Kesusastraan Klasik Melayu Sepanjang Abad menurut Teuku Iskandar
Oleh :
Ariny Rahmawati
Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya UGM
I. Pengantar
Pembahasan dalam makalah ini didasarkan pada buku yang berjudul Kesusastraan Klasik Melayu Sepanjang Abad yang ditulis oleh Teuku Iskandar dan telaah pustaka media lain. Penyelidikan naskah-naskah Melayu tersebut berkisar tentang zaman terbaru, Riau antara tahun 1779-1900. Pendekatan ini dipilih oleh sebab lebih mudahnya mengumpul karya-karya yang dianggap sebagai hasil dari zaman ini karena masih banyak tersimpan dan mudah diperoleh.
Dalam pemaparan mengenai perkembangan kesusastraan Melayu Klasik, terdaftar sembilan pusat kebudayaan yang menghasilkan kesusastraan klasik Melayu. Kemudian, secara kronologi dari susunan pusat-pusat kebudayaan tersebut, dapat ditentukan genre atau genre-genre yang dihasilkan pada pusat-pusat tersebut. Setiap pusat kebudayaan dan kesusastraan baru akan memberi nafas baru bagi kesuasatraan Melayu yang telah ada, begitu pula akan berdampak pada genre-genre yang sudah ada. Berikut ini akan dipaparkan secara lebih jelas mengenai pencetus klasifikasi tersebut beserta dasar pengelompokan tiap periode kesusastraan Melayu klasik.
1. Tentang Teuku Iskandar
Teuku Iskandar yang telah meraih gelar Professor di negeri Belanda lewat kajian Sastra Melayu Klasik “Hikayat Aceh”. Selain itu, Teuku Iskandar juga telah menulis buku “Kesusastraaan Klasik Melayu Sepanjang Abad” serta menyusun kamus dewan bahasa Melayu perdana. Adapun diantara thesis terbaru yang pernah ditulis oleh putera Aceh untuk meraih gelar Master adalah Drs. Nurdin AR, M. Hum dengan judul: ”Mir’atul Muhaqqiqin ; Suntingan Text dan Analis Resepsi” tahun 1999 di Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, serta Syarifuddin M. Ag dengan judul : “Doktrin Wujudiah dalam Syair Hamzah Fansuri” yang diajukan kepada IAIN Ar-Raniry tahun 2000. Akan tetapi, partisipasi putera Aceh untuk meneliti hasil karya endatu mereka belum seberapa jika dibandingkan dengan apa yang telah dibuat oleh peneliti asing dari dunia barat khususnya. Oleh karena itu, tidak salah kalau dikatakan bahwa, Aceh di mata para ilmuwan dan peneliti asing adalah ibarat sebuah laboratorium yang maha luas untuk dikaji.
2. Dasar Pengelompokan
Penggolongan kesusastraan pada zaman Melayu klasik, oleh Teuku Iskandar, didasarkan pada pusat-pusat kebudayaan dan kesusastraan Melayu yang menghasilkan karya-karya klasik tersebut. Disiratkan bahwa suatu karya sastra dengan ciri-ciri atau karakteristik tertentu akan ada pada zaman tertentu dan tersimpan pada pusat kebudayaan dan kesusastraan tertentu pula. Hal ini didasarkan karena pada zaman tertentu, suatu karya mempunyai kekhasan tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan teknologi, ekonomi, politik, dan sebagainya pada zaman tersebut. Menjadi suatu yang agak absurd ketika ditemukan karya sastra dengan karakteristik zaman baru tetapi berada pada pusat kebudayaan dan kesusatraan pada zaman lama. Tentunya, ada banyak yang membedakan karena kronologi kesusatraan Melayu akan selalu berkembang, termasuk genre-genre dalam karya sastranya.
Melalui dasar penggolongan tersebut, muncullah pusat kebudayaan dan kesusastraan kerajaan Seriwijaya (abad 7-12 M) sebagai pusat kebudayaan dan kesusastraan yang tertua dengan kebudayaan Melayu-Hindu-Budha. Di sinilah orang Melayu berkenalan dengan kesusastraan Hindu-Budha dan mulai menggunakan tulisan untuk bahasa Melayu. Tentang kesusastraan zaman tertua ini, diketahui hanya secara fragmentaris dibandingkan dengan kesusastraan zaman baru. Sebagaimana disebutkan dalam bukunya, Teuku Iskandar menyatakan bahwa hal ini disebabkan karena kekurangan data tentang zaman ini. Dengan jalan rekonstruksi, menurut Teuku Iskandar, bisa dicoba menggambarkan kembali kesusastraan pada zaman tersebut.
Setelah kesustraan kerajaan Seriwijaya, terdapat pusat kebudayaan dan kesusastraan pada zaman kerajaan Melayu-Singapura (abad 13-14 M). Pada zaman ini, karya-karya Hindu-Budha diterjemahkan ataupun disadur ke dalam bahasa Melayu. Pada zaman ini pula, diselenggarakan bentuk populer dari Ramayana, Hikayat Seri Rama. Karya Mahabharata diterjemahkan ke dalam bahasa melayu dari bahasa Jawa Kuno.
Pada zaman permulaan Islam, Pasai merupakan pusat kebudayaan dan kesusastraan Melayu (1250-1524 M). Akibat pertembungan dengan kesuastraan Islam, tulisan Jawi mulai digunakan dan karya-karya Melayu zaman Hindu diberi warna atau corak Islam. Kitab-kitab dasar agama Islam, seperti kitab perukunan, diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu, begitu pula dengan riwayat hidup Nabi Muhammad SAW.
Setelah bangkitnya kerajaan Melaka sebagai pusat politik dan ekonomi di Selat Melaka, Pasai mulai mundur. Dengan jalan demikian, pusat kesusastraan melayu berpindah ke Melaka (1400-1511 M). Meskipun begitu, Pasai masih lagi memegang peranan penting dalam bidang kesusastraan Islam. Mungkin sekali disebabkan oleh perbedaan suasana kebudayaan antara Pasai dan Melaka.
Setelah Pasai dan Melaka, pusat kesusastraan Johor dan Aceh lahir pada masa yang hampir sama walaupun zaman kesusastraan Johor lebih pendek, yakni tiga abad lamanya. Tetapi, tampaknya ada persaingan antara kedua pusat kesusastraan tersebut. Sesudah Melaka dikalahkan oleh Portugis, pusat kesusastraan Melayu berpindah ke Johor (1511-1798). Johor tidak sanggup mempertahankan kesatuan dari bekas daerah takluk Melaka dahulu, sehingga perkembangan kesusastraan pun tidak hanya berpusat di Johor. Pada masa ini, hikayat klasik Melayu mencapai perkembangan yang pesat dan memperoleh bentuk kemantapannya. Hasil hikayat Melayu klasik teragung yang diciptakan di sini ialah Hikayat Hang Tuah.
Sementara itu, Aceh telah mengalahkan Pasai dan memasukkan kerajaan ini dalam wilayahnya. Akibatnya ialah kaum cerdik, pandai, baik dari Kepulauan Nusantara sendiri maupun dari luar, berkumpul di Aceh. Dengan jalan demikian, pusat kesusastraan Melayu dari Pasai diambil alih oleh Bandar Aceh Darussalam (1524-1900).
Kesusastraan Palembang (1650-1824 M) jika dibandingkan dengan pusat-pusat kebudayaan dan kesusastraan lainyya lebih beraneka ragam lagi. Dalam bidang agama pada mulanya ia merupakan lanjutan dari kesusatraan kitab zaman Aceh dan oleh kesusastraan tasawuf yang diwarnai oleh wujudiyah dari Aceh.
Kesusastraan zaman Riau (1798-1900 M) mulai menampakkan unsur-unsur modern. Kesusastraan di sini berkembang atas usaha raja-raja muda yang berkedudukan di Penyengat. Karya-karya agama dan kitab-kitab panduan untuk mereka yang memerintah tidaklah begitu penting sebagaimana yang dihasilkan di Aceh. Sebaliknya, karya-karya sejarah sudah menampakkan ciri-ciri modern karena pengaruh tradisi bugis dan pertembungan antara pengarang Riau dengan kaum cerdik pandai Eropah. Buku-buku pelajaran sekolah sudah mulai dihasilkan dan dicetak di Riau. Belles-lettres, walaupun dikarang dalam bentuk syair, menampakkan ciri baru.
Selain dari pusat-pusat kesusastraan yang telah disebut di atas, terdapat juga pusat-pusat kesusastraan lain seperti Brunei, Banjar, dan Patani. Tetapi, sebagaimana disebutkan oleh Teuku Iskandar dalam bukunya, penyelidikan tentang pusat kesusastraan ini belum dilakukan dengan seksama. Hanya secara insidentil diketahui tentang hasil kesusastraan pusat-pusat ini sehingga tidak dapat dibicarakan sebagai kesusastraan pada periode tertentu.
Dalam makalah ini, akan dibahas secara khusus lima ke bawah, secara kronologis, dari pusat-pusat kebudayaan dan kesusastraan yang telah ada, meliputi pusat kebudayaan dan kesusastraan Johor, Aceh, Palembang, Riau, dan kesusastraan pusat-pusat lain, yaitu di Brunei, Banjar, dan Patani.(©17Mar10)
Jumat, 30 April 2010
Launching Blog dengan Template Baru xD xD xD –cobaseremonial—
Bismillahirrohmanirrahim…
Dengan ini saya luncurkan blog
“KATAKAN!!! : catatan,petualangan,rasa, dan Sastra Indonesia”
di bumi maya, jagat semu, untuk para pembaca&penikmat sedunia.
Semoga bermanfaat dan tidak menjadi tulisan sampah. Nyuwun agungeng pangapunten, terima kasih banyak. Puncak kata, teristimewa kepada pembaca, selamat membaca! :’D
Nuwun.
Dengan ini saya luncurkan blog
“KATAKAN!!! : catatan,petualangan,rasa, dan Sastra Indonesia”
di bumi maya, jagat semu, untuk para pembaca&penikmat sedunia.
Semoga bermanfaat dan tidak menjadi tulisan sampah. Nyuwun agungeng pangapunten, terima kasih banyak. Puncak kata, teristimewa kepada pembaca, selamat membaca! :’D
Nuwun.
Kamis, 29 April 2010
Buat Si Radein
Buat yang menyebut dirinya ‘Si Anak Raja’
:’) hm…hmm… saya tidak pernah mengenalmu, kurasa begitu juga dengan kau yang tak pernah mengenal saya… akh, introduksi itu memang tidak pernah ada sampai detik ini. Entah, saya ingin berkenalan denganmu atau tidak. Huuhu, kau mungkin juga tidak pernah ingin mengenal saya.
Saya tahuuu… Saya tidak pernah berkesan bagimu. Tapiii… tahukah kau? Haha, konyol! Kata-katamu ituu, terpatri di benakku..! xD xD xD
Tentu saja, kata-kata yang jelas bukan buat saya… Entah untuk siapa, yang jelas bukan khusus buat saya. Kadang-kadang, saya merutuki diri, kenapa otak saya bisa dengan mudah menangkap dan menjerat barisan fona yang kau ucapkan ituu??! Hoho…
Saya menemukanmu pertama kali—kalau saya tidak lupa—di balik tangga. Yah, tentu, sorotanmu masih tipis-tipis menghujam. Lalu, berpadu dengan goresan khas lapis bilabial. Hmm..dua bola itu bersembunyi di balik kaca baca. Manis. Terpelajar. Elegan.
Lama saya tidak melihatmu lagi. Kau mulai jadi perbincangan. Ternyata, kau memang sosok yang pantas diperbincangkan. Haha, sempat saya tersenyum getir… Pantaslah, kau memang sedikit hebat, pandai, dan agak cerdas. >_<
Sial..!!! dua minggu yang lalu, saya melihatmu lagi di ruang ber-AC itu. Huah, tetap! Kulihat, otakmu masih hangat dengan sejuta impian. Masih tegas, masih fokus, dan masih sipit. Hehe.. xD Akh, kau selalu penuh keyakinan! Hmmm, kau selalu saja bisa menegakkanku di kawasan agak aneh ini. Tentu, kawasan yang menarik paksa saya. Haha! Tak tahu lah saya… dengan cara apa kau bisa seperti itu. :P
Biarlah,… saya tetap tidak mengenalmu.. begitu juga kau, jangan dulu mengenalku…
Yah, mungkin saja, saya hanya mengagumimu, mengagumi semangatmu… Saya temui Kau, nanti, di altar Jerman atau Belanda…
Djokja;27.04.10;21:21-22:19;
=====================================================================================
entahlah, kenapa saya niat meng-upload catatan kacangan ini. Tidak terlalu penting bagi pembaca bukan??,, hehee, maafkan saya… Tapii, ya sudahlah, izinkan saya sedikit memuaskan diri dengan bualan saya ini…
Terima kasih.
