Berkata ala Diri Sendiri, Berawal di Bumi Sendiri—Merah Putih!!—

Berupaya menyisir, menggeledah, membongkar sembari mencari, menyelidiki, ataupun nyantri pada Kiai Kehidupan untuk memilah dan berusaha menemukan apa yang pantas diperjuangkan dalam hidup...

Kamis, 11 Juni 2009

Sebuah Ingatan Kecil tentang Masa Lalu

Hari ini, aku kembali teringat olehnya...

(to be continued)

LearninG to Let Him Go

" Sebuah catatan kecil untuk ... cerpen kecil saat aku masih kecil... "


Aku beranjak dari meja belajarku, setelah sekian lama berkutat dengan pe-er matematika yang menyiksa mata karena jajaran angkanya yang membuat otakku serasa ingin meledak. Aku mencoba meregangkan sendi-sendiku sembari menarik kedua tanganku ke atas. Capek. Namun aku harus menyiapkan buku-buku pelajaranku untuk besok.
Aku memasukkan buku-buku tebal itu ke dalam tas berwarna hijau kado dari kakakku. Saat aku akan memasukkan kotak pensilku, tiba-tiba pandanganku tertuju pada lembaran kertas di atas meja computer. Ya, kertas itu berisi kumpulan cerpen hasil downloadku tadi sore. Hatiku seakan kembali bersemangat. Secepatnya, aku selesaikan tugasku menyiapkan buku-buku itu. Karena aku ingin cepat-cepat membaca kisah-kisah dalam cerpen itu.
Aku rebahkan tubuhku di atas kasur bermotif catur sembari memegang lembaran kertas itu. Aku mulai membacanya, mencerna setiap kata yang tertulis, mencoba menghayati setiap makna yang terkandung dalam koherensi kata-kata indah itu. Cerpen pertama berjudul “The Last Night” yang mengisahkan tentang fragmen terakhir seorang cewek menjelang kematian cowoknya, sehingga ia harus kecewa dan sendiri karena cintanya yang tak terbalas. Aku membaca sedikit demi sedikit paragraph yang tersusun rapi di atas kertas putih itu. Aku terhanyut. Tak terasa bulir-bulir hangat mengalir begitu saja. Aku galau. Ada perasaan lain yang membuatku harus menangis karena membaca cerpen itu. Jangan berpikir kalau cerpen itu panjang dan lama. Cerpen itu hanya satu halaman kertas A4! Namun mampu menyeretku kembali ke duniaku yang dulu.
Aku mencoba mengontrol emosiku. Menahan amarahku dan berusaha menutup mata untuk melupakan semua kenangan masa lalu.

Namun,
Masa lalu itu kembali berkelebat.
Malam itu hujan semakin deras.
Akh, rasanya langit juga bersedih.

Arian. Ya. Arian Dwi Putra. Dia yang membuatku seperti ini. Dia cowok pertama yang bisa membuatku tersenyum. Dia cowok pertama yang membuatku merasa bangga menjadi seorang Rani. Dia yang mengajarkanku untuk terbuka. Dia yang mengajarkanku bahwa masih banyak orang di dunia ini yang peduli padaku. Dia yang pertama hadir di saat aku merasa sangat terpuruk. Dia yang menguatkanku di saat aku tak percaya lagi dengan diriku. Dia yang membuatku tertawa dengan segala kekonyolannya. Dan dia yang pertama menggenggam erat tanganku saat aku akan terjatuh. Dia yang menemaniku di saat aku menangis, kemudian menenangkanku dengan segala motivasinya. Dia yang rela menyerahkan kedua tangannya untuk membantuku dalam kondisi sangat kekurangan.
Namun, sekarang tidak lagi. Semua itu hilang dan lenyap oleh inti bumi. Ntah apa yang terjadi hingga aku harus berpisah dengan Arian. Tujuh bulan aku merasakan suka duka bersamanya. Ya. Sekejap itu aku harus kehilangan dia. Sekejap itu dia harus meninggalkanku. Aku menerawang langit-langit kamarku yang sudah kusam termakan waktu.

Dewi Malam...
Aku ingin marah!
Aku ingin berteriak!
Tidakkah kau tahu??
Aku ini resah!
Aku ini kecewa!
Aku ini kesepian!

Aku ini rindu...

Aku tenggelam di balik bantal. Berteriak. Menangis dan mengadu. Menumpahkan segala kekecewaanku. Beginilah aku. Aku harus menangis untuk meredam amarahku. Aku harus menangis untuk mengekspresikan kekesalanku. Tapi kali ini, aku kembali menangis seorang diri. Air mataku semakin deras kemudian aku hanyut dalam banjir kesedihan. Dan aku tak tahu kapan ini berhenti.

***

Aku terbangun pagi ini saat jarum jam menunjukkan pukul empat lebih empat puluh lima menit. Aku beranjak, namun aku merasa ada yang tidak beres dengan mataku. Aku menguceknya perlahan kemudian mendekatkan mukaku ke cermin di dekat meja belajarku. Ouwh... ternyata kelopak mataku bengkak. Mungkin ini imbas dari perjalananku semalam. Seperti yang aku tuliskan di atas, hingga pagi ini aku tak tahu kapan tangisku kemarin berhenti.
Aku segera beranjak ke kamar mandi dan mencuci muka. Berharap bengkakku ini akan kempes sesegera mungkin. Untungnya, selepas itu, bengkak di kelopak mataku berangsur-angsur kempes. Semoga saja kembali seperti semula sebelum aku berangkat sekolah. Kalau tidak, terpaksa aku harus ke sekolah dengan keadaan mata bengkak dan sembab akibat tangisku yang menganak sungai tadi malam.

