4! Namun mampu menyeretku kembali ke duniaku yang dulu.
Aku mencoba mengontrol emosiku. Menahan amarahku dan berusaha menutup mata untuk melupakan semua kenangan masa lalu.

Namun,
Masa lalu itu kembali berkelebat.
Malam itu hujan semakin deras.
Akh, rasanya langit juga bersedih.

Arian. Ya. Arian Dwi Putra. Dia yang membuatku seperti ini. Dia cowok pertama yang bisa membuatku tersenyum. Dia cowok pertama yang membuatku merasa bangga menjadi seorang Rani. Dia yang mengajarkanku untuk terbuka. Dia yang mengajarkanku bahwa masih banyak orang di dunia ini yang peduli padaku. Dia yang pertama hadir di saat aku merasa sangat terpuruk. Dia yang menguatkanku di saat aku tak percaya lagi dengan diriku. Dia yang membuatku tertawa dengan segala kekonyolannya. Dan dia yang pertama menggenggam erat tanganku saat aku akan terjatuh. Dia yang menemaniku di saat aku menangis, kemudian menenangkanku dengan segala motivasinya. Dia yang rela menyerahkan kedua tangannya untuk membantuku dalam kondisi sangat kekurangan.
Namun, sekarang tidak lagi. Semua itu hilang dan lenyap oleh inti bumi. Ntah apa yang terjadi hingga aku harus berpisah dengan Arian. Tujuh bulan aku merasakan suka duka bersamanya. Ya. Sekejap itu aku harus kehilangan dia. Sekejap itu dia harus meninggalkanku. Aku menerawang langit-langit kamarku yang sudah kusam termakan waktu.

Dewi Malam...
Aku ingin marah!
Aku ingin berteriak!
Tidakkah kau tahu??
Aku ini resah!
Aku ini kecewa!
Aku ini kesepian!

Aku ini rindu...

Aku tenggelam di balik bantal. Berteriak. Menangis dan mengadu. Menumpahkan segala kekecewaanku. Beginilah aku. Aku harus menangis untuk meredam amarahku. Aku harus menangis untuk mengekspresikan kekesalanku. Tapi kali ini, aku kembali menangis seorang diri. Air mataku semakin deras kemudian aku hanyut dalam banjir kesedihan. Dan aku tak tahu kapan ini berhenti.

***

Aku terbangun pagi ini saat jarum jam menunjukkan pukul empat lebih empat puluh lima menit. Aku beranjak, namun aku merasa ada yang tidak beres dengan mataku. Aku menguceknya perlahan kemudian mendekatkan mukaku ke cermin di dekat meja belajarku. Ouwh... ternyata kelopak mataku bengkak. Mungkin ini imbas dari perjalananku semalam. Seperti yang aku tuliskan di atas, hingga pagi ini aku tak tahu kapan tangisku kemarin berhenti.
Aku segera beranjak ke kamar mandi dan mencuci muka. Berharap bengkakku ini akan kempes sesegera mungkin. Untungnya, selepas itu, bengkak di kelopak mataku berangsur-angsur kempes. Semoga saja kembali seperti semula sebelum aku berangkat sekolah. Kalau tidak, terpaksa aku harus ke sekolah dengan keadaan mata bengkak dan sembab akibat tangisku yang menganak sungai tadi malam.

