Berkata ala Diri Sendiri, Berawal di Bumi Sendiri—Merah Putih!!—

Berupaya menyisir, menggeledah, membongkar sembari mencari, menyelidiki, ataupun nyantri pada Kiai Kehidupan untuk memilah dan berusaha menemukan apa yang pantas diperjuangkan dalam hidup...

Senin, 02 Maret 2009

PaHe ( PAket HEbat )

Ada gak sih yang gratis di dunia ini ?. Kiranya, itulah pertanyaan yang akan membawa kita menelisik makna setiap kata perjuangan, pengorbanan, frasa kerja keras dan kalimat bahwa sukses tak ada yang instan, melainkan harus melewati satu paket hebat yang dinamakan perjuangan.

Langkah awal munculnya perjuangan yang hebat adalah mimpi. Mimpi adalah motivasi. Perjuangan adalah implementasi, dan sukses adalah prestasi. Kalau kita coba merenungkan sejenak, banyak sekali aral melintang seiring dengan pencapaian suatu tujuan. Namun, itu semua tentu bisa teratasi. Salah satunya dengan mimpi kita. Jika kita punya mimpi, maka kita punya motivasi. Jika kita punya mimpi, maka kita punya ambisi. Dengan bermimpi, kita bisa melibas segala bentuk hambatan yang datang dari diri sendiri. Kita bisa tumpas yang namanya malas dan kita bisa habisi yang namanya frustasi. Oleh karena itu, tulis mimpi kita besar-besar, camkan dalam-dalam di benak kita dan tanamkan janji tak akan pernah menyerah sampai mimpi tunduk bertekuk lutut di hadapan kita. Dengan begitu, otak, hati, tangan, pikiran, tenaga dan lingkungan akan secara otomatis mengatur dirinya untuk mendukung perjuangan kita dalam mewujudkan mimpi. Lagi-lagi, tentu dengan perjuangan gigih dan idealisme yang teguh karena suksesku belum tentu suksesmu. Pikiranku, belum tentu pikiranmu. Tubuhku, bukan tubuhmu. Hatiku, bukan hatimu. Tujuanku belum tentu tujuanmu. Maka, tentu saja sukses adalah relatif dan langkah mencapainya juga tak akan sama setiap orang. Kiranya, kita harus ciptakan sukses kita sendiri dan temukan sendiri cara mencapainya, karena mungkin plagiat untuk hal semacam ini tak akan pernah berhasil.