***

Pulang sekolah...
Sore ini aku tidak membawa sepeda bututku seperti biasanya, sebab sahabatku yang satu itu harus tinggal di bengkel barang satu hari untuk menjalani semacam treatment alias reparasi sepeda onthel. Jadi aku harus menunggu jemputan sore ini. Aku duduk di bangku-bangku panjang di depan sekolah bersama dua orang temanku yang sedang menunggu angkot untuk pulang. Bersama mereka aku bersenda gurau. Sejurus kemudian, angkot berwarna kuning datang dari arah selatan. Dua orang temanku beranjak dan segera masuk. Namun, jemputanku belum juga datang.
Aku sekarang seorang diri. Menanti kakakku yang menjemputku. Aku terhanyut dalam lalu lalang kendaraan bermotor yang melintas di jalanan kota Jombang. Tiba-tiba aku mendengar sayup-sayup suara seseorang memanggilku.
”Rani...................!!! ”
Aku menoleh ke kanan ke kiri, namun tak kutemukan seseorang yang memanggilku itu. Dia memanggilku lagi. ”Rani..........!!” teriak suara dari seberang jalan. Ya. Ternyata dia Arian, di seberang jalan. Ia melambaikan tangannya. Sepertinya ia sedang menunggu Ari, teman pulangnya. Seketika itu dadaku seakan berhenti berdegup. Kulihat ia menyeberang jalan, menuju ke arahku. Aku semakin gugup, namun segera kutepis semua itu. Berusaha terlihat tenang di depannya adalah usahaku kali ini. Kulihat ia semakin mendekat.
”Hai Ran.... ” sapa Arian.
”Hai juga..... ”. Jawabku sembari tersenyum.
”Sepedamu mana??Lagi di bengkel??” tanya dia yang melihatku aneh karena tidak biasanya aku menunggu seperti ini.
“Yups... Sepedaku lagi di bengkel....” jawabku seraya menggeser posisi dudukku untuk memberinya tempat.
“Nunggu jemputan?” tanya dia sambil mengatur posisi duduknya. Kali ini ia duduk di sampingku.
Aku hanya mengangguk. Kemudian ia memandang ke arahku. Satu detik, dua detik, tiga detik, sampai lima detik dia masih memandangku. Aku membalasnya. Namun, aku segera membuang muka. Ia juga. Rasanya canggung untuk memulai pembicaraan.
“Kemarin malam, aku mimpiin kamu, Ran!” kata Arian serius.
Aku terbelalak mendengarnya karena ingatanku tiba-tiba tertuju pada perjalananku semalam untuk meredam tangisku karena aku sangat merindukan Arian. Apakah ini hanya kebetulan atau memang suatu ikatan batin?Aku tak tahu. Kemudian aku menengok ke arahnya.
”Kamu becanda kan??” tanyaku seakan meminta keyakinan.
Ia membalas tatapan mataku yang aneh dan dia hanya menggeleng. Kemudian, suara motor dari arah selatan menghampiri kami. Ari sudah datang dan bermaksud menjemput Arian. Arian segera beranjak dan berpamitan padaku tanpa sempat menjawab pertanyaanku. Aku berusaha mengucapkan sesuatu padanya. Namun, kakakku datang untuk membawaku pulang. Terpaksa aku harus pulang dengan perasaan menggantung.

***

Sore ini, aku sengaja membuka email untuk mengecek inbox. Ternyata ada satu email yang membuatku kaget. Dari my strenght. Nama itu adalah untuk Arian. Aku semakin bertanya-tanya, gugup dan semakin takut kehilangan dia. Apa yang dia katakan padaku??. Perlahan aku mengeklik email itu.

From : my strenght (arian_dec@hotmail.com)
Subject : Untuk Rani
Date : Sat, 6 Dec 2008 21:53:52 +0800 (SGT)
To : rani (rarin_oct@gmail.com)