Arin
:’) hm…hmm… saya tidak pernah mengenalmu, kurasa begitu juga dengan kau yang tak pernah mengenal saya… akh, introduksi itu memang tidak pernah ada sampai detik ini. Entah, saya ingin berkenalan denganmu atau tidak. Huuhu, kau mungkin juga tidak pernah ingin mengenal saya.
Saya tahuuu… Saya tidak pernah berkesan bagimu. Tapiii… tahukah kau? Haha, konyol! Kata-katamu ituu, terpatri di benakku..! xD xD xD
Tentu saja, kata-kata yang jelas bukan buat saya… Entah untuk siapa, yang jelas bukan khusus buat saya. Kadang-kadang, saya merutuki diri, kenapa otak saya bisa dengan mudah menangkap dan menjerat barisan fona yang kau ucapkan ituu??! Hoho…
Saya menemukanmu pertama kali—kalau saya tidak lupa—di balik tangga. Yah, tentu, sorotanmu masih tipis-tipis menghujam. Lalu, berpadu dengan goresan khas lapis bilabial. Hmm..dua bola itu bersembunyi di balik kaca baca. Manis. Terpelajar. Elegan.
Lama saya tidak melihatmu lagi. Kau mulai jadi perbincangan. Ternyata, kau memang sosok yang pantas diperbincangkan. Haha, sempat saya tersenyum getir… Pantaslah, kau memang sedikit hebat, pandai, dan agak cerdas. >_<
Sial..!!! dua minggu yang lalu, saya melihatmu lagi di ruang ber-AC itu. Huah, tetap! Kulihat, otakmu masih hangat dengan sejuta impian. Masih tegas, masih fokus, dan masih sipit. Hehe.. xD Akh, kau selalu penuh keyakinan! Hmmm, kau selalu saja bisa menegakkanku di kawasan agak aneh ini. Tentu, kawasan yang menarik paksa saya. Haha! Tak tahu lah saya… dengan cara apa kau bisa seperti itu. :P
Biarlah,… saya tetap tidak mengenalmu.. begitu juga kau, jangan dulu mengenalku…
Yah, mungkin saja, saya hanya mengagumimu, mengagumi semangatmu… Saya temui Kau, nanti, di altar Jerman atau Belanda…
Djokja;27.04.10;21:21-22:19;
=====================================================================================
entahlah, kenapa saya niat meng-upload catatan kacangan ini. Tidak terlalu penting bagi pembaca bukan??,, hehee, maafkan saya… Tapii, ya sudahlah, izinkan saya sedikit memuaskan diri dengan bualan saya ini…
Terima kasih.
Arin
Jumat, 09 April 2010
Kontribusi Filsafat bagi Kemajuan Berpikir
Sebuah patung termahsyur hasil karya pemahat Aguste Rodin (1840-1917) dikenal sebagai lambang kemanusiaan seorang manusia, mendeskripsikan seorang manusia yang sedang tekun berpikir. Itulah Homo Sapiens, makhuk yang berpikir. Merupakan sebuah refleksi sebagai seorang manusia, sejak dilahirkan sampai masuk ke liang lahat tak pernah sekalipun berhenti berpikir. Hampir tak ada masalah yang menyangkut peri kehidupan yang terlepas dari jangkauan pikiran manusia, dari soal paling remeh hingga soal paling asasi, dari pertanyaan yang menyangkut sarapan pagi sampai persoalan surga dan neraka di akhirat nanti. Oleh karena itu, hakikat seorang manusia dicirikan oleh aktivitas berpikir, karena berpikir seorang manusia dapat menjadi manusia.
Berpikir pada dasarnya merupakan sebuah proses yang membuahkan pengetahuan. Pengetahuan yang merupakan produk dari kegiatan berpikir merupakan obor dan semen peradaban di mana manusia menemukan dirinya dan menghayati hidup dengan lebih sempurna. Berbagai masalah memasuki benak pemikiran manusia dalam menghadapi kenyataan hidup sehari-hari dan beragam buah pemikiran telah dihasilkan sebagai bagian dari kenyataan hidup sehari-hari dan beragam buah pemikiran telah dihasilkan sebagai bagian dari sejarah kebudayaannya. Akhirnya, muncul masalah-masalah pokok : Apakah yang ingin diketahui? Bagaimana cara memperoleh pengetahuan? Dan apakah nilai pengetahuan tersebut bagi kehidupan?
Dari sinilah kemudian muncul istilah filsafat. Istilah filsafat mengandung banyak pengertian, namun untuk tujuan pembahasan ini, filsafat diartikan sebagai suatu cara berpikir yang radikal dan menyeluruh, suatu cara berpikir yang mengupas sesuatu sedalam-dalamnya. Tidak satupun hal, sekecil apapun yang terlepas dari pngamatan kefilsafatan. Tidak ada suatu pernyataaan, bagaimanapun sederhananya yang diterima begitu saja tanpa pengkajian yang seksama. Filasafat menyatakan segala sesuatu dari kegiatan berpikir dari awal sampai akhir, seperti yang dinyatakan oleh Socrates, bahwa tugas filsafat yang sebenarnya bukanlah menjawab pertanyaan, namun mempersoalkan jawaban yang diberikan. Oleh karena itu, kekritisan seorang manusia akan dituntut maju, dalam hal ini, tak terkecuali oleh seorang jurnalis.
Lalu, apa makna kefilsafatan bagi seorang jurnalis? Apa kontribusi filsafat terhadap profesionalitas seorang jurnalis?
Merujuk pada empat kualitas yang perlu dimiliki oleh seorang jurnalis*, meskipun sudah tentu bahwa kualitas yang diperlukan pada diri seorang jurnalis bersifat implisit dan relatif. Empat kualitas yang perlu dimiliki oleh seorang jurnalis tersebut meliputi pengalaman, perasaan ingin tahu, daya khayal dan pengetahuan. Perasaan ingin tahu menduduki tempat penting dalam bahasan kali ini. Wapres Indonesia pertama, Moh. Hatta, pernah mengatakan dalam salah satu tulisannya bahwa ilmu pengetahuan dimulai dari adanya perasaan ingin tahu. Perasaan ingin tahu seorang jurnalis pun memicu timbulnya pertanyaan “Mengapa? Bagaimana? Kata siapa? Benar atau tidak benar?” dalam diri jurnalis ketika menghadapi suatu peristiwa atau keadaan.
Perasaan ingin tahu seorang jurnalis menyebabkan jurnalis Amerika, William Nelson, masuk ke sarang Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di Aceh pada tahun 2003, sehingga membuat kalang kabut Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta yang ingin mengamankan warga negaranya itu dari kesalahpahaman pihak keamanan di daerah itu. Perasaan ingin tahu seorang jurnalis inilah yang akan memicu proses berpikir. Kemerdekaan berpikir seorang jurnalis menjadi sebuah cerminan dari kefilsafatan dalam konteks profesionalismenya. Tentunya, kemerdekaan berpikir yang dimaksud merupakan kebebasan berpikir yang dapat dipertanggungjawabkan. Berpikir secara radikal dan menyeluruh namun tetap mempertimbangkan etika-etika, norma-norma kehidupan maupun nilai dan tujuan masyarakat sehingga hak-hak individu masih tetap terjaga. Dengan pertanyaan-pertanyaan yang dipicu oleh perasaan ingin tahunya itu, seorang jurnalis pun akan mendapat lebih banyak informasi tentang sebuah peritiwa tersebut. Seorang jurnalis dianggap selalu dapat membuang hal-hal yang tidak penting dari berita yang ditulis, tetapi seorang jurnalis tidak akan menemukan substansi yang gagal didapatkan jika kurang memiliki rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu menjadi cikal bakal adanya proses berpikir dengan kemerdekaan yang bertanggung jawab.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa rasa ingin tahu akan memicu timbulnya aktivitas berpikir manusia yang kemudian melahirkan persoalan-persoalan baru atas apa yang menjadi jawaban sebelumnya. Di sinilah kekritisan dalam berpikir tersebut timbul menjadi akar dari pencapaian berbagai informasi yang secara kualitatif dapat dipertanggung jawabkan demi menjaga hak-hak individu sampai ke hal yang paling asasi. Profesionalisme seorang jurnalis menjadi semakin utuh ketika dalam aktivitas penghimpunan berita disertai dengan aktivitas berpikir radikal dan menyeluruh melalui kekritisan-kekritisan yang muncul yang secara kualitatif dalam dipertanggungjawabkan kedalamannya, keobjektifannya dan keakuratannya. Oleh karena itu, analisis peristiwa, pertanyaan dan jawaban menjadi sangat penting dalam pembangunan pers Indonesia sejati yang bebas namun bertanggung jawab sosial.
*) Hikmat Kusumaningrat, dkk, “Jurnalistik : Teori dan Praktik”, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2005.
Ariny Rahmawati
2009
Berpikir pada dasarnya merupakan sebuah proses yang membuahkan pengetahuan. Pengetahuan yang merupakan produk dari kegiatan berpikir merupakan obor dan semen peradaban di mana manusia menemukan dirinya dan menghayati hidup dengan lebih sempurna. Berbagai masalah memasuki benak pemikiran manusia dalam menghadapi kenyataan hidup sehari-hari dan beragam buah pemikiran telah dihasilkan sebagai bagian dari kenyataan hidup sehari-hari dan beragam buah pemikiran telah dihasilkan sebagai bagian dari sejarah kebudayaannya. Akhirnya, muncul masalah-masalah pokok : Apakah yang ingin diketahui? Bagaimana cara memperoleh pengetahuan? Dan apakah nilai pengetahuan tersebut bagi kehidupan?
Dari sinilah kemudian muncul istilah filsafat. Istilah filsafat mengandung banyak pengertian, namun untuk tujuan pembahasan ini, filsafat diartikan sebagai suatu cara berpikir yang radikal dan menyeluruh, suatu cara berpikir yang mengupas sesuatu sedalam-dalamnya. Tidak satupun hal, sekecil apapun yang terlepas dari pngamatan kefilsafatan. Tidak ada suatu pernyataaan, bagaimanapun sederhananya yang diterima begitu saja tanpa pengkajian yang seksama. Filasafat menyatakan segala sesuatu dari kegiatan berpikir dari awal sampai akhir, seperti yang dinyatakan oleh Socrates, bahwa tugas filsafat yang sebenarnya bukanlah menjawab pertanyaan, namun mempersoalkan jawaban yang diberikan. Oleh karena itu, kekritisan seorang manusia akan dituntut maju, dalam hal ini, tak terkecuali oleh seorang jurnalis.
Lalu, apa makna kefilsafatan bagi seorang jurnalis? Apa kontribusi filsafat terhadap profesionalitas seorang jurnalis?
Merujuk pada empat kualitas yang perlu dimiliki oleh seorang jurnalis*, meskipun sudah tentu bahwa kualitas yang diperlukan pada diri seorang jurnalis bersifat implisit dan relatif. Empat kualitas yang perlu dimiliki oleh seorang jurnalis tersebut meliputi pengalaman, perasaan ingin tahu, daya khayal dan pengetahuan. Perasaan ingin tahu menduduki tempat penting dalam bahasan kali ini. Wapres Indonesia pertama, Moh. Hatta, pernah mengatakan dalam salah satu tulisannya bahwa ilmu pengetahuan dimulai dari adanya perasaan ingin tahu. Perasaan ingin tahu seorang jurnalis pun memicu timbulnya pertanyaan “Mengapa? Bagaimana? Kata siapa? Benar atau tidak benar?” dalam diri jurnalis ketika menghadapi suatu peristiwa atau keadaan.