***

Pulang sekolah...
Sore ini aku tidak membawa sepeda bututku seperti biasanya, sebab sahabatku yang satu itu harus tinggal di bengkel barang satu hari untuk menjalani semacam treatment alias reparasi sepeda onthel. Jadi aku harus menunggu jemputan sore ini. Aku duduk di bangku-bangku panjang di depan sekolah bersama dua orang temanku yang sedang menunggu angkot untuk pulang. Bersama mereka aku bersenda gurau. Sejurus kemudian, angkot berwarna kuning datang dari arah selatan. Dua orang temanku beranjak dan segera masuk. Namun, jemputanku belum juga datang.
Aku sekarang seorang diri. Menanti kakakku yang menjemputku. Aku terhanyut dalam lalu lalang kendaraan bermotor yang melintas di jalanan kota Jombang. Tiba-tiba aku mendengar sayup-sayup suara seseorang memanggilku.
”Rani...................!!! ”
Aku menoleh ke kanan ke kiri, namun tak kutemukan seseorang yang memanggilku itu. Dia memanggilku lagi. ”Rani..........!!” teriak suara dari seberang jalan. Ya. Ternyata dia Arian, di seberang jalan. Ia melambaikan tangannya. Sepertinya ia sedang menunggu Ari, teman pulangnya. Seketika itu dadaku seakan berhenti berdegup. Kulihat ia menyeberang jalan, menuju ke arahku. Aku semakin gugup, namun segera kutepis semua itu. Berusaha terlihat tenang di depannya adalah usahaku kali ini. Kulihat ia semakin mendekat.
”Hai Ran.... ” sapa Arian.
”Hai juga..... ”. Jawabku sembari tersenyum.
”Sepedamu mana??Lagi di bengkel??” tanya dia yang melihatku aneh karena tidak biasanya aku menunggu seperti ini.
“Yups... Sepedaku lagi di bengkel....” jawabku seraya menggeser posisi dudukku untuk memberinya tempat.
“Nunggu jemputan?” tanya dia sambil mengatur posisi duduknya. Kali ini ia duduk di sampingku.
Aku hanya mengangguk. Kemudian ia memandang ke arahku. Satu detik, dua detik, tiga detik, sampai lima detik dia masih memandangku. Aku membalasnya. Namun, aku segera membuang muka. Ia juga. Rasanya canggung untuk memulai pembicaraan.
“Kemarin malam, aku mimpiin kamu, Ran!” kata Arian serius.
Aku terbelalak mendengarnya karena ingatanku tiba-tiba tertuju pada perjalananku semalam untuk meredam tangisku karena aku sangat merindukan Arian. Apakah ini hanya kebetulan atau memang suatu ikatan batin?Aku tak tahu. Kemudian aku menengok ke arahnya.
”Kamu becanda kan??” tanyaku seakan meminta keyakinan.
Ia membalas tatapan mataku yang aneh dan dia hanya menggeleng. Kemudian, suara motor dari arah selatan menghampiri kami. Ari sudah datang dan bermaksud menjemput Arian. Arian segera beranjak dan berpamitan padaku tanpa sempat menjawab pertanyaanku. Aku berusaha mengucapkan sesuatu padanya. Namun, kakakku datang untuk membawaku pulang. Terpaksa aku harus pulang dengan perasaan menggantung.

***

Sore ini, aku sengaja membuka email untuk mengecek inbox. Ternyata ada satu email yang membuatku kaget. Dari my strenght. Nama itu adalah untuk Arian. Aku semakin bertanya-tanya, gugup dan semakin takut kehilangan dia. Apa yang dia katakan padaku??. Perlahan aku mengeklik email itu.

From : my strenght (arian_dec@hotmail.com)
Subject : Untuk Rani
Date : Sat, 6 Dec 2008 21:53:52 +0800 (SGT)
To : rani (rarin_oct@gmail.com)