Jika kita sedikit membuka mata dan meluaskan pandangan, akan kita jumpai banyak sekali fenomena alam maupun social yang secara mutlak menunjukkan keperkasaan suatu perjuangan. Enam puluh empat tahun yang lalu, bangsa Indonesia telah menunjukkan hasil dari perjuangan dan pengorbanan yang sangat hebat dan superior dalam menumpas penjajah sehingga merah putih bisa berkibar di angkasa, melambai-lambaikan semangat baru di atas puncak tertinggi. Inilah sukses menurut bangsa Indonesia kala itu. Sangat tidak instan ! Bukan pula sulapan para penyihir amatiran! Tidak juga lolongan Abrakadabra !. Kemerdekaan bangsa Indonesia lahir dari semangat, perjuangan dan pengorbanan para pahlawan dan segenap bangsa Indonesia yang ingin lepas dari belenggu para penjajah bermata hijau yang haus darah. Mereka relakan tenaga mereka untuk melawan kebengisan senjata kompeni, mereka relakan harta dan otak untuk menyusun strategi gerilya, mereka relakan jantung dan hati mereka demi melindungi aset bangsa, bahkan mereka rela bersimbah darah demi mengusir para kelompok tengil itu. Kemudian mereka habiskan hari dan malam mereka, setiap detik, menit dan jam tak pernah kering mulut dan hati mereka memuji dan memohon kepada Yang Maha Agung dan Perkasa. Akhirnya, tujuh belas Agustus tahun empat puluh lima, Tuhan memberikan anugerah tak ternilai sebagai hadiah dari perjuangan keras dan pengorbanan tak mengenal putus asa. Indonesia berdiri di atas tanah penuh berkah dengan atmosfer semangat kemerdekaan yang menggema di seantero jagat raya. Bukan main perjuangannya bukan ? Sebagai bangsa Indonesia yang baik, tentu sangat memahami deskripsi di atas. Inilah motivasi awal bahwa kita hidup, sejatinya adalah perjuangan. Kita adalah petualang. Kita hidup untuk usaha.
Dalam buku karya Prof.Yohannes Surya yang berjudul “Mestakung (Semesta Mendukung)”, kita bisa melihat banyak insiden yang menunjukkan betapa perjuangan dan kerja keras adalah kunci sebuah kesuksesan. Semuanya itu terfokus pada satu kata Mestakung yang berarti semesta mendukung. Istilah ini diambil dari konsep físika, bahwa ketika sesuatu berada dalam kondisi kritis maka setiap partikel di sekelilingnya akan bekerja serentak demi mencapai titik ideal. Mestakung menempatkan masalah dan rintangan menjadi kondisi kritis yang mendorong kekuatan-kekuatan alam mendukung upaya mewujudkan mimpi. Dengan ini, Prof. Yohannes Surya mampu membawa nama Indonesia menjadi Juara Dunia Olimpiade Físika Internasional di Singapura tahun 2006 yang tiga belas tahun yang lalu hanyalah sebuah impian. Sebuah prestasi yang spektakuler bukan?. Ini semua juga tak lepas dari perjuangan, belajar mati-matian dengan usaha yang tak cukup hanya semalam.

Peraih nilai ujian nasional tertinggi se-Jatim yang tidak lain adalah salah satu siswa SMA Negeri Mojoagung kala itu. Itu pun bukan karena sihir nujum terkenal. Bukan ayunan tongkat bidadari dan bukan juga karena sebuah kebetulan. Namun, itu semua terjadi karena perjuangan dan pengorbanan. Ia, Teguh Budiyanto, mengaku bukan siswa terpandai di kelas, bukan pula siswa yang selalu mendapat kisaran nilai sembilan-sepuluh di sekolahnya. Ia siswa biasa, namun bisa luar biasa. Itu adalah imbas dari paket perjuangan. Ia mengaku belajar mati-matian, berdoa dan ibadah sholat malam tak pernah ia lupakan. Itulah usaha lahir dan batin yang ia lakukan. Perjuangannya mencapai mimpinya, hingga ia bisa meraih yang lebih dari yang ia inginkan. Tentu saja, ia yakin bahwa Tuhan tak akan pernah berbohong.

Napoleon Hill, pendiri Napoleon Hill Associates pernah berkata bahwa, ”Prestasi luar biasa biasanya dicapai dengan pengorbanan yang besar, bukan hasil dari egois.” Gail Devers, atlet Atletik kelas dunia asal AS yang mengidap kelainan tyroid turut mengatakan bahwa, ”Jagalah agar mimpimu tetap hidup. Untuk menggapai mimpimu dibutuhkan keyakinan, visi, kerja keras, determinasi dan dedikasi. Ingat, semua itu menjadi mungkin bagi orang yang punya keyakinan teguh!”. Soekarno, presiden pertama Indonesia juga memaparkan dalam pidatonya, "Kami menggoyangkan langit, menggempakan darat, dan menggelorakan samudera agar tidak jadi bangsa yang hidup hanya dari 2 sen sehari. Bangsa yang kerja keras, bukan bangsa tempe, bukan bangsa kuli. Bangsa yang rela menderita demi pembelian cita-cita." Nah, dari berbagai pandangan di atas, sedikit memahami bukan? bahwa semua yang ada di dunia ini akan mungkin jika kita mau berusaha. Tidak ada satu pun yang cuma-cuma. Tidak ada satu pun yang gratis. Tidak ada satu pun yang instan begitu saja. Tuhan pun tak akan merubah nasib seseorang, jika kita tak mau berusaha. Mie instan juga melalui proses memasak bukan?. Oleh karena itu, kita harus menjemput kesuksesan kita sendiri, dan segalanya butuh proses, mulai dari hal kecil sampai pengorbanan yang teragung. Seperti pepatah Cina, bahwa perjalanan ribuan mil dimulai dari satu langkah pertama. Semuanya butuh proses, dan perjuangan adalah proses belajar dengan hikmah yang tiada duanya. Dan lagi, Tuhan tak akan pernah ingkar.