Perasaan ingin tahu seorang jurnalis menyebabkan jurnalis Amerika, William Nelson, masuk ke sarang Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di Aceh pada tahun 2003, sehingga membuat kalang kabut Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta yang ingin mengamankan warga negaranya itu dari kesalahpahaman pihak keamanan di daerah itu. Perasaan ingin tahu seorang jurnalis inilah yang akan memicu proses berpikir. Kemerdekaan berpikir seorang jurnalis menjadi sebuah cerminan dari kefilsafatan dalam konteks profesionalismenya. Tentunya, kemerdekaan berpikir yang dimaksud merupakan kebebasan berpikir yang dapat dipertanggungjawabkan. Berpikir secara radikal dan menyeluruh namun tetap mempertimbangkan etika-etika, norma-norma kehidupan maupun nilai dan tujuan masyarakat sehingga hak-hak individu masih tetap terjaga. Dengan pertanyaan-pertanyaan yang dipicu oleh perasaan ingin tahunya itu, seorang jurnalis pun akan mendapat lebih banyak informasi tentang sebuah peritiwa tersebut. Seorang jurnalis dianggap selalu dapat membuang hal-hal yang tidak penting dari berita yang ditulis, tetapi seorang jurnalis tidak akan menemukan substansi yang gagal didapatkan jika kurang memiliki rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu menjadi cikal bakal adanya proses berpikir dengan kemerdekaan yang bertanggung jawab.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa rasa ingin tahu akan memicu timbulnya aktivitas berpikir manusia yang kemudian melahirkan persoalan-persoalan baru atas apa yang menjadi jawaban sebelumnya. Di sinilah kekritisan dalam berpikir tersebut timbul menjadi akar dari pencapaian berbagai informasi yang secara kualitatif dapat dipertanggung jawabkan demi menjaga hak-hak individu sampai ke hal yang paling asasi. Profesionalisme seorang jurnalis menjadi semakin utuh ketika dalam aktivitas penghimpunan berita disertai dengan aktivitas berpikir radikal dan menyeluruh melalui kekritisan-kekritisan yang muncul yang secara kualitatif dalam dipertanggungjawabkan kedalamannya, keobjektifannya dan keakuratannya. Oleh karena itu, analisis peristiwa, pertanyaan dan jawaban menjadi sangat penting dalam pembangunan pers Indonesia sejati yang bebas namun bertanggung jawab sosial.
*) Hikmat Kusumaningrat, dkk, “Jurnalistik : Teori dan Praktik”, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2005.
Ariny Rahmawati
2009
(Semacam) Resensi Film My Name is Khan

“My name is Khan and I’m not a terrorist…”
Kata-kata tersebut seolah menjadi kunci pamungkas jalan cerita film ini. Dilatarbelakangi suasana pra dan pasca tragedi 11 September di World Trade Center Amerika Serikat, film bertema perjuangan, cinta dan pengorbanan ini digarap apik oleh sang sutradara, Karan Johar. Film ini seakan mengangkat isu ketegangan hampir seluruh masyarakat dunia yaitu terorisme yang menyangkut suku, ras, agama, dan warna kulit. Meskipun begitu, film ini tetap mengusung tema stereotipe yakni cinta, baik cinta kepada lawan jenis, cinta kepada orang tua, sesama, tanah air, bahkan cinta kepada agama.
Selain kisah perjuangan dan cinta, film ini seakan mengajak penontonnya untuk berpikir tentang esensi perbedaan. Perbedaan yang disuguhkan dalam film ini pun tak main-main, mulai dari perbedaan suku, ras, agama, warna kulit, sampai perbedaan orang biasa (normal) dengan penderita syndrom Asperger. Tak pelak, setting tempat yang disuguhkan pun tidak melulu di kawasan India, namun juga berkisar antar negara-negara di Benua Amerika. Hal ini seperti bertujuan untuk menunjukkan keberagaman masyarakat dengan ideologi yang bermacam-macam pula. Secara teknis, film Bolywood yang dibintangi Shah Rukh Khan dan Kajol ini melumpuhkan opini bahwa film-film Bollywood selalu didominasi oleh nyanyian dan tarian. Namun, justru itulah film ini layak ditonton bagi yang bukan pecinta film-film asal India.
Di bagian awal, scene yang ditampilkan adalah narasi Rizwan Khan dewasa (Shah Rukh Khan) ketika menulis di buku hariannya di sela-sela perjalanannya menemui presiden Amerika. Film ini menganut alur maju-mundur (campuran). Oleh karena itu, scene selanjutnya mengisahkan tentang kehidupan Rizwan Khan kecil sampai menginjak remaja dan dewasa. Alur selanjutnya maju secara linear sampai bagian akhir. Dikisahkan, seorang Rizwan Khan kecil adalah seorang penderita syndrom Asperger atau biasa dikenal dengan autisme. Saat itu, sedang berkecamuk perseteruan antara Muslim dan penganut agama Hindhu pada tahun 1983. Hal ini melibatkan pula penganut Sikh. Rizwan Khan mengalami semacam ‘bullying’ dari teman-teman seumurannya karena penyakit yang dideritanya, namun ibunya selalu membesarkan hatinya dan menuntunnya. Penderita syndrom Asperger umumnya mempunyai kecerdasan cukup tinggi, begitu pula dengan Rizwan Khan.
Seorang Rizwan Khan mempunyai trauma pada suara keras dan warna kuning. Oleh karenanya, ia sering bingung dan kalap ketika bertemu dua hal tersebut. Saat ia tinggal di San Fransisco setelah kematian ibunya, ia bertemu dengan Mandeera (Kajol). Dari sini penonton bisa menebak bahwa Mandeera akan menjadi kekasih Rizwan Khan. Romantisme ala film Bollywood dimulai di sini ketika Rizwan Khan berjuang mencari tempat yang belum pernah dikunjungi oleh Mandeera. Kisah berjalan cukup memikat. Namun, kehidupan keluarga yang harmonis antara Rizwan, Mandira dan sang anak semata wayang mereka, Sameer, berubah total saat sejumlah teroris yang mengatasnamakan agama dan suku menyerang menara kembar World Trade Center di New York pada September 2001.
Sebuah peristiwa memilukan kemudian terjadi dalam keluarga kecil Rizwan, dimana mereka harus kehilangan Sameer yang dibunuh secara sadis oleh teman sekolahnya karena isu rasial. Mandira yang terpukul lalu mengusir Rizwan. Mandira mengultimatum Rizwan untuk tidak boleh kembali sebelum dia memberitahu Presiden Amerika Serikat bahwa dirinya bernama Khan dan bukan teroris. Rizwan yang lugu kemudian putus asa karena harus berpisah dengan orang yang dicintainya lalu memulai petualangannya melintasi berbagai negara bagian Amerika Serikat demi bertemu dengan calon Presiden Barrack Obama yang sedang berkampanye keliling Amerika. Tekadnya hanya satu, memberitahu Presiden Amerika Serikat terpilih bahwa namanya adalah Khan dan dia bukan teroris.
Film yang dirilis 12 Februari 2010 lalu ini cukup memberikan banyak pesan dan inspirasi, termasuk pemahaman tentang agama dan budaya lain sehingga tidak menjadi fanatik atas keyakinan yang dianut. Film ini seakan mengangkat pemahaman mengenai multikulturalisme dan pluralisme. Melalui keberagaman yang diusung, penonton seakan diajak untuk berpandangan jauh lebih luas. Meskipun begitu, film ini ini sejatinya memang tetap muncul dengan tema cinta, hal ini juga diperkuat dengan tagline-nya yaitu “An ordinary man, An extraordinary journey… for love”.
Ariny Rahmawati
Kamis, 11 Juni 2009
LearninG to Let Him Go
" Sebuah catatan kecil untuk ... cerpen kecil saat aku masih kecil... "
Aku beranjak dari meja belajarku, setelah sekian lama berkutat dengan pe-er matematika yang menyiksa mata karena jajaran angkanya yang membuat otakku serasa ingin meledak. Aku mencoba meregangkan sendi-sendiku sembari menarik kedua tanganku ke atas. Capek. Namun aku harus menyiapkan buku-buku pelajaranku untuk besok.
Aku memasukkan buku-buku tebal itu ke dalam tas berwarna hijau kado dari kakakku. Saat aku akan memasukkan kotak pensilku, tiba-tiba pandanganku tertuju pada lembaran kertas di atas meja computer. Ya, kertas itu berisi kumpulan cerpen hasil downloadku tadi sore. Hatiku seakan kembali bersemangat. Secepatnya, aku selesaikan tugasku menyiapkan buku-buku itu. Karena aku ingin cepat-cepat membaca kisah-kisah dalam cerpen itu.
Aku rebahkan tubuhku di atas kasur bermotif catur sembari memegang lembaran kertas itu. Aku mulai membacanya, mencerna setiap kata yang tertulis, mencoba menghayati setiap makna yang terkandung dalam koherensi kata-kata indah itu. Cerpen pertama berjudul “The Last Night” yang mengisahkan tentang fragmen terakhir seorang cewek menjelang kematian cowoknya, sehingga ia harus kecewa dan sendiri karena cintanya yang tak terbalas. Aku membaca sedikit demi sedikit paragraph yang tersusun rapi di atas kertas putih itu. Aku terhanyut. Tak terasa bulir-bulir hangat mengalir begitu saja. Aku galau. Ada perasaan lain yang membuatku harus menangis karena membaca cerpen itu. Jangan berpikir kalau cerpen itu panjang dan lama. Cerpen itu hanya satu halaman kertas A4! Namun mampu menyeretku kembali ke duniaku yang dulu.
Aku mencoba mengontrol emosiku. Menahan amarahku dan berusaha menutup mata untuk melupakan semua kenangan masa lalu.
Namun,
Masa lalu itu kembali berkelebat.
Malam itu hujan semakin deras.
Akh, rasanya langit juga bersedih.
Arian. Ya. Arian Dwi Putra. Dia yang membuatku seperti ini. Dia cowok pertama yang bisa membuatku tersenyum. Dia cowok pertama yang membuatku merasa bangga menjadi seorang Rani. Dia yang mengajarkanku untuk terbuka. Dia yang mengajarkanku bahwa masih banyak orang di dunia ini yang peduli padaku. Dia yang pertama hadir di saat aku merasa sangat terpuruk. Dia yang menguatkanku di saat aku tak percaya lagi dengan diriku. Dia yang membuatku tertawa dengan segala kekonyolannya. Dan dia yang pertama menggenggam erat tanganku saat aku akan terjatuh. Dia yang menemaniku di saat aku menangis, kemudian menenangkanku dengan segala motivasinya. Dia yang rela menyerahkan kedua tangannya untuk membantuku dalam kondisi sangat kekurangan.
Namun, sekarang tidak lagi. Semua itu hilang dan lenyap oleh inti bumi. Ntah apa yang terjadi hingga aku harus berpisah dengan Arian. Tujuh bulan aku merasakan suka duka bersamanya. Ya. Sekejap itu aku harus kehilangan dia. Sekejap itu dia harus meninggalkanku. Aku menerawang langit-langit kamarku yang sudah kusam termakan waktu.
Dewi Malam...
Aku ingin marah!
Aku ingin berteriak!
Tidakkah kau tahu??
Aku ini resah!
Aku ini kecewa!
Aku ini kesepian!
Aku ini rindu...
Aku tenggelam di balik bantal. Berteriak. Menangis dan mengadu. Menumpahkan segala kekecewaanku. Beginilah aku. Aku harus menangis untuk meredam amarahku. Aku harus menangis untuk mengekspresikan kekesalanku. Tapi kali ini, aku kembali menangis seorang diri. Air mataku semakin deras kemudian aku hanyut dalam banjir kesedihan. Dan aku tak tahu kapan ini berhenti.
***
Aku terbangun pagi ini saat jarum jam menunjukkan pukul empat lebih empat puluh lima menit. Aku beranjak, namun aku merasa ada yang tidak beres dengan mataku. Aku menguceknya perlahan kemudian mendekatkan mukaku ke cermin di dekat meja belajarku. Ouwh... ternyata kelopak mataku bengkak. Mungkin ini imbas dari perjalananku semalam. Seperti yang aku tuliskan di atas, hingga pagi ini aku tak tahu kapan tangisku kemarin berhenti.
Aku segera beranjak ke kamar mandi dan mencuci muka. Berharap bengkakku ini akan kempes sesegera mungkin. Untungnya, selepas itu, bengkak di kelopak mataku berangsur-angsur kempes. Semoga saja kembali seperti semula sebelum aku berangkat sekolah. Kalau tidak, terpaksa aku harus ke sekolah dengan keadaan mata bengkak dan sembab akibat tangisku yang menganak sungai tadi malam.
***
Pulang sekolah...
Sore ini aku tidak membawa sepeda bututku seperti biasanya, sebab sahabatku yang satu itu harus tinggal di bengkel barang satu hari untuk menjalani semacam treatment alias reparasi sepeda onthel. Jadi aku harus menunggu jemputan sore ini. Aku duduk di bangku-bangku panjang di depan sekolah bersama dua orang temanku yang sedang menunggu angkot untuk pulang. Bersama mereka aku bersenda gurau. Sejurus kemudian, angkot berwarna kuning datang dari arah selatan. Dua orang temanku beranjak dan segera masuk. Namun, jemputanku belum juga datang.
Aku sekarang seorang diri. Menanti kakakku yang menjemputku. Aku terhanyut dalam lalu lalang kendaraan bermotor yang melintas di jalanan kota Jombang. Tiba-tiba aku mendengar sayup-sayup suara seseorang memanggilku.