Aku sbenernya tau smua yang sdang kamu alami....... Mungkin kalo aku jadi kamu........pasti q jga nrasa gtu..... Ran..... Kmu harus bisa ngontrol isi hati kamu...... Kmu harus bisa memanipulasi diri kmu sndiri supaya bisa jadi lebih kuat.. Aku mungkin udah gak bsa jaga kmu untuk slamanya...... Mungkin garis takdir kita memang hanya sebatas ini, tidak lebih..... Kalopun bisa, itu semua kehendak ALLAH semata...... Kenapa aku kok blang bgini?? Karna aku gak mau kmu jdi lemah gara2 aku..... Kalopun kita emang udah gak bisa satu,
maafin aku....... Maafin aku karna ku gak bisa pegang erat janji........ Aku minta maaf beribu ribu maaf....... Aku minta maaf karna udah nyakitin kamu baik dalam keadaan sadar atau tidak..... Aku tau rasa sayang n cinta kamu kpadaku bgitu dalam...... TApi maaf, aku tidak bisa membalas tu smua dengan bobot yang sama...... Mungkin kamu bertanya, Knapa aku kok gak bisa mbalas rsa sayang n cinta kmu.......??? Itu karena ada sesuatu hal, sesuatu hal yang tidak pantas aku katakan kpadamu...... JAdi lbih baik aku diam....., dan smoga kmu sndiri tau tanpa aku beri tau....... Mungkin mlai skarang sbaiknya kamu harus bisa lupain aku sdikit demi sdikit...... Kmu harus cari pengganti, yang lbih baik dari aku...... Memangnya aku tu siapa sech????? Aku cman cow tolol yang suka cengengesan gak jelaz........ Aku gak bsa dbanggaiin oleh orang skitarku..... I'm just a loser........ Jadi kmu harus cari orang yang bener2 tulus ikhlas mncinta n mnyayangi kamu..... Mungkin dya lbih baik perangainya dari pda aku...... Dya udah lama nunggu kamu.... Sampai2 terlalu lama menunggu, kamu sdah diambil olehku..... Mungkin saat ini dya lbih pantas untukmu..... Dan aku gak akan lupain smua hal tntang kita slama ini..... Dan aku juga bisa untuk jadi kakak kamu...... Mlai skarang kmu jngan sedih lagi.....pa lagi nangis..... Tau gak,aku kalo liat cewek baek nangis.... Aku jdi ikut sdih atas tangisan cwek trsebut..... And the last, I say, "I love you....." Be carefull.... If you want to share with me..... I'm always beside you to listen your loneliness Your SUN always shine you........

Duerr!!!. Hatiku terkaget-kaget membaca ungkapan hatinya. Aku sama sekali tidak menyangka dia akan berucap seperti itu. Hatiku deras dan semakin deras. Aku mencoba membalasnya dengan kata-kata terpilih agar tak menyakiti hatinya. Mungkin itu juga yang dilakukan Arian untukku saat dia menulis email itu padaku. Aku mulai menulis dalam tangisku yang tak terbendung.

Reply ...

From : rani (rarin_oct@gmail.com)
Subject : Re : Untuk Rani
Date : Sun, 07 Dec 2008 19:02:16 +0700
To : my strength (arian_dec@hotmail.com)

Asslamualaikum...
Makasih y bwt semuanya....
Skali lgi mKsih y....
Singkat kata, mnurut kmu qta ga bsa nyatu lgi kn...
But, u must know that :
Whatever u say, I'll respect....
Whatever u say, I'll receive....
Whatever u say, I'll keep it...

Aq gak peduli kmu mw balez rsa syangq k kmu atw gak...
Aq jga gak pduli km mw nganggap q apa...
Km tw iaN??
Lambat laun, seirinG tmbahx usia q smakin tw bAHwa q gak hruz bsa memilikimU..
slma ni q xdar, trxta q cma cew egois...
Q cma mw kmu dsmpinG q...!

Trxta q salah besar!!!!

Saat km cba mghindari q untuk berusaha melupakanku...
setiap malam q menangis, mencoba mncari celah dmna ksalahanq....
bahkan, saat kmu blang bhwa kmu mimpiin q, sbnrx q telah mnangis smalam krna tiba2 q teringat olehmu..
Q cba mengontrol emosiq mlm tu...
mredam amarahq dan mencba menutup mataku.... tapi trxata knyataan berkata lain, q bLum bsa melakukan hal itu....
smpai suatu hari q mnemukan barisan kata yg mnurutq sangat logis..
bahwa...
Luv is learning to let him go...
Cinta itu belajar untuk membiarkan dia pergi....
Q berpikir lama sekali utk mnemukan makna barisan kata tersebut...
Akhirnya aku percaya,
aku yakin bahwa...
aku haruz membebaskanmu...!!

ya, itulah yg haruz q lakukan.........