Perjuangan bukan hal yang sia-sia. Perjuangan adalah hal yang terhebat sekaligus membahagiakan. Ini biasanya baru disadari ketika sukses sudah di tangan. Ada kepuasan luar biasa yang membuncah sering terkembangnya senyum kita. Dari ketiga gambaran mengenai fenomena paket perjuangan di atas, kita mencoba melihat dari sudut pandang lubang semut. Kita mencoba melihat dari sudut pandang yang berbeda. Coba kita renungkan, karena perjuangan mati-matian melawan penjajah, para pahlawan, pendiri negara serta warga Indonesia kala itu tumbuh menjadi pribadi-pribadi pekerja keras dengan penuh semangat menyusun strategi pembangunan. Karena perjuangan memajukan bangsa di mata internasional, Prof. Yohannes Surya beserta Tim Olimpiade Físika Indonesia berkembang menjadi tim solid yang tak pernah mengenal kata menyerah, pantang bicara tak mampu dan pantang bicara kalah. Karena perjuangan Teguh Budiyanto sampai meraih NUN tertinggi se-Jatim, ia menjadi tak pernah mengenal kata putus asa dan percaya bahwa kerja keras bukan hal melelahkan, namun suatu hal yang pasti terjadi dalam pencapaian kita terhadap suatu tujuan. Tuhan akan selalu ikut campur dalam hidup kita. Usaha batin adalah faktor penting yang beriringan dengan usaha lahir, sehingga keduanya termasuk dalam rangkaian hebat perjuangan. Jadi, perjuangan merupakan paket mutlak bukan? Paket mutlak sebelum kita meraih sukses.

Tentu saja, semua itu harus dibarengi dengan jiwa besar. Jiwa besar dalam menerima segala kenyataan. Karena apapun kenyataan yang terjadi, itu adalah anugerah dan karunia Tuhan untuk kita. Aku percaya, Tuhan tak akan pernah membiarkan makhluknya yang berjuang dan bersabar. Tuhan Maha Pemurah. Tuhan Maha Penyayang. Tuhan Maha Kaya. Tuhan Maha Perkasa. Jadi, ketika kegagalan menerpa, itu adalah salah satu rencana Tuhan yang berbaik hati pada kita. Introspeksi diri, dan temukan lagi cara baru untuk menggapai bintangmu yang berkilauan menunggumu di puncak sana. Berjuang dan berjuang lagi, karena ini adalah langkah kita sebagai makhlukNya yang menyadari bahwa hidup adalah usaha, meski nantinya Tuhan yang menentukan. Tapi, percayalah, Tuhan tak akan pernah ingkar.

Jika perjuangan digabungkan dengan jiwa besar, maka sukses adalah hasilnya. Satu paket hebat dari realita planet kehidupan. Semoga Tuhan tak membutakan mata kita, semoga Tuhan terus memberikan jalan kepada kita untuk menyadari betapa baiknya Dia sehingga kita bisa terus berjuang. Hidup tak ada yang gratis, tak terkecuali nikmatNya. Kita perlu tanggung jawab untuk semuanya. Sukses bukan kebetulan. Sukses bukan keajaiban. Sukses adalah perjalanan. Perjuangan adalah pengabdian kita akan hidup dan tanggung jawab kita terhadap kenyataan. Dan, jangan pernah bermimpi akan sampai di puncak, jika kau tak punya sedikitpun hasrat untuk berjuang dan berkorban untuknya. Sukses ,perjuangan dan jiwa besar adalah paket hebat dalam hidup. Life for Struggle!!