”Rani...................!!! ”
Aku menoleh ke kanan ke kiri, namun tak kutemukan seseorang yang memanggilku itu. Dia memanggilku lagi. ”Rani..........!!” teriak suara dari seberang jalan. Ya. Ternyata dia Arian, di seberang jalan. Ia melambaikan tangannya. Sepertinya ia sedang menunggu Ari, teman pulangnya. Seketika itu dadaku seakan berhenti berdegup. Kulihat ia menyeberang jalan, menuju ke arahku. Aku semakin gugup, namun segera kutepis semua itu. Berusaha terlihat tenang di depannya adalah usahaku kali ini. Kulihat ia semakin mendekat.
”Hai Ran.... ” sapa Arian.
”Hai juga..... ”. Jawabku sembari tersenyum.
”Sepedamu mana??Lagi di bengkel??” tanya dia yang melihatku aneh karena tidak biasanya aku menunggu seperti ini.
“Yups... Sepedaku lagi di bengkel....” jawabku seraya menggeser posisi dudukku untuk memberinya tempat.
“Nunggu jemputan?” tanya dia sambil mengatur posisi duduknya. Kali ini ia duduk di sampingku.
Aku hanya mengangguk. Kemudian ia memandang ke arahku. Satu detik, dua detik, tiga detik, sampai lima detik dia masih memandangku. Aku membalasnya. Namun, aku segera membuang muka. Ia juga. Rasanya canggung untuk memulai pembicaraan.
“Kemarin malam, aku mimpiin kamu, Ran!” kata Arian serius.
Aku terbelalak mendengarnya karena ingatanku tiba-tiba tertuju pada perjalananku semalam untuk meredam tangisku karena aku sangat merindukan Arian. Apakah ini hanya kebetulan atau memang suatu ikatan batin?Aku tak tahu. Kemudian aku menengok ke arahnya.
”Kamu becanda kan??” tanyaku seakan meminta keyakinan.
Ia membalas tatapan mataku yang aneh dan dia hanya menggeleng. Kemudian, suara motor dari arah selatan menghampiri kami. Ari sudah datang dan bermaksud menjemput Arian. Arian segera beranjak dan berpamitan padaku tanpa sempat menjawab pertanyaanku. Aku berusaha mengucapkan sesuatu padanya. Namun, kakakku datang untuk membawaku pulang. Terpaksa aku harus pulang dengan perasaan menggantung.
***
Sore ini, aku sengaja membuka email untuk mengecek inbox. Ternyata ada satu email yang membuatku kaget. Dari my strenght. Nama itu adalah untuk Arian. Aku semakin bertanya-tanya, gugup dan semakin takut kehilangan dia. Apa yang dia katakan padaku??. Perlahan aku mengeklik email itu.
From : my strenght (arian_dec@hotmail.com)
Subject : Untuk Rani
Date : Sat, 6 Dec 2008 21:53:52 +0800 (SGT)
To : rani (rarin_oct@gmail.com)
Aku sbenernya tau smua yang sdang kamu alami....... Mungkin kalo aku jadi kamu........pasti q jga nrasa gtu..... Ran..... Kmu harus bisa ngontrol isi hati kamu...... Kmu harus bisa memanipulasi diri kmu sndiri supaya bisa jadi lebih kuat.. Aku mungkin udah gak bsa jaga kmu untuk slamanya...... Mungkin garis takdir kita memang hanya sebatas ini, tidak lebih..... Kalopun bisa, itu semua kehendak ALLAH semata...... Kenapa aku kok blang bgini?? Karna aku gak mau kmu jdi lemah gara2 aku..... Kalopun kita emang udah gak bisa satu,
maafin aku....... Maafin aku karna ku gak bisa pegang erat janji........ Aku minta maaf beribu ribu maaf....... Aku minta maaf karna udah nyakitin kamu baik dalam keadaan sadar atau tidak..... Aku tau rasa sayang n cinta kamu kpadaku bgitu dalam...... TApi maaf, aku tidak bisa membalas tu smua dengan bobot yang sama...... Mungkin kamu bertanya, Knapa aku kok gak bisa mbalas rsa sayang n cinta kmu.......??? Itu karena ada sesuatu hal, sesuatu hal yang tidak pantas aku katakan kpadamu...... JAdi lbih baik aku diam....., dan smoga kmu sndiri tau tanpa aku beri tau....... Mungkin mlai skarang sbaiknya kamu harus bisa lupain aku sdikit demi sdikit...... Kmu harus cari pengganti, yang lbih baik dari aku...... Memangnya aku tu siapa sech????? Aku cman cow tolol yang suka cengengesan gak jelaz........ Aku gak bsa dbanggaiin oleh orang skitarku..... I'm just a loser........ Jadi kmu harus cari orang yang bener2 tulus ikhlas mncinta n mnyayangi kamu..... Mungkin dya lbih baik perangainya dari pda aku...... Dya udah lama nunggu kamu.... Sampai2 terlalu lama menunggu, kamu sdah diambil olehku..... Mungkin saat ini dya lbih pantas untukmu..... Dan aku gak akan lupain smua hal tntang kita slama ini..... Dan aku juga bisa untuk jadi kakak kamu...... Mlai skarang kmu jngan sedih lagi.....pa lagi nangis..... Tau gak,aku kalo liat cewek baek nangis.... Aku jdi ikut sdih atas tangisan cwek trsebut..... And the last, I say, "I love you....." Be carefull.... If you want to share with me..... I'm always beside you to listen your loneliness Your SUN always shine you........
Duerr!!!. Hatiku terkaget-kaget membaca ungkapan hatinya. Aku sama sekali tidak menyangka dia akan berucap seperti itu. Hatiku deras dan semakin deras. Aku mencoba membalasnya dengan kata-kata terpilih agar tak menyakiti hatinya. Mungkin itu juga yang dilakukan Arian untukku saat dia menulis email itu padaku. Aku mulai menulis dalam tangisku yang tak terbendung.
Reply ...
From : rani (rarin_oct@gmail.com)
Subject : Re : Untuk Rani
Date : Sun, 07 Dec 2008 19:02:16 +0700
To : my strength (arian_dec@hotmail.com)
Asslamualaikum...
Makasih y bwt semuanya....
Skali lgi mKsih y....
Singkat kata, mnurut kmu qta ga bsa nyatu lgi kn...
But, u must know that :
Whatever u say, I'll respect....
Whatever u say, I'll receive....
Whatever u say, I'll keep it...
Aq gak peduli kmu mw balez rsa syangq k kmu atw gak...
Aq jga gak pduli km mw nganggap q apa...
Km tw iaN??
Lambat laun, seirinG tmbahx usia q smakin tw bAHwa q gak hruz bsa memilikimU..
slma ni q xdar, trxta q cma cew egois...
Q cma mw kmu dsmpinG q...!
Trxta q salah besar!!!!
Saat km cba mghindari q untuk berusaha melupakanku...
setiap malam q menangis, mencoba mncari celah dmna ksalahanq....
bahkan, saat kmu blang bhwa kmu mimpiin q, sbnrx q telah mnangis smalam krna tiba2 q teringat olehmu..
Q cba mengontrol emosiq mlm tu...
mredam amarahq dan mencba menutup mataku.... tapi trxata knyataan berkata lain, q bLum bsa melakukan hal itu....
smpai suatu hari q mnemukan barisan kata yg mnurutq sangat logis..
bahwa...
Luv is learning to let him go...
Cinta itu belajar untuk membiarkan dia pergi....
Q berpikir lama sekali utk mnemukan makna barisan kata tersebut...
Akhirnya aku percaya,
aku yakin bahwa...
aku haruz membebaskanmu...!!
ya, itulah yg haruz q lakukan.........
InsyaAllah mulai sore ini aku haruz bisa melakukan itu...
semoga kmu semakin bahagia karena itu....
dan aku hruz bisa membiarkanmu pergi....
Maaf ya utk smua khilafq slama ini...
This is Unforgetable Moment...
Aku harap kmu gak menghilangkan q dari daftar nama2 di hatimu...
mskipun tu blacklist, aku gak pduli...!!
q cma pgen.... kmu msih inget q,
smpai ntar suatu hari, qta ktemu dan kmu gak ngenalin q atw kmu lupa sma q, q akan sangat................................................................................
apa yah??
liat ntar j deh...!
Oww... jdi kmu nawarin diri bwt jdi kk q tah??
Boleh jga....
gak mslah....., siapapun kamu q nerima j kQ...
so, mulai skrg kmu jDi kkq yo...! inget,q ga mnta loh!kmu yg nawarin diri kan??
zwd, kbanyakan ya??
sory j deh....
IluvU2....
I also say, "I love you too....."
Be carefull too....
If you want to share with me.....
here, I always beside you to listen your loneliness
Your SUN always shine you too........
Mulai skrg, jGn pernah berpikir gak da org yang peduli sma kmu...
jgn prnH berpikir bhwa kmu seorang LOSER,
dan jGn pernah berpikir bhwa kmu seorang yG gak berguna...
ActUaLLy, msih bYk orG dsekitarmu yg sayang bgt sma kmu...
Kmu haruz belajar mensyukuri pa yg kmu peroleh saat ini, benar begitu kan?
Bahkan kau pernah mengatakan itu padaku..
begitu jGa denganku, q kan cba bersyukur, q kn cba belajar....
bahwa :
Klo q cnta sma kmu, q hruz bsa melakukan sesuatu yG bwt kmu bahagia sekalipun tu pahit bwt q....
Itulah yG q dapatkan selama ini....
Mksih bYk y kk q...
Karena mu, hitam putih kehidupanq jDi terasa lebih berarti...
Dan yg terakhir,
bWt kkq yg baik :
jGn segan2 bwt share wiTh me...
Q rani yG baru....
Q rani yg tegar...
Q rani yg gak nangisan lgi...
Because Of U...
Because of U...., I can do it...
Thx aL Lot, rsax pgen ngomong teruz...
Zwd, bYe k...
Wassalamualaikum....
Slmt hari raya j ya...
Takbir bergema dimana2 saat q nulis ini semua...
Sepasang malaikat sedang menunggumu...
dan ada juga seseorang yang terbaik untukmu, dia sedang menunggumu malam ini dan itu bukan diriku walau q jga mnunggumu mlam ni...
gapai mimpimu y k...
I'll support U....
for the good boy..... I can smile now!!
Send.....
Aku lega telah menulisnya. Namun, ada satu yang membuatku agak segan. Yaitu alasan kenapa ia tak mau menyebutkan reasons atas pertanyaan kenapa ia tidak bisa membalas rasa sayangku padanya?. Apakah ia sudah menemukan matahari yang lain sehingga cintanya padaku pudar begitu saja?. Atau karena ia memang ingin melupakanku karena aku telah membuatnya kecewa?. Satu tanda tanya lagi, yaitu apakah dia sudah tak mencintaiku lagi?. Akh.... Meskipun banyak sekali tanda tanya dalam otakku, aku tak peduli. Seperti yang aku katakan di atas, bahwa aku harus bisa membebaskannya dan aku harus bisa membiarkannya pergi. Aku harus berusaha melupakan dia dan tinggalkan rasa cintaku yang tak berbalas ini. Aku harus bisa membuka hatiku sekarang. Ada malaikat yang juga menungguku malam ini.
Tapi, aku juga ingin dia tahu bahwa aku pernah mencintai seseorang hingga aku menangis. !@#$%
Aku beranjak dari meja belajarku, setelah sekian lama berkutat dengan pe-er matematika yang menyiksa mata karena jajaran angkanya yang membuat otakku serasa ingin meledak. Aku mencoba meregangkan sendi-sendiku sembari menarik kedua tanganku ke atas. Capek. Namun aku harus menyiapkan buku-buku pelajaranku untuk besok.
Aku memasukkan buku-buku tebal itu ke dalam tas berwarna hijau kado dari kakakku. Saat aku akan memasukkan kotak pensilku, tiba-tiba pandanganku tertuju pada lembaran kertas di atas meja computer. Ya, kertas itu berisi kumpulan cerpen hasil downloadku tadi sore. Hatiku seakan kembali bersemangat. Secepatnya, aku selesaikan tugasku menyiapkan buku-buku itu. Karena aku ingin cepat-cepat membaca kisah-kisah dalam cerpen itu.