InsyaAllah mulai sore ini aku haruz bisa melakukan itu...
semoga kmu semakin bahagia karena itu....
dan aku hruz bisa membiarkanmu pergi....

Maaf ya utk smua khilafq slama ini...
This is Unforgetable Moment...

Aku harap kmu gak menghilangkan q dari daftar nama2 di hatimu...
mskipun tu blacklist, aku gak pduli...!!
q cma pgen.... kmu msih inget q,
smpai ntar suatu hari, qta ktemu dan kmu gak ngenalin q atw kmu lupa sma q, q akan sangat................................................................................
apa yah??
liat ntar j deh...!

Oww... jdi kmu nawarin diri bwt jdi kk q tah??
Boleh jga....
gak mslah....., siapapun kamu q nerima j kQ...
so, mulai skrg kmu jDi kkq yo...! inget,q ga mnta loh!kmu yg nawarin diri kan??

zwd, kbanyakan ya??
sory j deh....

IluvU2....
I also say, "I love you too....."
Be carefull too....
If you want to share with me.....
here, I always beside you to listen your loneliness
Your SUN always shine you too........

Mulai skrg, jGn pernah berpikir gak da org yang peduli sma kmu...
jgn prnH berpikir bhwa kmu seorang LOSER,
dan jGn pernah berpikir bhwa kmu seorang yG gak berguna...
ActUaLLy, msih bYk orG dsekitarmu yg sayang bgt sma kmu...
Kmu haruz belajar mensyukuri pa yg kmu peroleh saat ini, benar begitu kan?
Bahkan kau pernah mengatakan itu padaku..
begitu jGa denganku, q kan cba bersyukur, q kn cba belajar....
bahwa :
Klo q cnta sma kmu, q hruz bsa melakukan sesuatu yG bwt kmu bahagia sekalipun tu pahit bwt q....
Itulah yG q dapatkan selama ini....

Mksih bYk y kk q...
Karena mu, hitam putih kehidupanq jDi terasa lebih berarti...
Dan yg terakhir,
bWt kkq yg baik :
jGn segan2 bwt share wiTh me...

Q rani yG baru....
Q rani yg tegar...
Q rani yg gak nangisan lgi...

Because Of U...
Because of U...., I can do it...

Thx aL Lot, rsax pgen ngomong teruz...

Zwd, bYe k...
Wassalamualaikum....

Slmt hari raya j ya...
Takbir bergema dimana2 saat q nulis ini semua...

Sepasang malaikat sedang menunggumu...
dan ada juga seseorang yang terbaik untukmu, dia sedang menunggumu malam ini dan itu bukan diriku walau q jga mnunggumu mlam ni...
gapai mimpimu y k...
I'll support U....
for the good boy..... I can smile now!!

Send.....

Aku lega telah menulisnya. Namun, ada satu yang membuatku agak segan. Yaitu alasan kenapa ia tak mau menyebutkan reasons atas pertanyaan kenapa ia tidak bisa membalas rasa sayangku padanya?. Apakah ia sudah menemukan matahari yang lain sehingga cintanya padaku pudar begitu saja?. Atau karena ia memang ingin melupakanku karena aku telah membuatnya kecewa?. Satu tanda tanya lagi, yaitu apakah dia sudah tak mencintaiku lagi?. Akh.... Meskipun banyak sekali tanda tanya dalam otakku, aku tak peduli. Seperti yang aku katakan di atas, bahwa aku harus bisa membebaskannya dan aku harus bisa membiarkannya pergi. Aku harus berusaha melupakan dia dan tinggalkan rasa cintaku yang tak berbalas ini. Aku harus bisa membuka hatiku sekarang. Ada malaikat yang juga menungguku malam ini.
Tapi, aku juga ingin dia tahu bahwa aku pernah mencintai seseorang hingga aku menangis. !@#$%