Sabtu, 10 Januari 2009

Kapan, malam ??

...



Aku tak tau,

sampai kapan aku bertahan,

Tak jua menahu

kapan aku pulang,

Sampai bumi terkoyak,

aku masih membatu sepijak,

berteman tengkorak !

Ntah, suara malam ini tergetar untuk siapa,

aku masih disini membelai nyawa,

Nyanyian malam itu mendenging,

seperti akan tercekik !!

Bias malam terlukis sungguh tirus..

aku tak peduli bulan menganggapku aneh,

tak jua mendung yang berucap tak jelas !

Aku hanya ingin mencari !!

Persetan dengan ejekan matahari..

Aku hanya ingin berlari !!

hingga kerikil-kerikil itu menancap dan menghisap sebagian darahku...

Tapi tak apalah ! Tak penting itu semua !!

Aku hidup tak untuk sedetik saja...

ALYNEE

Minggu, 04 Januari 2009

Kembang Tilem....., Apa Gusti Allah akan Marah??

...


Gambar ini kutemukan saat aku surfing di dunia maya...

Kata sebagian orang yang pernah kutemui, aku harus menuliskan apa yang menjadi mimpiku. Karena dengan bermimpi, aku jadi punya arah dan tujuan. Dengan menuliskannya, aku tak akan lupa selama itu masih ada dalam pandangan. Dengan menuliskannya, aku akan semakin malu jika aku tak bekerja keras untuk mewujudkannya. Kata salah satu orang, “Mimpi itu indah, akan jadi lebih indah jika kita bisa mewujudkannya.”. Kalau menurutku, benar juga selama mimpi itu memang benar-benar indah.
Setelah sekian lama, terombang-ambing, kesana-kemari dalam ritual kehidupan yang menyita waktu dan tak pasti. Hidup dalam angan-angan dan tertidur dalam awangan. Akhirnya aku berani bermimpi. Sungguh hal yang tak mudah bagiku menanamkan paradigma bahwa hidup harus punya mimpi. Selama ini, orang tuaku selalu mengatakan, ”Mengalir saja lah... nduk”, ”Mengalir saja lah...nak”. Aku tahu persis maksud orang tuaku menanamkan paham seperti itu padaku. Sejatinya, memang hidup itu hanya milik Gusti Allah. ”Manusia cuma bisa ikhtiyar sekuat tenaga, tawakkal juga ndak boleh dilupakan...., hadapi saja apa yang ada didepanmu..., sekolah dimanapun toh sama saja nduk..., semua itu tergantung manusianya...”. Begitulah kiranya maksud kedua orang tuaku.
Namun, entah apa yang membuat otakku tiba-tiba berubah haluan dan memberanikan diri untuk bermimpi. Mungkin karena kata hatiku mengatakan bahwa, ”...apa salahnya bermimpi, semoga Gusti Allah lan Kanjeng Nabi juga tak akan marah bila aku mencoba bermimpi...”. Dengan catatan, tidak boleh terlalu mendewakan mimpi tersebut. Tidak boleh terlalu kenceng, toh hidup, mati dan nasib itu cuma Pengeran yang punya. Akhirnya, aku berani bermimpi dan tak meninggalkan rasa hormatku kaliyan wong tuwa sing loro.

Jumat, 02 Januari 2009

Refleksi.... , Detik Ini Aku Kembali...




Kedua tangan Rani menengadah ke atas sejajar bahunya di depan tubuh setelah shalat Ashar dan dzikrullah. HP disebelahnya bergetar…setelah beres berdo’a dilihat HP-nya. “Faishal miscall…”, bisik hatinya. HP diletakkan kembali di sebelah kiri kemudian Rani tilawah. Entah kekuatan apa yang menggerakan tangan Rani untuk mengetik SMS selepas tilawah

Indah dilihat..