Aku rebahkan tubuhku di atas kasur bermotif catur sembari memegang lembaran kertas itu. Aku mulai membacanya, mencerna setiap kata yang tertulis, mencoba menghayati setiap makna yang terkandung dalam koherensi kata-kata indah itu. Cerpen pertama berjudul “The Last Night” yang mengisahkan tentang fragmen terakhir seorang cewek menjelang kematian cowoknya, sehingga ia harus kecewa dan sendiri karena cintanya yang tak terbalas. Aku membaca sedikit demi sedikit paragraph yang tersusun rapi di atas kertas putih itu. Aku terhanyut. Tak terasa bulir-bulir hangat mengalir begitu saja. Aku galau. Ada perasaan lain yang membuatku harus menangis karena membaca cerpen itu. Jangan berpikir kalau cerpen itu panjang dan lama. Cerpen itu hanya satu halaman kertas A4! Namun mampu menyeretku kembali ke duniaku yang dulu.
Aku mencoba mengontrol emosiku. Menahan amarahku dan berusaha menutup mata untuk melupakan semua kenangan masa lalu.
Namun,
Masa lalu itu kembali berkelebat.
Malam itu hujan semakin deras.
Akh, rasanya langit juga bersedih.
Arian. Ya. Arian Dwi Putra. Dia yang membuatku seperti ini. Dia cowok pertama yang bisa membuatku tersenyum. Dia cowok pertama yang membuatku merasa bangga menjadi seorang Rani. Dia yang mengajarkanku untuk terbuka. Dia yang mengajarkanku bahwa masih banyak orang di dunia ini yang peduli padaku. Dia yang pertama hadir di saat aku merasa sangat terpuruk. Dia yang menguatkanku di saat aku tak percaya lagi dengan diriku. Dia yang membuatku tertawa dengan segala kekonyolannya. Dan dia yang pertama menggenggam erat tanganku saat aku akan terjatuh. Dia yang menemaniku di saat aku menangis, kemudian menenangkanku dengan segala motivasinya. Dia yang rela menyerahkan kedua tangannya untuk membantuku dalam kondisi sangat kekurangan.
Namun, sekarang tidak lagi. Semua itu hilang dan lenyap oleh inti bumi. Ntah apa yang terjadi hingga aku harus berpisah dengan Arian. Tujuh bulan aku merasakan suka duka bersamanya. Ya. Sekejap itu aku harus kehilangan dia. Sekejap itu dia harus meninggalkanku. Aku menerawang langit-langit kamarku yang sudah kusam termakan waktu.
Dewi Malam...
Aku ingin marah!
Aku ingin berteriak!
Tidakkah kau tahu??
Aku ini resah!
Aku ini kecewa!
Aku ini kesepian!
Aku ini rindu...
Aku tenggelam di balik bantal. Berteriak. Menangis dan mengadu. Menumpahkan segala kekecewaanku. Beginilah aku. Aku harus menangis untuk meredam amarahku. Aku harus menangis untuk mengekspresikan kekesalanku. Tapi kali ini, aku kembali menangis seorang diri. Air mataku semakin deras kemudian aku hanyut dalam banjir kesedihan. Dan aku tak tahu kapan ini berhenti.
***
Aku terbangun pagi ini saat jarum jam menunjukkan pukul empat lebih empat puluh lima menit. Aku beranjak, namun aku merasa ada yang tidak beres dengan mataku. Aku menguceknya perlahan kemudian mendekatkan mukaku ke cermin di dekat meja belajarku. Ouwh... ternyata kelopak mataku bengkak. Mungkin ini imbas dari perjalananku semalam. Seperti yang aku tuliskan di atas, hingga pagi ini aku tak tahu kapan tangisku kemarin berhenti.
Aku segera beranjak ke kamar mandi dan mencuci muka. Berharap bengkakku ini akan kempes sesegera mungkin. Untungnya, selepas itu, bengkak di kelopak mataku berangsur-angsur kempes. Semoga saja kembali seperti semula sebelum aku berangkat sekolah. Kalau tidak, terpaksa aku harus ke sekolah dengan keadaan mata bengkak dan sembab akibat tangisku yang menganak sungai tadi malam.
***
Pulang sekolah...
Sore ini aku tidak membawa sepeda bututku seperti biasanya, sebab sahabatku yang satu itu harus tinggal di bengkel barang satu hari untuk menjalani semacam treatment alias reparasi sepeda onthel. Jadi aku harus menunggu jemputan sore ini. Aku duduk di bangku-bangku panjang di depan sekolah bersama dua orang temanku yang sedang menunggu angkot untuk pulang. Bersama mereka aku bersenda gurau. Sejurus kemudian, angkot berwarna kuning datang dari arah selatan. Dua orang temanku beranjak dan segera masuk. Namun, jemputanku belum juga datang.
Aku sekarang seorang diri. Menanti kakakku yang menjemputku. Aku terhanyut dalam lalu lalang kendaraan bermotor yang melintas di jalanan kota Jombang. Tiba-tiba aku mendengar sayup-sayup suara seseorang memanggilku.
”Rani...................!!! ”
Aku menoleh ke kanan ke kiri, namun tak kutemukan seseorang yang memanggilku itu. Dia memanggilku lagi. ”Rani..........!!” teriak suara dari seberang jalan. Ya. Ternyata dia Arian, di seberang jalan. Ia melambaikan tangannya. Sepertinya ia sedang menunggu Ari, teman pulangnya. Seketika itu dadaku seakan berhenti berdegup. Kulihat ia menyeberang jalan, menuju ke arahku. Aku semakin gugup, namun segera kutepis semua itu. Berusaha terlihat tenang di depannya adalah usahaku kali ini. Kulihat ia semakin mendekat.
”Hai Ran.... ” sapa Arian.
”Hai juga..... ”. Jawabku sembari tersenyum.
”Sepedamu mana??Lagi di bengkel??” tanya dia yang melihatku aneh karena tidak biasanya aku menunggu seperti ini.
“Yups... Sepedaku lagi di bengkel....” jawabku seraya menggeser posisi dudukku untuk memberinya tempat.
“Nunggu jemputan?” tanya dia sambil mengatur posisi duduknya. Kali ini ia duduk di sampingku.
Aku hanya mengangguk. Kemudian ia memandang ke arahku. Satu detik, dua detik, tiga detik, sampai lima detik dia masih memandangku. Aku membalasnya. Namun, aku segera membuang muka. Ia juga. Rasanya canggung untuk memulai pembicaraan.
“Kemarin malam, aku mimpiin kamu, Ran!” kata Arian serius.
Aku terbelalak mendengarnya karena ingatanku tiba-tiba tertuju pada perjalananku semalam untuk meredam tangisku karena aku sangat merindukan Arian. Apakah ini hanya kebetulan atau memang suatu ikatan batin?Aku tak tahu. Kemudian aku menengok ke arahnya.
”Kamu becanda kan??” tanyaku seakan meminta keyakinan.
Ia membalas tatapan mataku yang aneh dan dia hanya menggeleng. Kemudian, suara motor dari arah selatan menghampiri kami. Ari sudah datang dan bermaksud menjemput Arian. Arian segera beranjak dan berpamitan padaku tanpa sempat menjawab pertanyaanku. Aku berusaha mengucapkan sesuatu padanya. Namun, kakakku datang untuk membawaku pulang. Terpaksa aku harus pulang dengan perasaan menggantung.
***
Sore ini, aku sengaja membuka email untuk mengecek inbox. Ternyata ada satu email yang membuatku kaget. Dari my strenght. Nama itu adalah untuk Arian. Aku semakin bertanya-tanya, gugup dan semakin takut kehilangan dia. Apa yang dia katakan padaku??. Perlahan aku mengeklik email itu.
From : my strenght (arian_dec@hotmail.com)
Subject : Untuk Rani
Date : Sat, 6 Dec 2008 21:53:52 +0800 (SGT)
To : rani (rarin_oct@gmail.com)
Aku sbenernya tau smua yang sdang kamu alami....... Mungkin kalo aku jadi kamu........pasti q jga nrasa gtu..... Ran..... Kmu harus bisa ngontrol isi hati kamu...... Kmu harus bisa memanipulasi diri kmu sndiri supaya bisa jadi lebih kuat.. Aku mungkin udah gak bsa jaga kmu untuk slamanya...... Mungkin garis takdir kita memang hanya sebatas ini, tidak lebih..... Kalopun bisa, itu semua kehendak ALLAH semata...... Kenapa aku kok blang bgini?? Karna aku gak mau kmu jdi lemah gara2 aku..... Kalopun kita emang udah gak bisa satu,
maafin aku....... Maafin aku karna ku gak bisa pegang erat janji........ Aku minta maaf beribu ribu maaf....... Aku minta maaf karna udah nyakitin kamu baik dalam keadaan sadar atau tidak..... Aku tau rasa sayang n cinta kamu kpadaku bgitu dalam...... TApi maaf, aku tidak bisa membalas tu smua dengan bobot yang sama...... Mungkin kamu bertanya, Knapa aku kok gak bisa mbalas rsa sayang n cinta kmu.......??? Itu karena ada sesuatu hal, sesuatu hal yang tidak pantas aku katakan kpadamu...... JAdi lbih baik aku diam....., dan smoga kmu sndiri tau tanpa aku beri tau....... Mungkin mlai skarang sbaiknya kamu harus bisa lupain aku sdikit demi sdikit...... Kmu harus cari pengganti, yang lbih baik dari aku...... Memangnya aku tu siapa sech????? Aku cman cow tolol yang suka cengengesan gak jelaz........ Aku gak bsa dbanggaiin oleh orang skitarku..... I'm just a loser........ Jadi kmu harus cari orang yang bener2 tulus ikhlas mncinta n mnyayangi kamu..... Mungkin dya lbih baik perangainya dari pda aku...... Dya udah lama nunggu kamu.... Sampai2 terlalu lama menunggu, kamu sdah diambil olehku..... Mungkin saat ini dya lbih pantas untukmu..... Dan aku gak akan lupain smua hal tntang kita slama ini..... Dan aku juga bisa untuk jadi kakak kamu...... Mlai skarang kmu jngan sedih lagi.....pa lagi nangis..... Tau gak,aku kalo liat cewek baek nangis.... Aku jdi ikut sdih atas tangisan cwek trsebut..... And the last, I say, "I love you....." Be carefull.... If you want to share with me..... I'm always beside you to listen your loneliness Your SUN always shine you........
Duerr!!!. Hatiku terkaget-kaget membaca ungkapan hatinya. Aku sama sekali tidak menyangka dia akan berucap seperti itu. Hatiku deras dan semakin deras. Aku mencoba membalasnya dengan kata-kata terpilih agar tak menyakiti hatinya. Mungkin itu juga yang dilakukan Arian untukku saat dia menulis email itu padaku. Aku mulai menulis dalam tangisku yang tak terbendung.
Reply ...
From : rani (rarin_oct@gmail.com)
Subject : Re : Untuk Rani
Date : Sun, 07 Dec 2008 19:02:16 +0700
To : my strength (arian_dec@hotmail.com)
Asslamualaikum...
Makasih y bwt semuanya....
Skali lgi mKsih y....
Singkat kata, mnurut kmu qta ga bsa nyatu lgi kn...
But, u must know that :
Whatever u say, I'll respect....
Whatever u say, I'll receive....
Whatever u say, I'll keep it...
Aq gak peduli kmu mw balez rsa syangq k kmu atw gak...
Aq jga gak pduli km mw nganggap q apa...
Km tw iaN??
Lambat laun, seirinG tmbahx usia q smakin tw bAHwa q gak hruz bsa memilikimU..
slma ni q xdar, trxta q cma cew egois...
Q cma mw kmu dsmpinG q...!
Trxta q salah besar!!!!
Saat km cba mghindari q untuk berusaha melupakanku...
setiap malam q menangis, mencoba mncari celah dmna ksalahanq....
bahkan, saat kmu blang bhwa kmu mimpiin q, sbnrx q telah mnangis smalam krna tiba2 q teringat olehmu..
Q cba mengontrol emosiq mlm tu...
mredam amarahq dan mencba menutup mataku.... tapi trxata knyataan berkata lain, q bLum bsa melakukan hal itu....
smpai suatu hari q mnemukan barisan kata yg mnurutq sangat logis..
bahwa...
Luv is learning to let him go...
Cinta itu belajar untuk membiarkan dia pergi....
Q berpikir lama sekali utk mnemukan makna barisan kata tersebut...
Akhirnya aku percaya,
aku yakin bahwa...
aku haruz membebaskanmu...!!
ya, itulah yg haruz q lakukan.........
InsyaAllah mulai sore ini aku haruz bisa melakukan itu...
semoga kmu semakin bahagia karena itu....
dan aku hruz bisa membiarkanmu pergi....
Maaf ya utk smua khilafq slama ini...
This is Unforgetable Moment...