Aku sbenernya tau smua yang sdang kamu alami....... Mungkin kalo aku jadi kamu........pasti q jga nrasa gtu..... Ran..... Kmu harus bisa ngontrol isi hati kamu...... Kmu harus bisa memanipulasi diri kmu sndiri supaya bisa jadi lebih kuat.. Aku mungkin udah gak bsa jaga kmu untuk slamanya...... Mungkin garis takdir kita memang hanya sebatas ini, tidak lebih..... Kalopun bisa, itu semua kehendak ALLAH semata...... Kenapa aku kok blang bgini?? Karna aku gak mau kmu jdi lemah gara2 aku..... Kalopun kita emang udah gak bisa satu,
maafin aku....... Maafin aku karna ku gak bisa pegang erat janji........ Aku minta maaf beribu ribu maaf....... Aku minta maaf karna udah nyakitin kamu baik dalam keadaan sadar atau tidak..... Aku tau rasa sayang n cinta kamu kpadaku bgitu dalam...... TApi maaf, aku tidak bisa membalas tu smua dengan bobot yang sama...... Mungkin kamu bertanya, Knapa aku kok gak bisa mbalas rsa sayang n cinta kmu.......??? Itu karena ada sesuatu hal, sesuatu hal yang tidak pantas aku katakan kpadamu...... JAdi lbih baik aku diam....., dan smoga kmu sndiri tau tanpa aku beri tau....... Mungkin mlai skarang sbaiknya kamu harus bisa lupain aku sdikit demi sdikit...... Kmu harus cari pengganti, yang lbih baik dari aku...... Memangnya aku tu siapa sech????? Aku cman cow tolol yang suka cengengesan gak jelaz........ Aku gak bsa dbanggaiin oleh orang skitarku..... I'm just a loser........ Jadi kmu harus cari orang yang bener2 tulus ikhlas mncinta n mnyayangi kamu..... Mungkin dya lbih baik perangainya dari pda aku...... Dya udah lama nunggu kamu.... Sampai2 terlalu lama menunggu, kamu sdah diambil olehku..... Mungkin saat ini dya lbih pantas untukmu..... Dan aku gak akan lupain smua hal tntang kita slama ini..... Dan aku juga bisa untuk jadi kakak kamu...... Mlai skarang kmu jngan sedih lagi.....pa lagi nangis..... Tau gak,aku kalo liat cewek baek nangis.... Aku jdi ikut sdih atas tangisan cwek trsebut..... And the last, I say, "I love you....." Be carefull.... If you want to share with me..... I'm always beside you to listen your loneliness Your SUN always shine you........

Duerr!!!. Hatiku terkaget-kaget membaca ungkapan hatinya. Aku sama sekali tidak menyangka dia akan berucap seperti itu. Hatiku deras dan semakin deras. Aku mencoba membalasnya dengan kata-kata terpilih agar tak menyakiti hatinya. Mungkin itu juga yang dilakukan Arian untukku saat dia menulis email itu padaku. Aku mulai menulis dalam tangisku yang tak terbendung.

Reply ...

From : rani (rarin_oct@gmail.com)
Subject : Re : Untuk Rani
Date : Sun, 07 Dec 2008 19:02:16 +0700
To : my strength (arian_dec@hotmail.com)

Asslamualaikum...
Makasih y bwt semuanya....
Skali lgi mKsih y....
Singkat kata, mnurut kmu qta ga bsa nyatu lgi kn...
But, u must know that :
Whatever u say, I'll respect....
Whatever u say, I'll receive....
Whatever u say, I'll keep it...

Aq gak peduli kmu mw balez rsa syangq k kmu atw gak...
Aq jga gak pduli km mw nganggap q apa...
Km tw iaN??
Lambat laun, seirinG tmbahx usia q smakin tw bAHwa q gak hruz bsa memilikimU..
slma ni q xdar, trxta q cma cew egois...
Q cma mw kmu dsmpinG q...!

Trxta q salah besar!!!!

Saat km cba mghindari q untuk berusaha melupakanku...
setiap malam q menangis, mencoba mncari celah dmna ksalahanq....
bahkan, saat kmu blang bhwa kmu mimpiin q, sbnrx q telah mnangis smalam krna tiba2 q teringat olehmu..
Q cba mengontrol emosiq mlm tu...
mredam amarahq dan mencba menutup mataku.... tapi trxata knyataan berkata lain, q bLum bsa melakukan hal itu....
smpai suatu hari q mnemukan barisan kata yg mnurutq sangat logis..
bahwa...
Luv is learning to let him go...
Cinta itu belajar untuk membiarkan dia pergi....
Q berpikir lama sekali utk mnemukan makna barisan kata tersebut...
Akhirnya aku percaya,
aku yakin bahwa...
aku haruz membebaskanmu...!!

ya, itulah yg haruz q lakukan.........

InsyaAllah mulai sore ini aku haruz bisa melakukan itu...
semoga kmu semakin bahagia karena itu....
dan aku hruz bisa membiarkanmu pergi....

Maaf ya utk smua khilafq slama ini...
This is Unforgetable Moment...

Aku harap kmu gak menghilangkan q dari daftar nama2 di hatimu...
mskipun tu blacklist, aku gak pduli...!!
q cma pgen.... kmu msih inget q,
smpai ntar suatu hari, qta ktemu dan kmu gak ngenalin q atw kmu lupa sma q, q akan sangat................................................................................
apa yah??
liat ntar j deh...!

Oww... jdi kmu nawarin diri bwt jdi kk q tah??
Boleh jga....
gak mslah....., siapapun kamu q nerima j kQ...
so, mulai skrg kmu jDi kkq yo...! inget,q ga mnta loh!kmu yg nawarin diri kan??

zwd, kbanyakan ya??
sory j deh....

IluvU2....
I also say, "I love you too....."
Be carefull too....
If you want to share with me.....
here, I always beside you to listen your loneliness
Your SUN always shine you too........

Mulai skrg, jGn pernah berpikir gak da org yang peduli sma kmu...
jgn prnH berpikir bhwa kmu seorang LOSER,
dan jGn pernah berpikir bhwa kmu seorang yG gak berguna...
ActUaLLy, msih bYk orG dsekitarmu yg sayang bgt sma kmu...
Kmu haruz belajar mensyukuri pa yg kmu peroleh saat ini, benar begitu kan?
Bahkan kau pernah mengatakan itu padaku..
begitu jGa denganku, q kan cba bersyukur, q kn cba belajar....
bahwa :
Klo q cnta sma kmu, q hruz bsa melakukan sesuatu yG bwt kmu bahagia sekalipun tu pahit bwt q....
Itulah yG q dapatkan selama ini....