Rindu terbayang..

Mata terpejam..

Hati melayang..

Pikiran berputar..

Hati-hati

fatamorgana..



www.kemudian.com

Hanya Mengeja Cinta di DasarMu 2




Sekian lama

Tertatih-tatih meniti cinta tertinggi untuk Yang Maha Tinggi
Terbata-bata mengeja kasih untuk sepasang Matahari,
Dan benar-benar terseok menapaki tangga kedewasaan berarti

Ambisi dan obsesi semakin menjadi
Membuat logika terus bermain tanpa hati
Selalu menghiba keadilan Sang Rabbi ,
seakan tak pernah terpecahkan oleh hati nurani

Sekian lama
Angin, badai, terik dan sunyi menghampiri
Terombang-ambing dalam kenyataan tak berarti
Jalan terjal membuat semakin banyak persimpangan
yang menuntut untuk sebuah keputusan

Sekian lama
Mencoba menjawab panggilan asa,
Berliter keringat dan air mata tercurah, hanya untuk sang asa
Kemenangan-kemenangan semu semakin menggoda,
hingga cinta benar-benar lenyap tak bersisa

Dan
Ambisi semakin menari
Menipu dengan impian palsu
Hingga cinta terabaikan,
Kasih suci terlupakan

Namun
Ironis!!
Matahari tetap menyinari
Seakan tak pernah letih karena sedih
Bulan pun tak ingin meninggalkan tugasnya
Meski kecewa terus mendera

Sekarang
Kembali terbata mencari cinta
Kembali tertatih menjejak bumi
Begitu sakit, begitu letih
Hingga kering air mata, hingga habis peluh tenaga

Oh Sang Pencipta langit

Lihatlah aku mendekat, tengoklah aku yang tercekat

Aku yang mengawang dengan idealisme yang mengambang

Aku mengeja cinta di jalanMu

Hanya mengeja cinta di dasarMu

Ketika Aku Menunduk....




Wahai Tuhanku Aku Tidak layak untuk syurgaMu
Tetapi aku tidak pula sanggup menanggung siksa NerakaMu
Dari itu kurniakanlah ampunan kepadaku ampunkanlah Dosa ku Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Pengampun Dosa-Dosa besar

Dosa-dosaku bagaikan pepasir di pantai
terimalah taubatku wahai Tuhan yang Maha Tinggi
Dan usiaku berkurangan setiap hari
sedangkan dosaku pula bertambah setiap masa

Tuhanku, hambaMu yang sering melakukan maksiat telah datang kepadaMu
Sentiasa membuat dosa, dan sesungguhnya telah berdoa kepadaMu
Jika Kau ampunkan, maka itu adalah hakMu
Dan jika Kau tinggalkan, maka siapa lagi yang hendak kami harapkan sepertiMu...

Jumat, 19 Desember 2008

dReaM eN moTivaTiOn....

Mimpi. Mungkin inilah yang menjadi daya tarik paling kuat dari perjalananku masa kini. Rasanya aku datang dari mimpi dan mimpiku adalah motivasi.
Saat pertama kali aku mendengar kata-kata beasiswa study di luar negeri, rasa-rasanya mustahil dan tak mungkin aku bisa menembusnya. Terlalu jauh! pikirku kala itu. Bahkan, untuk bermimpi saja aku tak berani. Aku sempat mengubur bayangan itu untuk sementara waktu. Namun, aku menemukan sesuatu yang bisa mengubah cara pandangku 180 derajat!. Itu hanyalah sebaris kalimat hasil interpretasi seorang penulis yang isinya kurang lebih seperti ini,
Hidup dan nasib bisa tampak berantakan, misterius, fantastis dan sporadis, namun setiap elemennya adalah subsistem keteraturan dari sebuah desain holistik yang sempurna. Menerima kehidupan berarti menerima kenyataan bahwa tak ada sekecil apa pun terjadi karena kebetulan. Ini fakta penciptaan yang tak pernah terbantahkan.
Kiranya, itulah yang mengembalikan jiwa pemberontakku untuk keluar dari imajinasi-imajinasi terbatas dan kembali teguh dan optimis dalam mendaki puncak tantangan. Aku tak ingin seperti kura-kura yang mengerut dalam tamengnya. Jadi, aku harus menjemput kesuksesanku sendiri. Karena aku tahu, Tuhan tak akan menjadikanku baik kalau aku tak berusaha lebih baik. Untuk apa aku takut bermimpi sekolah ke luar negeri, untuk apa aku takut bermimpi dapat beasiswa, kalau mimpi itu bisa membawaku ke dalam kondisi kritis dan bisa memberikanku motivasi untuk berlaku maju dan jadi lebih baik. Inilah yang membuat hasratku tiba-tiba bergejolak dan melesat-lesat begitu cepatnya.
Semoga Tuhan mengabulkan mimpi dan doa-doaku....***

