Berkata ala Diri Sendiri, Berawal di Bumi Sendiri—Merah Putih!!—

Berupaya menyisir, menggeledah, membongkar sembari mencari, menyelidiki, ataupun nyantri pada Kiai Kehidupan untuk memilah dan berusaha menemukan apa yang pantas diperjuangkan dalam hidup...

Kamis, 16 Oktober 2008

Biar Aku eperti itu

.

Kau mungkin tak tahu betapa hatiku penuh luka saat aku harus membuat keputusan untuk meninggalkanmu. Saat aku menghadapi keadaan yang bisa membunuhku, bahkan membunuhmu ketika aku harus mempertahankanmu. Saat aku merasa sendiri dan sepi, tak seorangpun sudi menghela. Kau tak pernah tahu dan mungkin tak kan pernah tahu.

Aku menyadari bahwa saat ini kau sudah tidak lagi punya urusan denganku, begitu juga seharusnya denganku yang sudah tak punya andil apapun terhadapmu. Aku telah mendengar semua itu dari bibir dan hatimu. Aku sungguh telah mendengarnya. Hatiku gerimis setelahnya. Betapa sungguh secepat itu namaku lenyap dari hati dan pikiranmu!

Secepat itu juga kau menemukan matahari yang lai. Empat hari lalu, bahkan kau baru saja berterus terang bahawa kau hanya punya dua matahari. Matahari sesungguhnya dan satu yang lain adalah "Aku". Tapi aku pikir, aku harus tahu diri bahwa sinarku tak cukup menerangi jalanmu. Aku yakin dan percaya bahwa sesungguhnya ada matahari lain yang bisa menerangi hatimu. Menghangatkan jiwamu. Aku berdoa untuk kebahagiaanmu.

Kalauboleh aku berujar, matahari itu sesungguhnya telah ada di dekatmu. Tinggal bagaimana caramu untuk menarik sinar itu hingga dia bisa memberikan sinarnya padamu. Kau mungkin tak pernha tahu bahwa aku sudah merasa seperti itu sejak kau masih berada disampingku dulu.

Semoga kau masih bisa menerimaku, masih bisa mengingatku atau aku sangat berharap bisa jadi asteroid bagimu. Meskipun harus mendapatkan sinar dari matahari untuk bisa menyinarimu. Meskipun tidak seterang mentari, tapi setidaknya aku bisa sedikit menerangi hatimu dan menyingkitkan mendung di kelopak matamu.

Biarkan aku jadi seperti itu dan aku rela menyerahkan sinarku untuk mataharimu yang selanjutnya.
Biarkan sinar itu hidup dalam raga orang lain daropada harus menderita tak berdaya dalam hatiku.
Biar sinar itu hidup melalui orang lain, daripada harus menanggung sakit dan bersalah dalam jiwa ragaku.

Semoga kau tahu bahwa sinar itu masih hidup dan menunggumu.

Dan semoga kau tahu bahwa aku pernah mencintai seseorang hingga aku menangis.

ar i n z

2 komentar:

  1. gerimis pasti kan datang....mungkin kian deras....mungkin bisa banjir, sedih-sumpek-sebel-bete campuraduk jadi satu, tapi yakinlah "tak selamanya mendung itu kelabu" lihatlah di ufuk sana pelangi nan indah menghias angkasa, so pasti....!
    kata ahli kimia itu peristiwa "Efek Tyndal".....he...he...he...

    BalasHapus
  2. seneng ngelmu :

    terima kasih banyak, Pak! sudah berkunjung di blog saya... Smg mnjadi berkah,
    ni tulisan saya aneh2 y Pak? he,,,,

    BalasHapus