Mksih bYk y kk q...
Karena mu, hitam putih kehidupanq jDi terasa lebih berarti...
Dan yg terakhir,
bWt kkq yg baik :
jGn segan2 bwt share wiTh me...

Q rani yG baru....
Q rani yg tegar...
Q rani yg gak nangisan lgi...

Because Of U...
Because of U...., I can do it...

Thx aL Lot, rsax pgen ngomong teruz...

Zwd, bYe k...
Wassalamualaikum....

Slmt hari raya j ya...
Takbir bergema dimana2 saat q nulis ini semua...

Sepasang malaikat sedang menunggumu...
dan ada juga seseorang yang terbaik untukmu, dia sedang menunggumu malam ini dan itu bukan diriku walau q jga mnunggumu mlam ni...
gapai mimpimu y k...
I'll support U....
for the good boy..... I can smile now!!

Send.....

Aku lega telah menulisnya. Namun, ada satu yang membuatku agak segan. Yaitu alasan kenapa ia tak mau menyebutkan reasons atas pertanyaan kenapa ia tidak bisa membalas rasa sayangku padanya?. Apakah ia sudah menemukan matahari yang lain sehingga cintanya padaku pudar begitu saja?. Atau karena ia memang ingin melupakanku karena aku telah membuatnya kecewa?. Satu tanda tanya lagi, yaitu apakah dia sudah tak mencintaiku lagi?. Akh.... Meskipun banyak sekali tanda tanya dalam otakku, aku tak peduli. Seperti yang aku katakan di atas, bahwa aku harus bisa membebaskannya dan aku harus bisa membiarkannya pergi. Aku harus berusaha melupakan dia dan tinggalkan rasa cintaku yang tak berbalas ini. Aku harus bisa membuka hatiku sekarang. Ada malaikat yang juga menungguku malam ini.
Tapi, aku juga ingin dia tahu bahwa aku pernah mencintai seseorang hingga aku menangis. !@#$%

Kamis, 21 Mei 2009

SAJAK PERTEMUAN MAHASISWA

...

matahari terbit pagi ini
mencium bau kencing orok di kaki langit
melihat kali coklat menjalar ke lautan
dan mendengar dengung di dalam hutan

lalu kini ia dua penggalah tingginya
dan ia menjadi saksi kita berkumpul disini
memeriksa keadaan

kita bertanya :
kenapa maksud baik tidak selalu berguna
kenapa maksud baik dan maksud baik bisa berlaga
orang berkata : "kami ada maksud baik"
dan kita bertanya : "maksud baik untuk siapa ?"

ya !
ada yang jaya, ada yang terhina
ada yang bersenjata, ada yang terluka
ada yang duduk, ada yang diduduki
ada yang berlimpah, ada yang terkuras
dan kita disini bertanya :
"maksud baik saudara untuk siapa ?
saudara berdiri di pihak yang mana ?"

kenapa maksud baik dilakukan
tetapi makin banyak petani kehilangan tanahnya
tanah - tanah di gunung telah dimiliki orang - orang kota
perkebunan yang luas
hanya menguntungkan segolongan kecil saja
alat - alat kemajuan yang diimpor
tidak cocok untuk petani yang sempit tanahnya

tentu, kita bertanya :
"lantas maksud baik saudara untuk siapa ?"
sekarang matahari semakin tinggi
lalu akan bertahta juga di atas puncak kepala
dan di dalam udara yang panas kita juga bertanya :
kita ini dididik untuk memihak yang mana ?
ilmu - ilmu diajarkan disini
akan menjadi alat pembebasan
ataukah alat penindasan ?

sebentar lagi matahari akan tenggelam
malam akan tiba
cicak - cicak berbunyi di tembok
dan rembulan berlayar
tetapi pertanyaan kita tidak akan mereda
akan hidup di dalam mimpi
akan tumbuh di kebon belakang

dan esok hari
matahari akan terbit kembali
sementara hari baru menjelma
pertanyaan - pertanyaan kita menjadi hutan
atau masuk ke sungai
menjadi ombak di samodra

di bawah matahari ini kita bertanya :
ada yang menangis, ada yang mendera
ada yang habis, ada yang mengikis
dan maksud baik kita
berdiri di pihak yang mana !

W.S. RENDRA
( jakarta, 1 desember 1977 )

Kata-Kata Dapat Mengubah Dunia

Mengubah dunia dengan kata seperti judul di atas? Why not? Sebab WS Rendra, si Presiden Sastra Indonesia, si burung merak pun berkata, “Kesadaran adalah matahari. Kesabaran adalah bumi. Keberanian menjadi cakrawala. Dan perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata!”

Rendra mengucapkan kalimat puitis itu dalam banyak pidato kebudayaannya. Rendra juga mengutipkan kalimat tersebut dalam kompilasi lagu bersama Iwan Fals kolaborasi Kantata Takwa sebuah grup musik dapukan Setiawan Djodi. “Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata!”