Aku harap kmu gak menghilangkan q dari daftar nama2 di hatimu...
mskipun tu blacklist, aku gak pduli...!!
q cma pgen.... kmu msih inget q,
smpai ntar suatu hari, qta ktemu dan kmu gak ngenalin q atw kmu lupa sma q, q akan sangat................................................................................
apa yah??
liat ntar j deh...!
Oww... jdi kmu nawarin diri bwt jdi kk q tah??
Boleh jga....
gak mslah....., siapapun kamu q nerima j kQ...
so, mulai skrg kmu jDi kkq yo...! inget,q ga mnta loh!kmu yg nawarin diri kan??
zwd, kbanyakan ya??
sory j deh....
IluvU2....
I also say, "I love you too....."
Be carefull too....
If you want to share with me.....
here, I always beside you to listen your loneliness
Your SUN always shine you too........
Mulai skrg, jGn pernah berpikir gak da org yang peduli sma kmu...
jgn prnH berpikir bhwa kmu seorang LOSER,
dan jGn pernah berpikir bhwa kmu seorang yG gak berguna...
ActUaLLy, msih bYk orG dsekitarmu yg sayang bgt sma kmu...
Kmu haruz belajar mensyukuri pa yg kmu peroleh saat ini, benar begitu kan?
Bahkan kau pernah mengatakan itu padaku..
begitu jGa denganku, q kan cba bersyukur, q kn cba belajar....
bahwa :
Klo q cnta sma kmu, q hruz bsa melakukan sesuatu yG bwt kmu bahagia sekalipun tu pahit bwt q....
Itulah yG q dapatkan selama ini....
Mksih bYk y kk q...
Karena mu, hitam putih kehidupanq jDi terasa lebih berarti...
Dan yg terakhir,
bWt kkq yg baik :
jGn segan2 bwt share wiTh me...
Q rani yG baru....
Q rani yg tegar...
Q rani yg gak nangisan lgi...
Because Of U...
Because of U...., I can do it...
Thx aL Lot, rsax pgen ngomong teruz...
Zwd, bYe k...
Wassalamualaikum....
Slmt hari raya j ya...
Takbir bergema dimana2 saat q nulis ini semua...
Sepasang malaikat sedang menunggumu...
dan ada juga seseorang yang terbaik untukmu, dia sedang menunggumu malam ini dan itu bukan diriku walau q jga mnunggumu mlam ni...
gapai mimpimu y k...
I'll support U....
for the good boy..... I can smile now!!
Send.....
Aku lega telah menulisnya. Namun, ada satu yang membuatku agak segan. Yaitu alasan kenapa ia tak mau menyebutkan reasons atas pertanyaan kenapa ia tidak bisa membalas rasa sayangku padanya?. Apakah ia sudah menemukan matahari yang lain sehingga cintanya padaku pudar begitu saja?. Atau karena ia memang ingin melupakanku karena aku telah membuatnya kecewa?. Satu tanda tanya lagi, yaitu apakah dia sudah tak mencintaiku lagi?. Akh.... Meskipun banyak sekali tanda tanya dalam otakku, aku tak peduli. Seperti yang aku katakan di atas, bahwa aku harus bisa membebaskannya dan aku harus bisa membiarkannya pergi. Aku harus berusaha melupakan dia dan tinggalkan rasa cintaku yang tak berbalas ini. Aku harus bisa membuka hatiku sekarang. Ada malaikat yang juga menungguku malam ini.
Tapi, aku juga ingin dia tahu bahwa aku pernah mencintai seseorang hingga aku menangis. !@#$%
Kamis, 21 Mei 2009
SAJAK PERTEMUAN MAHASISWA
...
matahari terbit pagi ini
mencium bau kencing orok di kaki langit
melihat kali coklat menjalar ke lautan
dan mendengar dengung di dalam hutan
lalu kini ia dua penggalah tingginya
dan ia menjadi saksi kita berkumpul disini
memeriksa keadaan
kita bertanya :
kenapa maksud baik tidak selalu berguna
kenapa maksud baik dan maksud baik bisa berlaga
orang berkata : "kami ada maksud baik"
dan kita bertanya : "maksud baik untuk siapa ?"
ya !
ada yang jaya, ada yang terhina
ada yang bersenjata, ada yang terluka
ada yang duduk, ada yang diduduki
ada yang berlimpah, ada yang terkuras
dan kita disini bertanya :
"maksud baik saudara untuk siapa ?
saudara berdiri di pihak yang mana ?"
kenapa maksud baik dilakukan
tetapi makin banyak petani kehilangan tanahnya
tanah - tanah di gunung telah dimiliki orang - orang kota
perkebunan yang luas
hanya menguntungkan segolongan kecil saja
alat - alat kemajuan yang diimpor
tidak cocok untuk petani yang sempit tanahnya
tentu, kita bertanya :
"lantas maksud baik saudara untuk siapa ?"
sekarang matahari semakin tinggi
lalu akan bertahta juga di atas puncak kepala
dan di dalam udara yang panas kita juga bertanya :
kita ini dididik untuk memihak yang mana ?
ilmu - ilmu diajarkan disini
akan menjadi alat pembebasan
ataukah alat penindasan ?
sebentar lagi matahari akan tenggelam
malam akan tiba
cicak - cicak berbunyi di tembok
dan rembulan berlayar
tetapi pertanyaan kita tidak akan mereda
akan hidup di dalam mimpi
akan tumbuh di kebon belakang
dan esok hari
matahari akan terbit kembali
sementara hari baru menjelma
pertanyaan - pertanyaan kita menjadi hutan
atau masuk ke sungai
menjadi ombak di samodra
di bawah matahari ini kita bertanya :
ada yang menangis, ada yang mendera
ada yang habis, ada yang mengikis
dan maksud baik kita
berdiri di pihak yang mana !
W.S. RENDRA
( jakarta, 1 desember 1977 )
matahari terbit pagi ini
mencium bau kencing orok di kaki langit
melihat kali coklat menjalar ke lautan
dan mendengar dengung di dalam hutan
lalu kini ia dua penggalah tingginya
dan ia menjadi saksi kita berkumpul disini
memeriksa keadaan
kita bertanya :
kenapa maksud baik tidak selalu berguna
kenapa maksud baik dan maksud baik bisa berlaga
orang berkata : "kami ada maksud baik"
dan kita bertanya : "maksud baik untuk siapa ?"
ya !
ada yang jaya, ada yang terhina
ada yang bersenjata, ada yang terluka
ada yang duduk, ada yang diduduki
ada yang berlimpah, ada yang terkuras
dan kita disini bertanya :
"maksud baik saudara untuk siapa ?
saudara berdiri di pihak yang mana ?"
kenapa maksud baik dilakukan
tetapi makin banyak petani kehilangan tanahnya
tanah - tanah di gunung telah dimiliki orang - orang kota
perkebunan yang luas
hanya menguntungkan segolongan kecil saja
alat - alat kemajuan yang diimpor
tidak cocok untuk petani yang sempit tanahnya
tentu, kita bertanya :
"lantas maksud baik saudara untuk siapa ?"
sekarang matahari semakin tinggi
lalu akan bertahta juga di atas puncak kepala
dan di dalam udara yang panas kita juga bertanya :
kita ini dididik untuk memihak yang mana ?
ilmu - ilmu diajarkan disini
akan menjadi alat pembebasan
ataukah alat penindasan ?
sebentar lagi matahari akan tenggelam
malam akan tiba
cicak - cicak berbunyi di tembok
dan rembulan berlayar
tetapi pertanyaan kita tidak akan mereda
akan hidup di dalam mimpi
akan tumbuh di kebon belakang
dan esok hari
matahari akan terbit kembali
sementara hari baru menjelma
pertanyaan - pertanyaan kita menjadi hutan
atau masuk ke sungai
menjadi ombak di samodra
di bawah matahari ini kita bertanya :
ada yang menangis, ada yang mendera
ada yang habis, ada yang mengikis
dan maksud baik kita
berdiri di pihak yang mana !
W.S. RENDRA
( jakarta, 1 desember 1977 )
Kata-Kata Dapat Mengubah Dunia
Mengubah dunia dengan kata seperti judul di atas? Why not? Sebab WS Rendra, si Presiden Sastra Indonesia, si burung merak pun berkata, “Kesadaran adalah matahari. Kesabaran adalah bumi. Keberanian menjadi cakrawala. Dan perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata!”
Rendra mengucapkan kalimat puitis itu dalam banyak pidato kebudayaannya. Rendra juga mengutipkan kalimat tersebut dalam kompilasi lagu bersama Iwan Fals kolaborasi Kantata Takwa sebuah grup musik dapukan Setiawan Djodi. “Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata!”
Kata-kata puitis dinyanyikan dengan indah. Nyawanya merasuk ke jiwa atau sukma kita.
Dengarkanlah lirik lagu Ebiet G Ade yang naturalis itu? Betapa menggugahnya. Dengarkanlah lagu-lagu Franky Sahilatua, Nugy. Semua mengalunkan kata-kata bijak pengubah mindset seseorang dari lemah menjadi tegar, dari lesu menjadi penuh gairah ilmiah.
Kata-kata Bung Karno sang proklamator menggugah dan membakar semangat kita. Semangat nasionalisme yang telah menyatukan gugusan beribu pulau menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia yang sangat mengesankan. (Tergantung kita saat ini, bisakah dengan kata-kata mengubah Indonesia, sekaligus mengubah dunia?)
Di Kalbar pun terdapat putra-putri terbaik yang dengan kata bisa mengubah dunia. Dari masa raja di raja hingga siswa-siswi mutakhir saat ini.
Lihatlah pahatan karya Sultan Hamid II yang menggambar Burung Garuda. Di kaki si lambang negara itu tercengkeram tiga kata: Bhinneka Tunggal Ika. Sebuah rangkaian kata dahsyat bagi Indonesia yang multi etnis, multi agama. Berbeda-beda tetapi tetap satu juga.
Tiga kata itu digali dari akar budaya bangsa. Sudah tertuang lewat rangkaian kata-kata Sotasoma dan Negara Kertagama. Hasil karya tulis yang merangkai kata-kata.
Kata bisa mengubah dunia adalah fenomena dahsyat. Kata-kata yang setiap hari bisa kita produksi baik lewat lisan, tulisan, bahkan lukisan.
Kata, hanyalah susunan huruf-huruf untuk bisa dibaca. Kata adalah satuan intonasi yang bisa didengar. Kata adalah empat huruf yang bisa menjadi tata kalimat yang panjang, yang bisa mengurai konsep menjadi kenyataan. Bisa mengubah kebiadaban menjadi peradaban.
Tapi apalah arti kata tanpa mampu dibaca? Apa pula arti kata jika tak punya jiwa?
Kemampuan membaca dan menjadikannya kenyataan adalah aplikasi dari manusia seutuhnya yang kita cari-cari saat ini. Kita rindu akan figur orang-orang yang pandai menulis, memproduksi kata-kata, tapi juga pintar menerapkannya menjadi kenyataan. Sehingga dengan demikian tidak termasuk angin pukul angin sehingga kita yang membaca atau mendengarkannya pun mual akibat masuk angin.
Kita tak juga mau dibuai kata-kata, sehingga menjadi taklid buta. Kita ingin kata mutiara sekalipun menjadi kenyataan. Karena di kenyataanlah kita berpijak, bukannya mimpi-mimpi yang utopis.
Sebuah papan reklame besar dengan wajah politisi memesankan: dunia tidak berubah hanya dengan kata-kata, tetapi siapa yang mampu menjadikannya realita. Politisi itu benar. Kata-katanya benar. Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata. Sampai-sampai saya pun sudah kehabisan kosa kata untuk terus merangkai kata.
Terlebih saat mata saya tertuju pada papan reklame lain dengan kata-kata, “Talk less, do more.” Sedikit bicara, banyak bekerja. Tapi, bukankah empat kata itu pun kata-kata pula?
oleh : W.Suwito
Rendra mengucapkan kalimat puitis itu dalam banyak pidato kebudayaannya. Rendra juga mengutipkan kalimat tersebut dalam kompilasi lagu bersama Iwan Fals kolaborasi Kantata Takwa sebuah grup musik dapukan Setiawan Djodi. “Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata!”
Kata-kata puitis dinyanyikan dengan indah. Nyawanya merasuk ke jiwa atau sukma kita.
Dengarkanlah lirik lagu Ebiet G Ade yang naturalis itu? Betapa menggugahnya. Dengarkanlah lagu-lagu Franky Sahilatua, Nugy. Semua mengalunkan kata-kata bijak pengubah mindset seseorang dari lemah menjadi tegar, dari lesu menjadi penuh gairah ilmiah.