hEy U...!I'm comin'.....

Jumat, 05 Desember 2008





Kali ini aku kembali melihat mereka bersenda gurau bersama. Bergurau dalam kehangatan pagi yang indah. Namun aku tak merasakan keindahan itu. Hanya kehampaan yang saat ini terpatri dalam benakku.

Arian. Ya. Sudah sekian lama aku tak bersua dengannya. Sudah sekian lama aku tak melewatkan waktuku bersamanya. Dan sudah sekian lama itu pula aku memendam rasaku yang sepertinya ingin meledak. Meledak-ledak seperti emosiku saat aku melihatnya bersama orang lain. Namun, aku tak pernah punya keberanian untuk mengungkap semua itu. Aku juga tak punya nyali untuk tunjukkan rasa hatiku yang sebenarnya, meski aku harus sering merasa bahwa aku tak lebih dari seorang pengecut!. Aku seperti tak punya kekuatan melawan itu semua. Dan yang kulakukan hanya menunggu dan menunggu.


*****



Senin, 17 November 2008

mY heaRt cOme BaCk….


I wait….

Always wait…

Wait for a long time…

Wait for a sacrifaction…

Wait for a heart that I miss…

Hope it can be mine…

And the next, I can give my heart….

The only one for my missing heart…

But, this evening…

When the sun disappeared,

I saw the moon who get my soul…

Makes me feel calm down…

I took the light, but I can’t see it again…

The next, I want to close my eyes…

Hope it can lost my sadness

‘coz I can’t find my missing piece…

Suddenly, there was a light come for me…

I can’t see it coz it blinking…

Then, I close my eyes back…

And I realize that it was my missing heart….

I cant stop my tears,

I cant stop my love…

This is my moment …

I'd like to stop the clock make time stand still…

Listening his words and whispering something

My heart feel come back…

My moment unforgettable 4ever and ever

I miss U…

I miss U my missing piece…

@ri@n for @ri@n

Jumat, 14 November 2008

Review...


Dasar cinta mendalam hanya milikNya. Aku tak sampai setitik kotoran kuku bila dibandingkan dengan beragung-agung kuasaNya. Aku juga sangat ringan tak punya kuasa dan kekuatan laiknya anai-anai yang beterbangan terombang ambing tak berdaya…
Aku hanya hamba hina yang tak tahu berterima kasih…
dengan bekal cinta yang terbata-bata dan sangat minim, aku masih bisa merajai semesta…
karena cintaNya dan hanya karena cintaNya yang aku tak pernah sanggup mengukurnya, aku hanya akan hancur dengan segala logika,obsesi dan ambisiku….

Aku hanya bisa mengeja sepatah demi sepatah cinta, secuil demi secuil kasih dan seucap demi seucap alunan takbir yang mengalun lembut serta melalui pengabdianku kepada sepansang matahari, hanya dan hanyalah untuk menyusun mozaik cinta yang terbaik dengan segala ikhtiyar dan tawakkalku menuju dasar cintaNya…