Kata-kata puitis dinyanyikan dengan indah. Nyawanya merasuk ke jiwa atau sukma kita.
Dengarkanlah lirik lagu Ebiet G Ade yang naturalis itu? Betapa menggugahnya. Dengarkanlah lagu-lagu Franky Sahilatua, Nugy. Semua mengalunkan kata-kata bijak pengubah mindset seseorang dari lemah menjadi tegar, dari lesu menjadi penuh gairah ilmiah.

Kata-kata Bung Karno sang proklamator menggugah dan membakar semangat kita. Semangat nasionalisme yang telah menyatukan gugusan beribu pulau menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia yang sangat mengesankan. (Tergantung kita saat ini, bisakah dengan kata-kata mengubah Indonesia, sekaligus mengubah dunia?)
Di Kalbar pun terdapat putra-putri terbaik yang dengan kata bisa mengubah dunia. Dari masa raja di raja hingga siswa-siswi mutakhir saat ini.

Lihatlah pahatan karya Sultan Hamid II yang menggambar Burung Garuda. Di kaki si lambang negara itu tercengkeram tiga kata: Bhinneka Tunggal Ika. Sebuah rangkaian kata dahsyat bagi Indonesia yang multi etnis, multi agama. Berbeda-beda tetapi tetap satu juga.

Tiga kata itu digali dari akar budaya bangsa. Sudah tertuang lewat rangkaian kata-kata Sotasoma dan Negara Kertagama. Hasil karya tulis yang merangkai kata-kata.
Kata bisa mengubah dunia adalah fenomena dahsyat. Kata-kata yang setiap hari bisa kita produksi baik lewat lisan, tulisan, bahkan lukisan.

Kata, hanyalah susunan huruf-huruf untuk bisa dibaca. Kata adalah satuan intonasi yang bisa didengar. Kata adalah empat huruf yang bisa menjadi tata kalimat yang panjang, yang bisa mengurai konsep menjadi kenyataan. Bisa mengubah kebiadaban menjadi peradaban.

Tapi apalah arti kata tanpa mampu dibaca? Apa pula arti kata jika tak punya jiwa?
Kemampuan membaca dan menjadikannya kenyataan adalah aplikasi dari manusia seutuhnya yang kita cari-cari saat ini. Kita rindu akan figur orang-orang yang pandai menulis, memproduksi kata-kata, tapi juga pintar menerapkannya menjadi kenyataan. Sehingga dengan demikian tidak termasuk angin pukul angin sehingga kita yang membaca atau mendengarkannya pun mual akibat masuk angin.

Kita tak juga mau dibuai kata-kata, sehingga menjadi taklid buta. Kita ingin kata mutiara sekalipun menjadi kenyataan. Karena di kenyataanlah kita berpijak, bukannya mimpi-mimpi yang utopis.

Sebuah papan reklame besar dengan wajah politisi memesankan: dunia tidak berubah hanya dengan kata-kata, tetapi siapa yang mampu menjadikannya realita. Politisi itu benar. Kata-katanya benar. Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata. Sampai-sampai saya pun sudah kehabisan kosa kata untuk terus merangkai kata.
Terlebih saat mata saya tertuju pada papan reklame lain dengan kata-kata, “Talk less, do more.” Sedikit bicara, banyak bekerja. Tapi, bukankah empat kata itu pun kata-kata pula?


oleh : W.Suwito

Senin, 02 Maret 2009

PaHe ( PAket HEbat )

Ada gak sih yang gratis di dunia ini ?. Kiranya, itulah pertanyaan yang akan membawa kita menelisik makna setiap kata perjuangan, pengorbanan, frasa kerja keras dan kalimat bahwa sukses tak ada yang instan, melainkan harus melewati satu paket hebat yang dinamakan perjuangan.

Langkah awal munculnya perjuangan yang hebat adalah mimpi. Mimpi adalah motivasi. Perjuangan adalah implementasi, dan sukses adalah prestasi. Kalau kita coba merenungkan sejenak, banyak sekali aral melintang seiring dengan pencapaian suatu tujuan. Namun, itu semua tentu bisa teratasi. Salah satunya dengan mimpi kita. Jika kita punya mimpi, maka kita punya motivasi. Jika kita punya mimpi, maka kita punya ambisi. Dengan bermimpi, kita bisa melibas segala bentuk hambatan yang datang dari diri sendiri. Kita bisa tumpas yang namanya malas dan kita bisa habisi yang namanya frustasi. Oleh karena itu, tulis mimpi kita besar-besar, camkan dalam-dalam di benak kita dan tanamkan janji tak akan pernah menyerah sampai mimpi tunduk bertekuk lutut di hadapan kita. Dengan begitu, otak, hati, tangan, pikiran, tenaga dan lingkungan akan secara otomatis mengatur dirinya untuk mendukung perjuangan kita dalam mewujudkan mimpi. Lagi-lagi, tentu dengan perjuangan gigih dan idealisme yang teguh karena suksesku belum tentu suksesmu. Pikiranku, belum tentu pikiranmu. Tubuhku, bukan tubuhmu. Hatiku, bukan hatimu. Tujuanku belum tentu tujuanmu. Maka, tentu saja sukses adalah relatif dan langkah mencapainya juga tak akan sama setiap orang. Kiranya, kita harus ciptakan sukses kita sendiri dan temukan sendiri cara mencapainya, karena mungkin plagiat untuk hal semacam ini tak akan pernah berhasil.