Kata-kata Bung Karno sang proklamator menggugah dan membakar semangat kita. Semangat nasionalisme yang telah menyatukan gugusan beribu pulau menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia yang sangat mengesankan. (Tergantung kita saat ini, bisakah dengan kata-kata mengubah Indonesia, sekaligus mengubah dunia?)
Di Kalbar pun terdapat putra-putri terbaik yang dengan kata bisa mengubah dunia. Dari masa raja di raja hingga siswa-siswi mutakhir saat ini.
Lihatlah pahatan karya Sultan Hamid II yang menggambar Burung Garuda. Di kaki si lambang negara itu tercengkeram tiga kata: Bhinneka Tunggal Ika. Sebuah rangkaian kata dahsyat bagi Indonesia yang multi etnis, multi agama. Berbeda-beda tetapi tetap satu juga.
Tiga kata itu digali dari akar budaya bangsa. Sudah tertuang lewat rangkaian kata-kata Sotasoma dan Negara Kertagama. Hasil karya tulis yang merangkai kata-kata.
Kata bisa mengubah dunia adalah fenomena dahsyat. Kata-kata yang setiap hari bisa kita produksi baik lewat lisan, tulisan, bahkan lukisan.
Kata, hanyalah susunan huruf-huruf untuk bisa dibaca. Kata adalah satuan intonasi yang bisa didengar. Kata adalah empat huruf yang bisa menjadi tata kalimat yang panjang, yang bisa mengurai konsep menjadi kenyataan. Bisa mengubah kebiadaban menjadi peradaban.
Tapi apalah arti kata tanpa mampu dibaca? Apa pula arti kata jika tak punya jiwa?
Kemampuan membaca dan menjadikannya kenyataan adalah aplikasi dari manusia seutuhnya yang kita cari-cari saat ini. Kita rindu akan figur orang-orang yang pandai menulis, memproduksi kata-kata, tapi juga pintar menerapkannya menjadi kenyataan. Sehingga dengan demikian tidak termasuk angin pukul angin sehingga kita yang membaca atau mendengarkannya pun mual akibat masuk angin.
Kita tak juga mau dibuai kata-kata, sehingga menjadi taklid buta. Kita ingin kata mutiara sekalipun menjadi kenyataan. Karena di kenyataanlah kita berpijak, bukannya mimpi-mimpi yang utopis.
Sebuah papan reklame besar dengan wajah politisi memesankan: dunia tidak berubah hanya dengan kata-kata, tetapi siapa yang mampu menjadikannya realita. Politisi itu benar. Kata-katanya benar. Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata. Sampai-sampai saya pun sudah kehabisan kosa kata untuk terus merangkai kata.
Terlebih saat mata saya tertuju pada papan reklame lain dengan kata-kata, “Talk less, do more.” Sedikit bicara, banyak bekerja. Tapi, bukankah empat kata itu pun kata-kata pula?
oleh : W.Suwito
Senin, 02 Maret 2009
PaHe ( PAket HEbat )
Ada gak sih yang gratis di dunia ini ?. Kiranya, itulah pertanyaan yang akan membawa kita menelisik makna setiap kata perjuangan, pengorbanan, frasa kerja keras dan kalimat bahwa sukses tak ada yang instan, melainkan harus melewati satu paket hebat yang dinamakan perjuangan.
Langkah awal munculnya perjuangan yang hebat adalah mimpi. Mimpi adalah motivasi. Perjuangan adalah implementasi, dan sukses adalah prestasi. Kalau kita coba merenungkan sejenak, banyak sekali aral melintang seiring dengan pencapaian suatu tujuan. Namun, itu semua tentu bisa teratasi. Salah satunya dengan mimpi kita. Jika kita punya mimpi, maka kita punya motivasi. Jika kita punya mimpi, maka kita punya ambisi. Dengan bermimpi, kita bisa melibas segala bentuk hambatan yang datang dari diri sendiri. Kita bisa tumpas yang namanya malas dan kita bisa habisi yang namanya frustasi. Oleh karena itu, tulis mimpi kita besar-besar, camkan dalam-dalam di benak kita dan tanamkan janji tak akan pernah menyerah sampai mimpi tunduk bertekuk lutut di hadapan kita. Dengan begitu, otak, hati, tangan, pikiran, tenaga dan lingkungan akan secara otomatis mengatur dirinya untuk mendukung perjuangan kita dalam mewujudkan mimpi. Lagi-lagi, tentu dengan perjuangan gigih dan idealisme yang teguh karena suksesku belum tentu suksesmu. Pikiranku, belum tentu pikiranmu. Tubuhku, bukan tubuhmu. Hatiku, bukan hatimu. Tujuanku belum tentu tujuanmu. Maka, tentu saja sukses adalah relatif dan langkah mencapainya juga tak akan sama setiap orang. Kiranya, kita harus ciptakan sukses kita sendiri dan temukan sendiri cara mencapainya, karena mungkin plagiat untuk hal semacam ini tak akan pernah berhasil.
Jika kita sedikit membuka mata dan meluaskan pandangan, akan kita jumpai banyak sekali fenomena alam maupun social yang secara mutlak menunjukkan keperkasaan suatu perjuangan. Enam puluh empat tahun yang lalu, bangsa Indonesia telah menunjukkan hasil dari perjuangan dan pengorbanan yang sangat hebat dan superior dalam menumpas penjajah sehingga merah putih bisa berkibar di angkasa, melambai-lambaikan semangat baru di atas puncak tertinggi. Inilah sukses menurut bangsa Indonesia kala itu. Sangat tidak instan ! Bukan pula sulapan para penyihir amatiran! Tidak juga lolongan Abrakadabra !. Kemerdekaan bangsa Indonesia lahir dari semangat, perjuangan dan pengorbanan para pahlawan dan segenap bangsa Indonesia yang ingin lepas dari belenggu para penjajah bermata hijau yang haus darah. Mereka relakan tenaga mereka untuk melawan kebengisan senjata kompeni, mereka relakan harta dan otak untuk menyusun strategi gerilya, mereka relakan jantung dan hati mereka demi melindungi aset bangsa, bahkan mereka rela bersimbah darah demi mengusir para kelompok tengil itu. Kemudian mereka habiskan hari dan malam mereka, setiap detik, menit dan jam tak pernah kering mulut dan hati mereka memuji dan memohon kepada Yang Maha Agung dan Perkasa. Akhirnya, tujuh belas Agustus tahun empat puluh lima, Tuhan memberikan anugerah tak ternilai sebagai hadiah dari perjuangan keras dan pengorbanan tak mengenal putus asa. Indonesia berdiri di atas tanah penuh berkah dengan atmosfer semangat kemerdekaan yang menggema di seantero jagat raya. Bukan main perjuangannya bukan ? Sebagai bangsa Indonesia yang baik, tentu sangat memahami deskripsi di atas. Inilah motivasi awal bahwa kita hidup, sejatinya adalah perjuangan. Kita adalah petualang. Kita hidup untuk usaha.
Dalam buku karya Prof.Yohannes Surya yang berjudul “Mestakung (Semesta Mendukung)”, kita bisa melihat banyak insiden yang menunjukkan betapa perjuangan dan kerja keras adalah kunci sebuah kesuksesan. Semuanya itu terfokus pada satu kata Mestakung yang berarti semesta mendukung. Istilah ini diambil dari konsep físika, bahwa ketika sesuatu berada dalam kondisi kritis maka setiap partikel di sekelilingnya akan bekerja serentak demi mencapai titik ideal. Mestakung menempatkan masalah dan rintangan menjadi kondisi kritis yang mendorong kekuatan-kekuatan alam mendukung upaya mewujudkan mimpi. Dengan ini, Prof. Yohannes Surya mampu membawa nama Indonesia menjadi Juara Dunia Olimpiade Físika Internasional di Singapura tahun 2006 yang tiga belas tahun yang lalu hanyalah sebuah impian. Sebuah prestasi yang spektakuler bukan?. Ini semua juga tak lepas dari perjuangan, belajar mati-matian dengan usaha yang tak cukup hanya semalam.
Peraih nilai ujian nasional tertinggi se-Jatim yang tidak lain adalah salah satu siswa SMA Negeri Mojoagung kala itu. Itu pun bukan karena sihir nujum terkenal. Bukan ayunan tongkat bidadari dan bukan juga karena sebuah kebetulan. Namun, itu semua terjadi karena perjuangan dan pengorbanan. Ia, Teguh Budiyanto, mengaku bukan siswa terpandai di kelas, bukan pula siswa yang selalu mendapat kisaran nilai sembilan-sepuluh di sekolahnya. Ia siswa biasa, namun bisa luar biasa. Itu adalah imbas dari paket perjuangan. Ia mengaku belajar mati-matian, berdoa dan ibadah sholat malam tak pernah ia lupakan. Itulah usaha lahir dan batin yang ia lakukan. Perjuangannya mencapai mimpinya, hingga ia bisa meraih yang lebih dari yang ia inginkan. Tentu saja, ia yakin bahwa Tuhan tak akan pernah berbohong.
Napoleon Hill, pendiri Napoleon Hill Associates pernah berkata bahwa, ”Prestasi luar biasa biasanya dicapai dengan pengorbanan yang besar, bukan hasil dari egois.” Gail Devers, atlet Atletik kelas dunia asal AS yang mengidap kelainan tyroid turut mengatakan bahwa, ”Jagalah agar mimpimu tetap hidup. Untuk menggapai mimpimu dibutuhkan keyakinan, visi, kerja keras, determinasi dan dedikasi. Ingat, semua itu menjadi mungkin bagi orang yang punya keyakinan teguh!”. Soekarno, presiden pertama Indonesia juga memaparkan dalam pidatonya, "Kami menggoyangkan langit, menggempakan darat, dan menggelorakan samudera agar tidak jadi bangsa yang hidup hanya dari 2 sen sehari. Bangsa yang kerja keras, bukan bangsa tempe, bukan bangsa kuli. Bangsa yang rela menderita demi pembelian cita-cita." Nah, dari berbagai pandangan di atas, sedikit memahami bukan? bahwa semua yang ada di dunia ini akan mungkin jika kita mau berusaha. Tidak ada satu pun yang cuma-cuma. Tidak ada satu pun yang gratis. Tidak ada satu pun yang instan begitu saja. Tuhan pun tak akan merubah nasib seseorang, jika kita tak mau berusaha. Mie instan juga melalui proses memasak bukan?. Oleh karena itu, kita harus menjemput kesuksesan kita sendiri, dan segalanya butuh proses, mulai dari hal kecil sampai pengorbanan yang teragung. Seperti pepatah Cina, bahwa perjalanan ribuan mil dimulai dari satu langkah pertama. Semuanya butuh proses, dan perjuangan adalah proses belajar dengan hikmah yang tiada duanya. Dan lagi, Tuhan tak akan pernah ingkar.
Perjuangan bukan hal yang sia-sia. Perjuangan adalah hal yang terhebat sekaligus membahagiakan. Ini biasanya baru disadari ketika sukses sudah di tangan. Ada kepuasan luar biasa yang membuncah sering terkembangnya senyum kita. Dari ketiga gambaran mengenai fenomena paket perjuangan di atas, kita mencoba melihat dari sudut pandang lubang semut. Kita mencoba melihat dari sudut pandang yang berbeda. Coba kita renungkan, karena perjuangan mati-matian melawan penjajah, para pahlawan, pendiri negara serta warga Indonesia kala itu tumbuh menjadi pribadi-pribadi pekerja keras dengan penuh semangat menyusun strategi pembangunan. Karena perjuangan memajukan bangsa di mata internasional, Prof. Yohannes Surya beserta Tim Olimpiade Físika Indonesia berkembang menjadi tim solid yang tak pernah mengenal kata menyerah, pantang bicara tak mampu dan pantang bicara kalah. Karena perjuangan Teguh Budiyanto sampai meraih NUN tertinggi se-Jatim, ia menjadi tak pernah mengenal kata putus asa dan percaya bahwa kerja keras bukan hal melelahkan, namun suatu hal yang pasti terjadi dalam pencapaian kita terhadap suatu tujuan. Tuhan akan selalu ikut campur dalam hidup kita. Usaha batin adalah faktor penting yang beriringan dengan usaha lahir, sehingga keduanya termasuk dalam rangkaian hebat perjuangan. Jadi, perjuangan merupakan paket mutlak bukan? Paket mutlak sebelum kita meraih sukses.