Jika kita sedikit membuka mata dan meluaskan pandangan, akan kita jumpai banyak sekali fenomena alam maupun social yang secara mutlak menunjukkan keperkasaan suatu perjuangan. Enam puluh empat tahun yang lalu, bangsa Indonesia telah menunjukkan hasil dari perjuangan dan pengorbanan yang sangat hebat dan superior dalam menumpas penjajah sehingga merah putih bisa berkibar di angkasa, melambai-lambaikan semangat baru di atas puncak tertinggi. Inilah sukses menurut bangsa Indonesia kala itu. Sangat tidak instan ! Bukan pula sulapan para penyihir amatiran! Tidak juga lolongan Abrakadabra !. Kemerdekaan bangsa Indonesia lahir dari semangat, perjuangan dan pengorbanan para pahlawan dan segenap bangsa Indonesia yang ingin lepas dari belenggu para penjajah bermata hijau yang haus darah. Mereka relakan tenaga mereka untuk melawan kebengisan senjata kompeni, mereka relakan harta dan otak untuk menyusun strategi gerilya, mereka relakan jantung dan hati mereka demi melindungi aset bangsa, bahkan mereka rela bersimbah darah demi mengusir para kelompok tengil itu. Kemudian mereka habiskan hari dan malam mereka, setiap detik, menit dan jam tak pernah kering mulut dan hati mereka memuji dan memohon kepada Yang Maha Agung dan Perkasa. Akhirnya, tujuh belas Agustus tahun empat puluh lima, Tuhan memberikan anugerah tak ternilai sebagai hadiah dari perjuangan keras dan pengorbanan tak mengenal putus asa. Indonesia berdiri di atas tanah penuh berkah dengan atmosfer semangat kemerdekaan yang menggema di seantero jagat raya. Bukan main perjuangannya bukan ? Sebagai bangsa Indonesia yang baik, tentu sangat memahami deskripsi di atas. Inilah motivasi awal bahwa kita hidup, sejatinya adalah perjuangan. Kita adalah petualang. Kita hidup untuk usaha.
Dalam buku karya Prof.Yohannes Surya yang berjudul “Mestakung (Semesta Mendukung)”, kita bisa melihat banyak insiden yang menunjukkan betapa perjuangan dan kerja keras adalah kunci sebuah kesuksesan. Semuanya itu terfokus pada satu kata Mestakung yang berarti semesta mendukung. Istilah ini diambil dari konsep físika, bahwa ketika sesuatu berada dalam kondisi kritis maka setiap partikel di sekelilingnya akan bekerja serentak demi mencapai titik ideal. Mestakung menempatkan masalah dan rintangan menjadi kondisi kritis yang mendorong kekuatan-kekuatan alam mendukung upaya mewujudkan mimpi. Dengan ini, Prof. Yohannes Surya mampu membawa nama Indonesia menjadi Juara Dunia Olimpiade Físika Internasional di Singapura tahun 2006 yang tiga belas tahun yang lalu hanyalah sebuah impian. Sebuah prestasi yang spektakuler bukan?. Ini semua juga tak lepas dari perjuangan, belajar mati-matian dengan usaha yang tak cukup hanya semalam.

Peraih nilai ujian nasional tertinggi se-Jatim yang tidak lain adalah salah satu siswa SMA Negeri Mojoagung kala itu. Itu pun bukan karena sihir nujum terkenal. Bukan ayunan tongkat bidadari dan bukan juga karena sebuah kebetulan. Namun, itu semua terjadi karena perjuangan dan pengorbanan. Ia, Teguh Budiyanto, mengaku bukan siswa terpandai di kelas, bukan pula siswa yang selalu mendapat kisaran nilai sembilan-sepuluh di sekolahnya. Ia siswa biasa, namun bisa luar biasa. Itu adalah imbas dari paket perjuangan. Ia mengaku belajar mati-matian, berdoa dan ibadah sholat malam tak pernah ia lupakan. Itulah usaha lahir dan batin yang ia lakukan. Perjuangannya mencapai mimpinya, hingga ia bisa meraih yang lebih dari yang ia inginkan. Tentu saja, ia yakin bahwa Tuhan tak akan pernah berbohong.

Napoleon Hill, pendiri Napoleon Hill Associates pernah berkata bahwa, ”Prestasi luar biasa biasanya dicapai dengan pengorbanan yang besar, bukan hasil dari egois.” Gail Devers, atlet Atletik kelas dunia asal AS yang mengidap kelainan tyroid turut mengatakan bahwa, ”Jagalah agar mimpimu tetap hidup. Untuk menggapai mimpimu dibutuhkan keyakinan, visi, kerja keras, determinasi dan dedikasi. Ingat, semua itu menjadi mungkin bagi orang yang punya keyakinan teguh!”. Soekarno, presiden pertama Indonesia juga memaparkan dalam pidatonya, "Kami menggoyangkan langit, menggempakan darat, dan menggelorakan samudera agar tidak jadi bangsa yang hidup hanya dari 2 sen sehari. Bangsa yang kerja keras, bukan bangsa tempe, bukan bangsa kuli. Bangsa yang rela menderita demi pembelian cita-cita." Nah, dari berbagai pandangan di atas, sedikit memahami bukan? bahwa semua yang ada di dunia ini akan mungkin jika kita mau berusaha. Tidak ada satu pun yang cuma-cuma. Tidak ada satu pun yang gratis. Tidak ada satu pun yang instan begitu saja. Tuhan pun tak akan merubah nasib seseorang, jika kita tak mau berusaha. Mie instan juga melalui proses memasak bukan?. Oleh karena itu, kita harus menjemput kesuksesan kita sendiri, dan segalanya butuh proses, mulai dari hal kecil sampai pengorbanan yang teragung. Seperti pepatah Cina, bahwa perjalanan ribuan mil dimulai dari satu langkah pertama. Semuanya butuh proses, dan perjuangan adalah proses belajar dengan hikmah yang tiada duanya. Dan lagi, Tuhan tak akan pernah ingkar.

Perjuangan bukan hal yang sia-sia. Perjuangan adalah hal yang terhebat sekaligus membahagiakan. Ini biasanya baru disadari ketika sukses sudah di tangan. Ada kepuasan luar biasa yang membuncah sering terkembangnya senyum kita. Dari ketiga gambaran mengenai fenomena paket perjuangan di atas, kita mencoba melihat dari sudut pandang lubang semut. Kita mencoba melihat dari sudut pandang yang berbeda. Coba kita renungkan, karena perjuangan mati-matian melawan penjajah, para pahlawan, pendiri negara serta warga Indonesia kala itu tumbuh menjadi pribadi-pribadi pekerja keras dengan penuh semangat menyusun strategi pembangunan. Karena perjuangan memajukan bangsa di mata internasional, Prof. Yohannes Surya beserta Tim Olimpiade Físika Indonesia berkembang menjadi tim solid yang tak pernah mengenal kata menyerah, pantang bicara tak mampu dan pantang bicara kalah. Karena perjuangan Teguh Budiyanto sampai meraih NUN tertinggi se-Jatim, ia menjadi tak pernah mengenal kata putus asa dan percaya bahwa kerja keras bukan hal melelahkan, namun suatu hal yang pasti terjadi dalam pencapaian kita terhadap suatu tujuan. Tuhan akan selalu ikut campur dalam hidup kita. Usaha batin adalah faktor penting yang beriringan dengan usaha lahir, sehingga keduanya termasuk dalam rangkaian hebat perjuangan. Jadi, perjuangan merupakan paket mutlak bukan? Paket mutlak sebelum kita meraih sukses.

Tentu saja, semua itu harus dibarengi dengan jiwa besar. Jiwa besar dalam menerima segala kenyataan. Karena apapun kenyataan yang terjadi, itu adalah anugerah dan karunia Tuhan untuk kita. Aku percaya, Tuhan tak akan pernah membiarkan makhluknya yang berjuang dan bersabar. Tuhan Maha Pemurah. Tuhan Maha Penyayang. Tuhan Maha Kaya. Tuhan Maha Perkasa. Jadi, ketika kegagalan menerpa, itu adalah salah satu rencana Tuhan yang berbaik hati pada kita. Introspeksi diri, dan temukan lagi cara baru untuk menggapai bintangmu yang berkilauan menunggumu di puncak sana. Berjuang dan berjuang lagi, karena ini adalah langkah kita sebagai makhlukNya yang menyadari bahwa hidup adalah usaha, meski nantinya Tuhan yang menentukan. Tapi, percayalah, Tuhan tak akan pernah ingkar.

Jika perjuangan digabungkan dengan jiwa besar, maka sukses adalah hasilnya. Satu paket hebat dari realita planet kehidupan. Semoga Tuhan tak membutakan mata kita, semoga Tuhan terus memberikan jalan kepada kita untuk menyadari betapa baiknya Dia sehingga kita bisa terus berjuang. Hidup tak ada yang gratis, tak terkecuali nikmatNya. Kita perlu tanggung jawab untuk semuanya. Sukses bukan kebetulan. Sukses bukan keajaiban. Sukses adalah perjalanan. Perjuangan adalah pengabdian kita akan hidup dan tanggung jawab kita terhadap kenyataan. Dan, jangan pernah bermimpi akan sampai di puncak, jika kau tak punya sedikitpun hasrat untuk berjuang dan berkorban untuknya. Sukses ,perjuangan dan jiwa besar adalah paket hebat dalam hidup. Life for Struggle!!

Sabtu, 10 Januari 2009

Kapan, malam ??

...



Aku tak tau,

sampai kapan aku bertahan,

Tak jua menahu

kapan aku pulang,

Sampai bumi terkoyak,

aku masih membatu sepijak,

berteman tengkorak !

Ntah, suara malam ini tergetar untuk siapa,

aku masih disini membelai nyawa,

Nyanyian malam itu mendenging,

seperti akan tercekik !!

Bias malam terlukis sungguh tirus..

aku tak peduli bulan menganggapku aneh,

tak jua mendung yang berucap tak jelas !

Aku hanya ingin mencari !!

Persetan dengan ejekan matahari..

Aku hanya ingin berlari !!

hingga kerikil-kerikil itu menancap dan menghisap sebagian darahku...

Tapi tak apalah ! Tak penting itu semua !!

Aku hidup tak untuk sedetik saja...

ALYNEE

Minggu, 04 Januari 2009

Kembang Tilem....., Apa Gusti Allah akan Marah??

...


Gambar ini kutemukan saat aku surfing di dunia maya...