Tentu saja, semua itu harus dibarengi dengan jiwa besar. Jiwa besar dalam menerima segala kenyataan. Karena apapun kenyataan yang terjadi, itu adalah anugerah dan karunia Tuhan untuk kita. Aku percaya, Tuhan tak akan pernah membiarkan makhluknya yang berjuang dan bersabar. Tuhan Maha Pemurah. Tuhan Maha Penyayang. Tuhan Maha Kaya. Tuhan Maha Perkasa. Jadi, ketika kegagalan menerpa, itu adalah salah satu rencana Tuhan yang berbaik hati pada kita. Introspeksi diri, dan temukan lagi cara baru untuk menggapai bintangmu yang berkilauan menunggumu di puncak sana. Berjuang dan berjuang lagi, karena ini adalah langkah kita sebagai makhlukNya yang menyadari bahwa hidup adalah usaha, meski nantinya Tuhan yang menentukan. Tapi, percayalah, Tuhan tak akan pernah ingkar.
Jika perjuangan digabungkan dengan jiwa besar, maka sukses adalah hasilnya. Satu paket hebat dari realita planet kehidupan. Semoga Tuhan tak membutakan mata kita, semoga Tuhan terus memberikan jalan kepada kita untuk menyadari betapa baiknya Dia sehingga kita bisa terus berjuang. Hidup tak ada yang gratis, tak terkecuali nikmatNya. Kita perlu tanggung jawab untuk semuanya. Sukses bukan kebetulan. Sukses bukan keajaiban. Sukses adalah perjalanan. Perjuangan adalah pengabdian kita akan hidup dan tanggung jawab kita terhadap kenyataan. Dan, jangan pernah bermimpi akan sampai di puncak, jika kau tak punya sedikitpun hasrat untuk berjuang dan berkorban untuknya. Sukses ,perjuangan dan jiwa besar adalah paket hebat dalam hidup. Life for Struggle!!
Langkah awal munculnya perjuangan yang hebat adalah mimpi. Mimpi adalah motivasi. Perjuangan adalah implementasi, dan sukses adalah prestasi. Kalau kita coba merenungkan sejenak, banyak sekali aral melintang seiring dengan pencapaian suatu tujuan. Namun, itu semua tentu bisa teratasi. Salah satunya dengan mimpi kita. Jika kita punya mimpi, maka kita punya motivasi. Jika kita punya mimpi, maka kita punya ambisi. Dengan bermimpi, kita bisa melibas segala bentuk hambatan yang datang dari diri sendiri. Kita bisa tumpas yang namanya malas dan kita bisa habisi yang namanya frustasi. Oleh karena itu, tulis mimpi kita besar-besar, camkan dalam-dalam di benak kita dan tanamkan janji tak akan pernah menyerah sampai mimpi tunduk bertekuk lutut di hadapan kita. Dengan begitu, otak, hati, tangan, pikiran, tenaga dan lingkungan akan secara otomatis mengatur dirinya untuk mendukung perjuangan kita dalam mewujudkan mimpi. Lagi-lagi, tentu dengan perjuangan gigih dan idealisme yang teguh karena suksesku belum tentu suksesmu. Pikiranku, belum tentu pikiranmu. Tubuhku, bukan tubuhmu. Hatiku, bukan hatimu. Tujuanku belum tentu tujuanmu. Maka, tentu saja sukses adalah relatif dan langkah mencapainya juga tak akan sama setiap orang. Kiranya, kita harus ciptakan sukses kita sendiri dan temukan sendiri cara mencapainya, karena mungkin plagiat untuk hal semacam ini tak akan pernah berhasil.
Jika kita sedikit membuka mata dan meluaskan pandangan, akan kita jumpai banyak sekali fenomena alam maupun social yang secara mutlak menunjukkan keperkasaan suatu perjuangan. Enam puluh empat tahun yang lalu, bangsa Indonesia telah menunjukkan hasil dari perjuangan dan pengorbanan yang sangat hebat dan superior dalam menumpas penjajah sehingga merah putih bisa berkibar di angkasa, melambai-lambaikan semangat baru di atas puncak tertinggi. Inilah sukses menurut bangsa Indonesia kala itu. Sangat tidak instan ! Bukan pula sulapan para penyihir amatiran! Tidak juga lolongan Abrakadabra !. Kemerdekaan bangsa Indonesia lahir dari semangat, perjuangan dan pengorbanan para pahlawan dan segenap bangsa Indonesia yang ingin lepas dari belenggu para penjajah bermata hijau yang haus darah. Mereka relakan tenaga mereka untuk melawan kebengisan senjata kompeni, mereka relakan harta dan otak untuk menyusun strategi gerilya, mereka relakan jantung dan hati mereka demi melindungi aset bangsa, bahkan mereka rela bersimbah darah demi mengusir para kelompok tengil itu. Kemudian mereka habiskan hari dan malam mereka, setiap detik, menit dan jam tak pernah kering mulut dan hati mereka memuji dan memohon kepada Yang Maha Agung dan Perkasa. Akhirnya, tujuh belas Agustus tahun empat puluh lima, Tuhan memberikan anugerah tak ternilai sebagai hadiah dari perjuangan keras dan pengorbanan tak mengenal putus asa. Indonesia berdiri di atas tanah penuh berkah dengan atmosfer semangat kemerdekaan yang menggema di seantero jagat raya. Bukan main perjuangannya bukan ? Sebagai bangsa Indonesia yang baik, tentu sangat memahami deskripsi di atas. Inilah motivasi awal bahwa kita hidup, sejatinya adalah perjuangan. Kita adalah petualang. Kita hidup untuk usaha.
Dalam buku karya Prof.Yohannes Surya yang berjudul “Mestakung (Semesta Mendukung)”, kita bisa melihat banyak insiden yang menunjukkan betapa perjuangan dan kerja keras adalah kunci sebuah kesuksesan. Semuanya itu terfokus pada satu kata Mestakung yang berarti semesta mendukung. Istilah ini diambil dari konsep físika, bahwa ketika sesuatu berada dalam kondisi kritis maka setiap partikel di sekelilingnya akan bekerja serentak demi mencapai titik ideal. Mestakung menempatkan masalah dan rintangan menjadi kondisi kritis yang mendorong kekuatan-kekuatan alam mendukung upaya mewujudkan mimpi. Dengan ini, Prof. Yohannes Surya mampu membawa nama Indonesia menjadi Juara Dunia Olimpiade Físika Internasional di Singapura tahun 2006 yang tiga belas tahun yang lalu hanyalah sebuah impian. Sebuah prestasi yang spektakuler bukan?. Ini semua juga tak lepas dari perjuangan, belajar mati-matian dengan usaha yang tak cukup hanya semalam.
Peraih nilai ujian nasional tertinggi se-Jatim yang tidak lain adalah salah satu siswa SMA Negeri Mojoagung kala itu. Itu pun bukan karena sihir nujum terkenal. Bukan ayunan tongkat bidadari dan bukan juga karena sebuah kebetulan. Namun, itu semua terjadi karena perjuangan dan pengorbanan. Ia, Teguh Budiyanto, mengaku bukan siswa terpandai di kelas, bukan pula siswa yang selalu mendapat kisaran nilai sembilan-sepuluh di sekolahnya. Ia siswa biasa, namun bisa luar biasa. Itu adalah imbas dari paket perjuangan. Ia mengaku belajar mati-matian, berdoa dan ibadah sholat malam tak pernah ia lupakan. Itulah usaha lahir dan batin yang ia lakukan. Perjuangannya mencapai mimpinya, hingga ia bisa meraih yang lebih dari yang ia inginkan. Tentu saja, ia yakin bahwa Tuhan tak akan pernah berbohong.
Napoleon Hill, pendiri Napoleon Hill Associates pernah berkata bahwa, ”Prestasi luar biasa biasanya dicapai dengan pengorbanan yang besar, bukan hasil dari egois.” Gail Devers, atlet Atletik kelas dunia asal AS yang mengidap kelainan tyroid turut mengatakan bahwa, ”Jagalah agar mimpimu tetap hidup. Untuk menggapai mimpimu dibutuhkan keyakinan, visi, kerja keras, determinasi dan dedikasi. Ingat, semua itu menjadi mungkin bagi orang yang punya keyakinan teguh!”. Soekarno, presiden pertama Indonesia juga memaparkan dalam pidatonya, "Kami menggoyangkan langit, menggempakan darat, dan menggelorakan samudera agar tidak jadi bangsa yang hidup hanya dari 2 sen sehari. Bangsa yang kerja keras, bukan bangsa tempe, bukan bangsa kuli. Bangsa yang rela menderita demi pembelian cita-cita." Nah, dari berbagai pandangan di atas, sedikit memahami bukan? bahwa semua yang ada di dunia ini akan mungkin jika kita mau berusaha. Tidak ada satu pun yang cuma-cuma. Tidak ada satu pun yang gratis. Tidak ada satu pun yang instan begitu saja. Tuhan pun tak akan merubah nasib seseorang, jika kita tak mau berusaha. Mie instan juga melalui proses memasak bukan?. Oleh karena itu, kita harus menjemput kesuksesan kita sendiri, dan segalanya butuh proses, mulai dari hal kecil sampai pengorbanan yang teragung. Seperti pepatah Cina, bahwa perjalanan ribuan mil dimulai dari satu langkah pertama. Semuanya butuh proses, dan perjuangan adalah proses belajar dengan hikmah yang tiada duanya. Dan lagi, Tuhan tak akan pernah ingkar.
Perjuangan bukan hal yang sia-sia. Perjuangan adalah hal yang terhebat sekaligus membahagiakan. Ini biasanya baru disadari ketika sukses sudah di tangan. Ada kepuasan luar biasa yang membuncah sering terkembangnya senyum kita. Dari ketiga gambaran mengenai fenomena paket perjuangan di atas, kita mencoba melihat dari sudut pandang lubang semut. Kita mencoba melihat dari sudut pandang yang berbeda. Coba kita renungkan, karena perjuangan mati-matian melawan penjajah, para pahlawan, pendiri negara serta warga Indonesia kala itu tumbuh menjadi pribadi-pribadi pekerja keras dengan penuh semangat menyusun strategi pembangunan. Karena perjuangan memajukan bangsa di mata internasional, Prof. Yohannes Surya beserta Tim Olimpiade Físika Indonesia berkembang menjadi tim solid yang tak pernah mengenal kata menyerah, pantang bicara tak mampu dan pantang bicara kalah. Karena perjuangan Teguh Budiyanto sampai meraih NUN tertinggi se-Jatim, ia menjadi tak pernah mengenal kata putus asa dan percaya bahwa kerja keras bukan hal melelahkan, namun suatu hal yang pasti terjadi dalam pencapaian kita terhadap suatu tujuan. Tuhan akan selalu ikut campur dalam hidup kita. Usaha batin adalah faktor penting yang beriringan dengan usaha lahir, sehingga keduanya termasuk dalam rangkaian hebat perjuangan. Jadi, perjuangan merupakan paket mutlak bukan? Paket mutlak sebelum kita meraih sukses.
Tentu saja, semua itu harus dibarengi dengan jiwa besar. Jiwa besar dalam menerima segala kenyataan. Karena apapun kenyataan yang terjadi, itu adalah anugerah dan karunia Tuhan untuk kita. Aku percaya, Tuhan tak akan pernah membiarkan makhluknya yang berjuang dan bersabar. Tuhan Maha Pemurah. Tuhan Maha Penyayang. Tuhan Maha Kaya. Tuhan Maha Perkasa. Jadi, ketika kegagalan menerpa, itu adalah salah satu rencana Tuhan yang berbaik hati pada kita. Introspeksi diri, dan temukan lagi cara baru untuk menggapai bintangmu yang berkilauan menunggumu di puncak sana. Berjuang dan berjuang lagi, karena ini adalah langkah kita sebagai makhlukNya yang menyadari bahwa hidup adalah usaha, meski nantinya Tuhan yang menentukan. Tapi, percayalah, Tuhan tak akan pernah ingkar.
Jika perjuangan digabungkan dengan jiwa besar, maka sukses adalah hasilnya. Satu paket hebat dari realita planet kehidupan. Semoga Tuhan tak membutakan mata kita, semoga Tuhan terus memberikan jalan kepada kita untuk menyadari betapa baiknya Dia sehingga kita bisa terus berjuang. Hidup tak ada yang gratis, tak terkecuali nikmatNya. Kita perlu tanggung jawab untuk semuanya. Sukses bukan kebetulan. Sukses bukan keajaiban. Sukses adalah perjalanan. Perjuangan adalah pengabdian kita akan hidup dan tanggung jawab kita terhadap kenyataan. Dan, jangan pernah bermimpi akan sampai di puncak, jika kau tak punya sedikitpun hasrat untuk berjuang dan berkorban untuknya. Sukses ,perjuangan dan jiwa besar adalah paket hebat dalam hidup. Life for Struggle!!
Langganan:
Postingan (Atom)