Kata sebagian orang yang pernah kutemui, aku harus menuliskan apa yang menjadi mimpiku. Karena dengan bermimpi, aku jadi punya arah dan tujuan. Dengan menuliskannya, aku tak akan lupa selama itu masih ada dalam pandangan. Dengan menuliskannya, aku akan semakin malu jika aku tak bekerja keras untuk mewujudkannya. Kata salah satu orang, “Mimpi itu indah, akan jadi lebih indah jika kita bisa mewujudkannya.”. Kalau menurutku, benar juga selama mimpi itu memang benar-benar indah.
Setelah sekian lama, terombang-ambing, kesana-kemari dalam ritual kehidupan yang menyita waktu dan tak pasti. Hidup dalam angan-angan dan tertidur dalam awangan. Akhirnya aku berani bermimpi. Sungguh hal yang tak mudah bagiku menanamkan paradigma bahwa hidup harus punya mimpi. Selama ini, orang tuaku selalu mengatakan, ”Mengalir saja lah... nduk”, ”Mengalir saja lah...nak”. Aku tahu persis maksud orang tuaku menanamkan paham seperti itu padaku. Sejatinya, memang hidup itu hanya milik Gusti Allah. ”Manusia cuma bisa ikhtiyar sekuat tenaga, tawakkal juga ndak boleh dilupakan...., hadapi saja apa yang ada didepanmu..., sekolah dimanapun toh sama saja nduk..., semua itu tergantung manusianya...”. Begitulah kiranya maksud kedua orang tuaku.
Namun, entah apa yang membuat otakku tiba-tiba berubah haluan dan memberanikan diri untuk bermimpi. Mungkin karena kata hatiku mengatakan bahwa, ”...apa salahnya bermimpi, semoga Gusti Allah lan Kanjeng Nabi juga tak akan marah bila aku mencoba bermimpi...”. Dengan catatan, tidak boleh terlalu mendewakan mimpi tersebut. Tidak boleh terlalu kenceng, toh hidup, mati dan nasib itu cuma Pengeran yang punya. Akhirnya, aku berani bermimpi dan tak meninggalkan rasa hormatku kaliyan wong tuwa sing loro.

Jumat, 02 Januari 2009

Refleksi.... , Detik Ini Aku Kembali...




Kedua tangan Rani menengadah ke atas sejajar bahunya di depan tubuh setelah shalat Ashar dan dzikrullah. HP disebelahnya bergetar…setelah beres berdo’a dilihat HP-nya. “Faishal miscall…”, bisik hatinya. HP diletakkan kembali di sebelah kiri kemudian Rani tilawah. Entah kekuatan apa yang menggerakan tangan Rani untuk mengetik SMS selepas tilawah

Indah dilihat..

Rindu terbayang..

Mata terpejam..

Hati melayang..

Pikiran berputar..

Hati-hati

fatamorgana..



www.kemudian.com

Hanya Mengeja Cinta di DasarMu 2




Sekian lama

Tertatih-tatih meniti cinta tertinggi untuk Yang Maha Tinggi
Terbata-bata mengeja kasih untuk sepasang Matahari,
Dan benar-benar terseok menapaki tangga kedewasaan berarti

Ambisi dan obsesi semakin menjadi
Membuat logika terus bermain tanpa hati
Selalu menghiba keadilan Sang Rabbi ,
seakan tak pernah terpecahkan oleh hati nurani

Sekian lama
Angin, badai, terik dan sunyi menghampiri
Terombang-ambing dalam kenyataan tak berarti
Jalan terjal membuat semakin banyak persimpangan
yang menuntut untuk sebuah keputusan

Sekian lama
Mencoba menjawab panggilan asa,
Berliter keringat dan air mata tercurah, hanya untuk sang asa
Kemenangan-kemenangan semu semakin menggoda,
hingga cinta benar-benar lenyap tak bersisa

Dan
Ambisi semakin menari
Menipu dengan impian palsu
Hingga cinta terabaikan,
Kasih suci terlupakan

Namun
Ironis!!
Matahari tetap menyinari
Seakan tak pernah letih karena sedih
Bulan pun tak ingin meninggalkan tugasnya
Meski kecewa terus mendera

Sekarang
Kembali terbata mencari cinta
Kembali tertatih menjejak bumi
Begitu sakit, begitu letih
Hingga kering air mata, hingga habis peluh tenaga

Oh Sang Pencipta langit

Lihatlah aku mendekat, tengoklah aku yang tercekat

Aku yang mengawang dengan idealisme yang mengambang

Aku mengeja cinta di jalanMu

Hanya mengeja cinta di dasarMu

Ketika Aku Menunduk....




Wahai Tuhanku Aku Tidak layak untuk syurgaMu
Tetapi aku tidak pula sanggup menanggung siksa NerakaMu
Dari itu kurniakanlah ampunan kepadaku ampunkanlah Dosa ku Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Pengampun Dosa-Dosa besar

Dosa-dosaku bagaikan pepasir di pantai
terimalah taubatku wahai Tuhan yang Maha Tinggi
Dan usiaku berkurangan setiap hari
sedangkan dosaku pula bertambah setiap masa

Tuhanku, hambaMu yang sering melakukan maksiat telah datang kepadaMu
Sentiasa membuat dosa, dan sesungguhnya telah berdoa kepadaMu
Jika Kau ampunkan, maka itu adalah hakMu
Dan jika Kau tinggalkan, maka siapa lagi yang hendak kami harapkan sepertiMu...